Pertama, pada bayi dan anak kecil, kelompok usia dini lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan yang belum matang.
Yang kedua adalah ibu hamil.
Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.
Ketiga adalah lansia.
Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih mungkin meninggal karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.
Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan.
Individu dengan gangguan kekebalan sistem kekebalan lebih lemah dan lebih rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis.
Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.
Meski telur setengah matang bagi sebagian orang nikmat, namun kandungan proteinnya ternyata tidka sebanyak telur matang.
Ini karena penelitian menunjukkan bahwa penyerapan protein pada telur matang lebih banyak daripada telur mentah.
Sebuah studi kecil yang telah diterbikan dalam The Journal of Nutrition pada 1998, membandingkan penyerapan protein dari telur yang dimasak sempurna dan mentah pada 5 orang.
Baca Juga: Cara Membedakan Telur Busuk dan Segar di Warung, Salah Satunya Cuma Pakai Air
Studi tersebut menemukan bahwa 90 persen protein dalam telur matang terserap, tetapi hanya 50 persen dalam telur mentah.
Dengan kata lain, protein dalam telur yang dimasak 80 persen lebih mudah dicerna daripada protein dalam telur mentah.
Meskipun protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak, beberapa nutrisi lain mungkin sedikit berkurang dengan proses pemasakan.
Ini termasuk vitamin A, vitamin B5, fosfor dan kalium.
Wah dengan beberapa fakta ini sebaiknya kamu berhati ketika mengonsumsi telur setengah matang ya.
Semoga bermanfaat ya, Sase Lovers.
Baca Juga: Resep Bakwan Sayur Telur Puyuh, Camilan Renyah Anti Repot yang Mantap Di Lidah