Sementara itu, penganut paham sarapan buah saja berargumen bahwa pagi hari adalah masa detoksifikasi ketika tubuh mengeluarkan sisa metabolisme.
Di masa itu, sebaiknya tubuh tidak dibebani dengan kerja mencerna banyak makanan.
Kebutuhan protein dan lemak cukup dicukupi dari menu makan siang. Sementara kebutuhan karbohidrat dicukupi pada makan malam.
Ada pula penganut paham “makan siang seperti raja”. Mereka beralasan bahwa tubuh membutuhkan energi paling besar di siang hari.
Itu sebabnya porsi makan siang harus paling besar. Makan pagi dan makan malam cukup dalam porsi kecil saja.
(Baca juga: Brunch Cantik dan Mewah dengan Resep Sausage Croissant Egg Tart)
Sarapan jelas penting, tapi gizi tercukupi itu jauh lebih penting
Jika pertimbangannya adalah pendapat yang paling banyak dianut kalangan ahli gizi, yang paling dianjurkan adalah sarapan gizi lengkap dengan porsi sedang alias “porsi ratu”.
Yang dimaksud “gizi lengkap” adalah bahwa menu sarapan mengandung karbohidrat, serat, vitamin, mineral, protein, lemak secukupnya, dan air.
Adapun ukuran “porsi sedang” adalah sekitar seperempat dari total kebutuhan kalori harian.
Banyak orang sengaja tidak sarapan dengan alasan mengurangi asupan kalori agar berat badan bisa turun.
Kebiasaan sarapan ternyata justru bisa mengurangi risiko kegemukan.