Ditambah lagi dulu ayahnya menderita sakit keras, ekonomi keluarganya pun semakin terpuruk.
Dato pun akhirnya harus putus kuliah.
Demi bisa makan dan melangsungkan hidup, ia pun mengikuti jejak sang ayah membuat becak.
Hidup memang selalu berputar, tak selalu susah dan menderita, kehidupan Dato perlahan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Dato mendapatkan beasiswa untuk bisa berkuliah jurusan bisnis di Nanyang Technological University di Singapura saat ia berusia 20 tahun.
Sambil kuliah, ia tidak berdiam diri tanpa melakukan apapun untuk membiayai hidupnya selama di sana.
Saat itu Dato seraya mengerjakan bisnis pakaian perempuan yang ia beli di Singapura lalu ia jual di Indonesia.
Ia tidak menyangka, berawal dari bisnis pakaian kecil-kecilan itu, keinginannya untuk terus belajar bisnis tumbuh terus hingga akhirnya ia sukses.