Waspada! Penggunaan Tidak Tepat Piring dan Alat Makan Berbahan Jenis Ini Bisa Jadi Sarang Penyakit, Lo!

By Intan Yusan S, Minggu, 9 Juni 2024 | 10:00 WIB
Piring dan alat makan berbahan melamin, sebaiknya pilih yang BPA Free. (PJjaruwan)

SajianSedap.com - Piring dan juga alat makan lainnya, tentu menjadi peralatan penting di rumah.

Sebagai wadah makanan, piring juga berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan beragam jenis hidangan.

Hanya saja, tak banyak yang menyadari kalau jenis piring yang satu ini justru bisa berubah menjadi sarang penyakit, jika penggunaannya tidak tepat. Wah!

Ya, jenis piring tersebut adalah piring yang terbuat dari material jenis melamin.

Penggunaan alat makan dari melamin sebenarnya sudah sejak lama diimbau untuk digunakan.

Pasalnya, bahan dasar dari pembuatan piring, gelas hingga sendok berbahan jenis ini terbukti bisa menyebabkan penyakit di dalam tubuh.

Namun sayangnya, penggunaan melamin hingga kini masih terbilang marak lantaran harganya yang lebih murah dibandingkan bahan material lainnya.

Selain itu, alat makan berbahan melamin juga tidak mudah pecah sehingga dianggap awet untuk digunakan hingga bertahun-tahun lamanya.

 

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Otak-Otak, Sajian Spesial Akhir Pekan untuk Keluarga di Rumah

Baca Juga: Resep Tongkol Masak Gurih untuk Akhir Pekan di Rumah, Lauk Paling Enak Sedunia

Jika penggunaannya tak tepat, alat makan melamin bisa menganggu kesehatan.

Mengenal Bahaya Bahan Melamin

Sebagai informasi, melamin merupakan senyawa organik yang terbuat dari polimer sintesis, formaldehida, dan urea.

Sebuah studi dilakukan oleh Kaohsiung Medical University di Taiwan terkait bahan melamin ini.

Dari studi tersebut dapat disimpulkan, kandungan melamin dapat terserap oleh tubuh dari penggunaan peralatan makan.

Meskipun tidak dianggap berbahaya oleh FDA (Food and Drug Administration), namun pada kondisi tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan, khususnya pada anak kecil.

Salah satunya, ternyata kebanyakan alat makan atau piring melamin mengandung sejumlah kecil zat formaldehida dan zat karsinogen.

Zat ini sangat berbahaya jika diserap oleh tubuh.

Penjelasannya, suhu panas pada makanan bisa menyebabkan zat-zat yang terdapat pada melamin tadi memuai dan menyebar ke seluruh makanan.

Kemudian zat zat racun dari proses pemuaian dan penyebaran zat-zat tadi akan mengendap serta mengikat dan masuk lalu meresap dengan cepat ke dalam makanan.

Selanjutnya, jika zat melamin tadi terhirup oleh manusia, bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, seperti sesak napas.

Apalagi jika melamin yang terhirup berbentuk paetikel kecil seperti bubuk atau serbuk yang bisa mengakibatkan kerusakan hati dan keracunan di dalam darah.

Sedangkan melamin yang tertelan, bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, dengan gejala yang muncul berupa mual, muntah, hingga diare.

Dengan semua gejala yang muncul tadi, bahkan bisa menyebabkan berkurangnya urin sehingga bisa merusak ginjal.

Akan tetapi, jika masih ingin menggunakan peralatan makan berbahan melamin, ada baiknya memerhatikan sejumlah syarat pemakaian melamin pada alat makan berikut ini:

1. Kode Barang

Ketika memilih produk melamin, jangan hanya tertarik pada bentuk dan warnanya yang menarik saja. Jangan lupa juga untuk memeriksa kode barangnya.

Biasanya kode ini terdapat pada bagian bawah dari peralatan makan melamin. Melamin atau plastik yang disarankan adalah yang memiliki kode PP.

PP atau Polyprophylene, merupakan bahan utama dalam pembuat plastik dan melamin yang aman digunakan.

Selain itu, pilih juga peralatan makan yang memiliki tanda "BPA Free" atau "non-BPA".

BPA merupakan kepanjangan dari Bisphenol-A, yakni bahan kimia berbahaya yang menyerupai hormon estrogen versi kimiawi.

Ketika terlalu banyak masuk ke dalam tubuh, bahan ini akan mengganggu sistem kerja kelenjar endokrin dalam tubuh, hingga berpotensi menyebabkan penyimpangan pada metabolisme tubuh.

Sampai saat ini, melamin atau plastik yang paling aman digunakan sebagai alat makan, terutama untuk anak, adalah yang memiliki kode BPA Free, PP, dan ditandai kode angka lima (5) pada wadah melamin.

 

2. Warna

Warna Peralatan makan tentu dibuat dengan beragam warna, motif, dan desain.

Agar lebih aman, pilih produk melamin yang berwarna jernih dan tidak terlalu banyak berwarna.

Produk melamin dengan kode PP yang paling aman biasanya memiliki ciri-ciri berat yang lebih ringan, mengilap, jernih, kandungan plastiknya transparan, serta daya tembus uapnya rendah.

 

3. Usia Alat makan

Usia maksimal melamin dipengaruhi juga oleh kondisi barang itu sendiri. Usia melamin yang aman dipakai maksimal sekitar 6 bulan.

Namun syarat ini bisa juga dilihat dari cara penggunaan, perawatan, dan kondisi barangnya.

Jika melamin sudah tampak banyak tergores, sebaiknya segera ganti dengan wadah yang baru saja.

Tujuannya, agar makanan, terutama untuk anak, tidak terkontaminasi bakteri pathogen (penyebab penyakit) dan menyebabkan diare atau gangguan pada ginjal jika terserap pada makanan.

Jadi, sebenarnya boleh saja menggunakan piring melamin, hanya saja perhatikan dengan betul dan saksama cara penggunaannya, ya!