Begini Asal-usul Nata de Coco yang Sering Jadi Campuran Es Buah

By Idam Rosyda, Sabtu, 23 Maret 2024 | 14:27 WIB
sejarah nata de coco (SajianSedap)

SajianSedap.com - Nata de coco merupakan salah satu bahan makanan yang populer, terutama utnuk campuran makanan yang manis.

Khususnya saat bulan ramadhan, nata de coco ini biasanya dijadikan sebagai campuran es buah atau makanan berbuka manis lainnya.

Bahan makanan ini pun bisa Anda dapatkan di toko bahan kue atau supermarket hingga minimarket loh.

Tak hera jika nata de coco selalu jadi buruan.

Meski populer, ternyata tak banyak yang tahu mengenai asal-usuld dari nata de coco loh.

Usut-punya usut, nata de coco bukan asli dari Indonesia.

Nata de coco sendiri adalah sebuah produk makanan berupa jeli berwarna putih yang bertekstur kenyal dan terbuat dari fermentasi sari kelapa.

Sejarah Nata De Coco

Nama nata de coco diambil dari nama orang yang menciptakannya, yaitu Nata.

Nata merupakan seorang pria asal Filipina yang berhasil menciptakan nata de coco pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975.

Secara ilmiah, nata merupakan jaringan selulosa yang dihasilkan dari sintesis gula oleh bakteri bernama Acetobacter xylinum melalui fermentasi.

Tidak hanya pada sari kelapa, tapi bakteri ini juga bisa hidup dan berkembang pada media lain, seperti tetes tebu, limbah pembuatan tahu, nanas, tomat, dan singkong.

Baca Juga: Cara Benar Menyimpan dan Menghangatkan ASI, Ikuti 8 Langkah ini Agar Tak Basi

Penamaan nata tergantung dari bahan dasar apa yang digunakan.

Contohnya, nata yang terbuat dari air kelapa disebut nata de coco, nata yang terbuat dari sari nanas disebut nata de pinna, dan nata yang terbuat dari singkong disebut nata de cassava.

Bahan dasar paling utama untuk membuat nata de coco adalah air kelapa dari buah kelapa yang sudah tua dan bakteri Acetobacter xylinum sebagai starter atau biangnya.

Bahan tambahan lain yang bisa digunakan untuk membuat bakteri adalah gula pasir, Zink amonium atau ZA yang bisa berasal dari ekstrak kecambah atau ekstrak jamur, dan asam cuka.

Ketiga bahan tambahan tersebut berguna untuk membantu mempercepat pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.

Bakteri Acetobacter xylinum bisa kamu peroleh dari sari buah nanas yang difermentasi.

Buah nanas yang digunakan harus sudah matang atau mendekati busuk.

Sari buah nanas dimasak dengan air dan gula pasir yang kemudian difermentasi selama dua sampai tiga minggu.

Bagian sari buah nanas fermentasi yang diambil untuk membuat nata de coco terletak pada bagian paling bawah yang berwarna putih keruh.

Nanas digunakan sebagai pembuatan bibit bakteri Acetobacter xylinum karena pada dasarnya bakteri tersebut telah hidup secara alami di dalam buah nanas walaupun jumlahnya sedikit.

Penambahan gula pada pembuatan biang adalah sebagai asupan makanan bakteri.

Setelah bakteri mendapat banyak asupan makanan, mereka akan tumbuh lebih banyak.

Nah sekarang sudah tahu kan sejarah dari nata de coco ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Asal Muasal Nata De Coco, Pertama Kali Diciptakan di Filipina

Baca Juga: 5 Hal ini Pantang Dilakukan Setelah Buka Puasa, No. 3 Masih Dilakukan Banyak Orang