SajianSedap.com - Program diet ketogenik yang sudah ada sejak lama, kini kembali jadi bahan omongan.
Bahkan sekarang diet ketogenik dikenal untuk program bagi orang yang ingin menurunkan berat badan.
Padahal, justru awal kemunculannya hanya untuk proses penyembuhan penyakit.
Karena diet pemilihan makanan ini diperuntukkan untuk terapi berbagai penyakit, bukan untuk orang yang sedang sehat.
Tanpa menghilangkan tujuan awal dari diet ini, simak penyakit apa saja yang bisa disembuhkan dengan diet ketogenik.
Epilepsi
Penyakit ini menjadi awal dari penerapan diet ketogenik.
Meningkatnya kadar keton di dalam darah mampu mengurangi terjadinya kejang.
Penelitian menunjukkan adanya efek ketenangan sehingga meredakan kejang akibat serangan epilepsi.
Seorang ahli nutrisi di Cleveland Clinic Children’s Hospital, mencoba meneliti anak-anak yang terkena epilepsi.
Hasilnya, 50% tidak kejang dan 85% mengalami penurunan kejang setelah melakukan diet ketogenik selama 3 bulan.
(Baca juga: Bubur Sumsum Tidak Akan Menggumpal Lagi Kalau Kita Ikuti Tips Mudah Ini)
(Baca juga: Pantas Saja Gemuk, Begini Cara Pintar Cynthia Lamusu Supaya Si Kembar Lahap Makan)
Mencegah Disfungsi Ereksi Pada Pria
Seseorang yang memiliki kadar gula darah yang tinggi bisa terkena penyakit diabetes tipe-2, yaitu jenis diabetes yang diakibatkan karena tubuh tidak mampu menghasilkan insulin yang dibutuhkan untuk mengontrol kadar gula darah di tubuh.
Gula darah pun semakin bertumpuk dan menghasilkan penyakit diabetes tipe-2.
Diabetes tipe ini bisa menyebabkan kerusakan saraf tepi yang bertugas untuk menjalankan otot dan organ tubuh.
Aliran pembuluh darah ke penis juga akan terhambat sehingga pria akan mengalami disfungsi ereksi.
Sekitar 50% penderita diabetes tipe-2 akan mengalami masalah seksual ini.
Tipe diet ketogenik bisa jadi alternatif bagi kita yang ingin menurunkan gula darah.
Karena setiap harinya hanya diperbolehkan mengonsumsi sekitar 30% karbohidrat, maka asupan karbohidrat yang sedikit bisa membuat gula darah menurun.
Jika gula darah di dalam tubuh hanya sedikit, proses berjalannya gula darah akan semakin lancar.
Dan tidak akan terjadi penumpukan.
(Baca juga: Pssst... Rempah Dapur Ini Bisa Bikin Suasana Ranjang Makin Panas!)
Kanker Otak
Sebuah laporan di tahun 1995 menuliskan adanya dua penderita kanker otak yang melakukan diet ketogenik untuk penyembuhannya.
Setelah 7 hari, kadar gula orang pertama menurun dan glukosa yang diambil pada daerah tumor mulai berkurang hingga 21,8%.
Sementara orang kedua, mendapatkan hasil yang signifikan karena kanker tersebut tidak meluas.
Diet ketogenik akan mengonsumsi lemak lebih banyak dari karbohidrat.
Untuk menghasilkan energi, tubuh juga bisa memanfaatkan lemak yang mengandung zat keton.
Zat ini tidak memberikan energi pada sel kanker.
Sehingga, secara perlahan sel kanker akan mati.
(Baca juga: Ternyata Kecepatan Mengunyah Makanan Bisa Bantu Diet, Lho!)
Gangguan Memori
Setiap otak digunakan dalam aktivitas kita, glutamat pada sel otak akan meningkat.
Kebanyakan glutamat akan membuat otak kehilangan fokus bahkan sulit mengingat.
Untuk mencegahnya, glutamat ini harus diubah menjadi GABA atau saraf pembawa pesan dari otak ke bagian tubuh lain.
Kehadiran keton pada diet ketogenik akan memberikan sumber energi pada otak.
Sehingga proses glutamat berubah menjadi GABA akan lebih cepat dan mudah.
Hal ini yang bisa mengurangi keluhan sulit konsentrasi hingga pelupa seperti yang sering ditemukan pada penderita demensia hingga Alzheimer.
Walaupun bisa menyembuhkan penyakit, jangan langsung mencoba diet ketogenik ini tanpa konsultasi dengan pihak medis.
Karena beda tingkat penyakit, akan berbeda juga pola diet yang dilakukan. (Nesya)
(Baca juga: Lengkapi Gizi Keluarga dengan Cah Bayam Telur Puyuh yang Super Sedap)
(Baca juga: Wah, Sensasi Pedas nan Lezat Telur Masak Pedas ini Sayang Banget Kalau Dilewatkan)
(Baca juga: Hari ini Bikin Puding Gula Merah Sagu Mutiara ini yuk! Rasa Manis dan Lembutnya Sempurna Di Lidah)