Hati-Hati! Suhu di Jawa Makin Panas Akibat Fenomena Alam, Ini 5 Trik Cerdas Agar Tubuh Tak Dehidrasi

By Miyanti, Kamis, 11 Oktober 2018 | 11:15 WIB
Ilustrasi (horizoninvestments.com)

Sajiansedap.id – Anda merasa suhu udara di Jawa semakin panas? Tenang, Anda tak sendiri merasakan hal ini.

Banyak warga Pulau Jawa lainnya yang mengeluhkan hal yang sama di media sosial.

Di bulan Oktober, biasanya kita sudah memasuki musim hujan yang identik dengan turunnya air hujan dan suhu udara yang dingin.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, suhu udara di Jawa dan sekitarnya sekarang malah terasa lebih panas dari biasanya.

Lantas, apa yang menyebabkan suhu udara lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya?

Baca Juga : Kaya Dari Lahir dan Selalu Glamour, Sendal Bupati Minahasa Saat Kunjungi Pasar Ikan Langsung Bikin Heboh

Penyebab Suhu Udara Lebih Panas

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Djatmiko, menjelaskan bahwa suhu di kota-kota di Jawa saat ini berada dalam kisaran 34-37,5 derajat celcius.

Suhu tersebut memang dinilai cukup panas, akan tetapi masih masuk dalam taraf wajar.

Pasalnya, negara kita termasuk dalam wilayah tropis, suhu maksimum wilayah Jawa dan Indonesia dalam 30 tahun terakhir juga berada pada kisaran angka tersebut.

Menurut keterangan Hary, panas yang dirasakan ini umum terjadi pada masa pancaroba, karena saat ini kita tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumumpulan awan hujan sedang aktif.

Adanya fenomena yang membuat publik merasa begitu kegerahan ini juga berkaitan dengan posisi matahari.

Posisi matahari yang sedang berada tepat di wilayah bumi selatan ini begitu berpengaruh pada Indonesia.

Baca Juga : Syahnaz Sering Banget Makan Mangga Hingga Dikabarkan Ngidam, Ternyata Ini Alasannya

Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.

"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indoneisa. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," terang Hary.

Selain itu, kelembaban udara yang rendah juga menjadi faktor lain yang memengaruhi.

Hary mengatakan, "Kala kelembabannya rendah, proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya lebih kecil, bukan lambat, tapi kecil. Kalau lebih kecil potensi hujannya jadi relatif lebih kecil, suhunya jadi panas.”

Aliran massa udara dingin dan kering dari Australia membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.

Angin ini melalui Indonesia bagian selatan khatulistiwa, yang mengakibatkan udara terasa lebih panas.

Baca Juga : Biar Malam Jadi Makin Hangat, Sajikan Wedang Jahe Moka Ini Saja, Yuk!

Suhu Udara Tergolong Normal

Meski begitu, Hary mengungkapkan bahwa cuaca dan musim pada tahun 2018 tergolong normal.

"Tidak sebasah dua tahun belakangan," ujarnya sambil menerangkan bahwa 2016 dan 2017 bisa dikatakan sebagai tahun basah, sementara 2015 adalah tahun kering.

Panas terik dan rasa kegerahan ini pun tak hanya dirasakan oleh masyarakat di pulau Jawa saja.

Tetapi di seluruh wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Menurut data BMKG tersebut, tampak bahwa suhu di wilayah selatan khatulistiwa tinggi.

Pantauan Stasiun Meteorologi Jatiwangi di Majalengka, suhu mencapai 37,4 derajat Celsius.

Sementara di stasiun meteorologi Gewayantana, Nusa Tenggara, suhu mencapai 35,2 derajat Celsius.

Di Jakarta sendiri menurut pantauan stasiun meteorologi Kemayoran, suhunya 34,2 derajat Celsius.

Baca Juga : Pernah Disebut Bangkrut Demi Bayar Hutang Suaminya, Asmirandah Justru Pamer Keliling Dunia Sambil Kulineran

Hary pun menjelaskan bahwa jadwal datangnya hujan akan sedikit mundur.

Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan mundur 10 sampai 30 hari dan akan mulai pada akhir Oktober atau awal November.

Jadi, panas, gerah, dan terik yang dirasakan bukan hanya faktor suhu semata tetapi juga soal posisi matahari dan kelembaban udara.

Mengingat suhu udara yang membuat kita kegerahan ini, tubuh kita tentu rentan mengalami dehidrasi.

Oleh sebab itu, kita wajib mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup agar cairan di dalam tubuh tetap terjaga.

Selain itu, Anda juga bisa mengikuti lima trik makan dan minum ini agar tubuh tak mengalami dehidrasi.

Simak triknya berikut ini.

Baca Juga : Cerai dari Pengusaha Tajir, Catherine Wilson Bahagia dengan Kesendiriannya, Momen Makan Ini Jadi Buktinya

Menjaga Asupan Cairan Tubuh

Ilustrasi

1. Tambahkan Potongan Buah Segar ke dalam Air Putih

Banyak orang yang malas minum air putih karena rasanya yang begitu-begitu saja.

Agar lebih semangat dan cairan dari air putih lebih bernutrisi, Anda bisa menambahkan potongan buah segar, seperti potongan lemon, stroberi, sitrus, atau jeruk.

Mentimun dan daun pepermin juga nikmat jika dimasukkan ke dalam air putih bertemperatur sejuk atau dingin.

2. Jus Buah Segar

Makan buah di suhu yang terik seperti sekarang ini lebih baik di jus daripada dimakan langsung.

Namun ingat, jus buah segar yang dibuat harus jus buah asli tanpa tambahan gula.

Pasalnya, jus buah segar merupakan alternatif minuman sehat yang sangat kaya akan vitamin dan mikronutrisi yang baik untuk menambah cairan tubuh.

Baca Juga : Saking Mudah, Perkedel Jagung Dan Udang Ini Pasti Selalu Dibuat Setiap Hari

3. Sparkling Water

Cobalah untuk air mineral alami effervescent atau sparkling water yang akan memberikan manfaat tambahan mineral.

Anda juga bisa minum air karbonat dengan tambahan irisan buah kesukaan, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

4. Minum Teh

Sekarang ini teh sudah tersedia dengan beragam rasa dan varian.

Ada teh rosella, melati, pepermin, teh hitam, hijau, putih yang kaya antioksidan, bahkan teh rasa buah.

Pilih mana yang sesuai selera Anda, nikmati hangat atau dingin, sesuaikan saja dengan cuaca hari ini.

Baca Juga : Makin Glamor Setelah Nikahi Pengusaha Sukses, Intip Potret Terbaru Diah Permatasari yang Suka Kulineran

5. Makan Sup

Sup jamur, sup ayam, sup krim, sup sayur atau makaroni, juga bisa menjadi alternatif menambah jumlah cairan tubuh selain minum air putih.

Pasalnya, sup mengandung air dalam jumlah yang banyak.

Namun hati-hati dengan sodium dalam garam yang biasa digunakan sebagai penambah rasa dalam sup.

Rekomendasi harian asupan sodium menurut Food and Drug Administration adalah 2.309 miligram atau setara dengan satu sendok teh garam.

Baca Juga : Mulai Hari Ini, Sajikan Menu Makan Malam Tak Biasa Dengan Resep Ayam Goreng Garing

Jaga terus keseimbangan cairan tubuh Anda di udara yang terik ini, Sase Lovers!