Berhenti Mengonsumsi Junk Food Ternyata Tak Sama dengan Berhenti Merokok, Efeknya Bahkan Lebih Berbahaya, Ini Faktanya

By Raka, Selasa, 2 Oktober 2018 | 18:45 WIB
Junk Food (hindustantimes.com)

Riset menyebutkan, mereka yang berhenti mengonsumsi makanan olahan, seperti keripik dan kue, mengalami gejala penarikan fisik dan psikologis seperti orang yang berhenti merokok.

Gejala ini akan menyebabkan perubahan suasana hati, mengidam, kecemasan, sakit kepala dan terganggunya tidur.

Gejala ini akan terjadi secara intensif antara dua dan lima hari setelah mengurangi konsumsi junk food.

Demikian menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Appetite.

Baca Juga : Jangan Dibuang! Teh yang Sudah Basi Ternyata Bisa Hitamkan Rambut Sampai Basmi Ketombe, Ini Caranya

Penelitian tersebut melibatkan 200 orang yang pola makannya diikuti dalam satu tahun terakhir.

Peserta juga diminta mengisi kuesioner untuk menilai gejala penarikan.

Ilustrasi Sakit Kepala

Penilaian yang disebut Highly Processed Food Withdrawal Scale ini diadaptasi dari tes yang dipakai untuk mengukur gejala penarikan dari obat-obatan.

Erica Schulte, pemimpin riset, mengatakan riset ini adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa orang dapat mengalami penarikan dari makanan.

Lebih lanjut, penelitian ini membuktikan bahwa makanan yang diproses, yang biasanya mengandung kadar gula berlebihan, dapat menyebabkan kecanduan.

Bisa tingkatkan risiko diabetes

Segera menjahui junk food adalah fakta yang harus segera dilakukan.

Hal ini karena dengan satu burger porsi jumbo dan kentang goreng, sudah dapat memberatkan kerja liver dan berpotensi sebabkan penyakit, bahkan pada orang yang benar-benar sehat.

Satu kali makan junk food, seperti burger ukuran besar, sudah cukup untuk meningkatkan kandungan lemak jenuh dan menyebabkan resistensi insulin.

Resistensi insulin sendiri merupakan awal dari diabetes.