Sajiansedap.id – Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang wilayah Kota Palu dan Kabupaten Donggala & Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) telah memakan korban jiwa sebanyak 832 orang.
Jumlah yang nyaris menyentuh angka 1000 itu tercatat pada Minggu (30/9) pukul 13:00 kemarin.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Korban Selamat Berebut Makanan di Minimarket
Selain menyisakan duka karena banyaknya korban tewas, gempa di Sulawesi Tengah ini juga menyisakan kemirisan di antara korban selamat.
Bagaimana tidak miris, korban selamat mengalam kekurangan bahan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.
Akibatnya, mereka terpaksa rebutan makanan di sejumlah minimarket hingga berebut bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU.
Rebutan makanan dan BBM itu marak terjadi di Kota Palu pasca gempa besar terjadi.
Baca Juga : Lapak Buahnya Tetap Kokoh Walau Diterjang Gempa Tsunami Palu, Penjual Buah Ini Dapat Rezeki Tak Terduga
Salah seorang warga yang bernama Abdullah mengaku bahwa mereka terpaksa berebut makanan di minimarket, karena tak ada lagi makanan untuk bertahan hidup.
Dapur umum pun sulit ditemukan.
Abdullah mengatakan, "Susah cari makan, Alfamidi dan Bumi Nyiur Swalayan (BNS) jadi rujuan warga."
Presiden RI menegaskan bahwa aksi berebut makanan itu bukan penjarahan seperti yang marak diberitakan oleh media.
Namun, hal itu adalah bentuk kebaikan hati pemilik toko untuk membantu sesamanya yang sedang kesusahan.
Tanggapan Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia
Mendengar kabar yang marak diberitakan oleh media ini, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) juga memberikan tanggapannya.
Dilansir dari kompas.com, Senin (1/10), Polri mengingatkan masyarakat yang mengambil barang yang bukan miliknya merupakan tindak pidana.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu: Korban Selamat Jarah Mini Market Karena Krisis Makanan, Mendagri Angkat Bicara
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto terkait kejadian berebut makanan di sejumlah toko pasca bencana gempa.
Meskipun demikian, Setyo mengungkapkan bahwa pihaknya bisa memberikan toleransi untuk masyarakat yang mengambil kebutuhan bahan pokok mengingat situasi yang sangat mendesak.
"Oleh sebab itu, kepada masyarakat diimbau kalau itu memang kebutuhan pokok, kita mungkin masih dalam batas toleransi, tetapi kalau itu sudah barang-barang yang lain, itu kriminal," tutur Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kepada wartawan Kompa, Senin (1/10).
Setyo mengingatkan, tindakan penjarahan dalam artian yang sebenarnya tetap tidak diperbolehkan.
Oleh sebab itu, pengamanan menjadi salah satu prioritas jajarannya.
"Oleh sebab itu, kami mohon dengan hormat dan sangat, ini menjadi atensi kita dan kami akan mengamankan, Polda Sulteng dan jajarannya akan dibantu dengan personel Polda tetangga, nanti akan dikirim dari Mabes Polri dan Polda lain, akan siap mengamankan," ujar Setyo.
Baca Juga : Ingin Tolong Korban Gempa di Palu dan Donggala? Makanan Praktis Ini Paling Dibutuhkan!
Sejumlah warga di Kota Palu berebut makanan di minimarket hingga pasar swalayan pasca gempa dan tsunami.
Mereka beralasan sulit mendapatkan makanan.
Presiden RI sebelumnya memastikan, bantuan makanan dan air minum akan dikirim ke lokasi bencana di Sulawesi Tengah dalam jumlah sebanyak-banyaknya.
Semoga bantuan Pemerintah dengan cepat sampai ke korban yang membutuhkan.
Baca Juga : Belum Tertangani, Status Korban Gempa Palu dan Donggala yang Ada di Belakang Bukit Jadi Viral