Lebih dari Sekedar Kuliner, No Reservations, Acara Nyeleneh Warisan Anthony Bourdain

By David Togatorop, Jumat, 8 Juni 2018 | 22:50 WIB
No Reservations, acara kuliner nyeleneh (Google)

Sajiansedap.grid.id - Nama Anthony Bourdain mungkin lebih dikenal sebagai seorang chef dan seorang selebriti televisi.

Namun sebenarnya Bourdain lebih dari itu. 

Tidak bisa dikatakan dengan jelas apa sebenarnya yang ia lakukan. Dalam acara televisinya, "No Reservations" Bourdain tidaklah benar-benar memasak seperti yang dilakukan para chef pada umumnya dalam acara memasak.

Bila dikatakan "No Reservations" adalah acara memasak, maka sebenarnya lebih dari itu. Sebab, Bourdain mengunjungi berbagai tempat di pelosok dunia, dan bukan tempat yang umum dikunjungi.

BACA JUGA: Ternyata Ini 5 Saus Andalan Semua Chef Restoran Chinese, Langsung Contek!

"No Reservations" mulai tayang pada tahun 2005 dan menyelesaikan tujuh tahun perjalanannya pada tahun 2012.

Apakah "No Reservations" adalah acara "jalan-jalan" yang menunjukkan berbagai tempat eksotis untuk memancing pemirsanya segera memesan tiket ke agen perjalanan?

Tidak juga.

"No Reservations" mengunjungi tempat-tempat yang seakan dipilih secara acak. Tidak melulu tempat yang tidak ada dalam peta, namun juga tempat yang memang populer dan tujuan wisata, misalnya ibu kota sebuah negara besar.

Dalam sebuah episode "No Reservations" diperlihatkan bagaimana Bourdain dan tim memilih tempat mana yang dikunjungi. Tim itu mendapatkan ratusan surat dan email yang membujuk mereka untuk mendatangi suatu tempat.

BACA JUGA: Chef Silvia Baldini: Ini Masakan yang Harus Anda Kuasai Sebelum Berumur 30 Tahun!

Entah metode apa yang dipakai Bourdain hingga akhirnya dia memilih suatu daerah tertentu. Mungkin karena isi surat itu yang menunjukkan suatu hal tidak biasa.

Bisa jadi Bourdain memilih Jakarta sebagai tempat yang dikunjunginya karena dia membaca tentang bagaimana pelayan restoran Padang sanggup membawa belasan piring di kedua tangannya.

Bukan hanya tentang keunikan suatu tempat. Yang membuat "No Reservations" menarik adalah siapa yang ditemui Bourdain di tempat tujuan itu dan apa yang dibicarakan mereka.

Bourdain bisa memilih nobody, bukan pesohor atau wanita cantik atau pria tampan sebagai co-host di tempat itu. 

Yang dipilih bisa jadi seorang petani di sebuah desa, atau sebuah keluarga lengkap, atau seorang ibu rumah tangga.

BACA JUGA: Pesepakbola Termahal di Dunia Ini Bayar Koki Restoran Hanya Untuk Belajar Bikin Telur Dadar?

Bourdain memang bisa memilih seseorang sesukanya. Konon dia bisa menolak pengunjung di "Le Halles" restoran tempat dia  bekerja dulu di New York karena sang pengunjung adalah penggemar Billy Joel (Bourdain memang penggemar musik punk).

Pembicaraan pun "ngalor ngidul", bukan hanya seputar makanan, tapi juga seputar politik hingga cara beternak. Sambil tak ketinggalan narasi khas Bourdain sepanjang acara yang kadang disertai dengan caci maki sesekali.

Memang selalu ada unsur kuliner ketika mereka berbicara. Walaupun demikian, kuliner yang dipertunjukkan tidak melulu menu eksotis dengan rempah-rempah ajaib. Bisa jadi Bourdain dan co-host itu hanya makan sepotong hot dog atau taco yang dijual dari sebuah van.

BACA JUGA: Begini Cara Tepat Mengolah Sayap Ayam, Tak Kalah Dengan Buatan Resto!

Banyak acara dan pembawa acaranya mencoba meniru "No Reservations". Namun mereka hanya mencoba meniru gaya kemacho-machoan yang dipaksakan untuk menjadi seperti Bourdain (kadang pakai lengan pendek supaya tatonya terlihat). Atau mereka terlanjur terperosok menjadi seorang traveller yang malah memaksakan diri membahas kuliner setempat.

Lalu bagaimana cara membuat acara sebagus "No Reservations" yang khas bahkan nyeleneh? Mungkin hanya Bourdain yang sanggup.