SajianSedap.id – Ribuan wanita dan gadis remaja yang selamat dari kebrutalan Boko Haram membentuk kelompok karena mereka jadi korban kekerasan anggota keamanan Nigeria yang mengklaim sedang membantu mereka.
Sebuah video berjudul ‘They betrayed us’ (Mereka mengkhianati kami) memperlihatkan bagaimana anggota militer Nigeria dan Civilian Joint Task Force (Civilian JTF) yang bekerja bersama mereka telah memisahkan mereka dari para suami mereka.
Baca Juga : Mau Kulit Tangan Halus Dalam Sekejap? 3 Ramuan Ajain Ini Wajib Dibuat, Cuma Pakai Bahan Dapur!
Para wanita itu kemudian dikurung di “kamp satelit” terpencil di mana mereka diperkosa dan kadang-kadang diberi imbalan makanan.
Amnesty International telah mengumpulkan bukti bahwa ribuan orang mati kelaparan di kamp-kamp negara bagian Borno, Nigeria Timur, sejak tahun 2015.
Pengakuan Para Wanita
Para wanita ini harus hidup terpisah dari suami mereka karena pada tahun 2015, pemerintah Nigeria meluncurkan operasi militer untuk merebut kembali wilayah yang dikontrol oleh Boko Haram.
Namun kenyatannya, para pria dewasa dipisahkan dan dikumpulkan sendiri.
Mereka justru dituduh sebagai anggota Boko Haram sehingga banyak dari mereka yang dipukuli, dipenjara, bahkan dibunuh.
Sejumlah wanita menggambarkan bagaimana tentara dan anggota Civilian JTF menggunakan kekerasan dan ancaman untuk memperkosa mereka.
Mereka dikatakan memanfaatkan keadaan di mana semua orang merasa lapar dan memaksa mereka untuk menjadi kekasih mereka yang melibatkan hubungan intim.
Seorang wanita bernama Ama (bukan nama asli), menceritakan bahwa tentara dan anggota Civilian JTF akan memberikan makanan.
Tapi di malam hari sekitar jam 5 atau 6 sore, mereka akan datang kembali dan menyuruhnya untuk datang ke tempatnya.
Wanita 20 tahun itu berkata kalau ada salah satu dari mereka yang menyuruhnya untuk mengambil air dari tempatnya.
Baca Juga : Ya Ampun! Pangeran Dubai Habiskan Rp 1,4 Miliar Untuk Makan Malam, Menunya Bikin Melongo
Tapi begitu Ia sampai, pria itu menutup pintu tenda di belakangnya dan memperkosanya.
10 orang wanita lain di kamp juga mengatakan kalau mereka dipaksa jadi kekasih anggota keamanan untuk menyelamatkan diri mereka dari kelaparan.
Sebagian besar wanita ini sudah kehilangan anak-anak atau kerabatnya karena kekurangan makanan, air, dan perawatan kesehatan di kamp.
Mulai Angkat Bicara
Sejak tahun 2015, banyak LSM dan organisasi kemanusiaan yang telah melaporkan kekerasan seksual dan kematian di kamp Nigeria Timur.
Sementara itu pihak berwenang hanya berjanji untuk menyelidiki laporan tersebut tanpa tindakan nyata.
Proses investigasi pun berujung tidak jelas karena tidak ada laporan yang dipublikasikan.
Pada bulan Agustus 2017, Pejabat Presiden Nigeria, Yemi Osinbajo, membentuk Panel Investigasi Kepresidenan untuk meninjau kepatuhan militer dan kewajiban hak asasi manusianya.
Baca Juga : Resmi Jadi Duda, Sule Buktikan Kalau Dirinya Bahagia dan Masih Bisa Makan Malam Lengkap di Rumah
Banyak perempuan yang bersaksi di depan Panel dan menyerahkan laporannya kepada Presiden Muhammadu Buhari.
Para wanita Nigeria ini juga menyatukan kekuatan dan membuat surat berisi nama-nama keluarga atau kerabat yang hilang, dipenjara, dan terbunuh.
Menurut mereka, daripada mereka hanya diam dan menerima keadaan, ini saatnya bagi mereka menyuarakan kesusahan mereka pada pemerintah.
Dan mereka tidak akan berhenti sampai dunia mendengar.
Baca Juga : Dengan Segelas Es Rujak Serut, Siang yang Terik Terasa Lebih Adem