Seperti Sariwangi, Perusahaan Jamu Legendaris Ini Juga Dinyatakan Pailit, Hutangnya Mencapai Milyaran Rupiah!

By Raka, Kamis, 18 Oktober 2018 | 12:45 WIB
Tak mampu bersaing, perusahaan jamu legendaris ini dinyatakan pailit (Kompas.com)

 

SajianSedap.id - Kabar mengejutkan datang dari salah satu perusahaan teh terbesar di Tanah Air.

Pasalnya, Selasa (16/10) Sariwangi dinyatakan pailit oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Baca Juga : Disebut Bangkrut dan Tak Terawat Karena Narkoba, Begini Penampilan Tebaru Roger Danuarta Saat Dihadiahi Kue Ulang Tahun

Hal ini dikarenakan Sariwangi telah terbukti lalai menjalankan kewajibannya sesuai rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terdahulu.

Dalam PKPU tersebut, Sariwangi dinyatakan punya utang senilai Rp 1,05 triliun!

Selain Sariwangi, terdapat sejumlah perusahaan besar yang dinyatakan pailit.

Salah satunya datang dari perusahaan jamu yang sangat dikenal melegenda.

Kabar sedih bagi penikmat produk-produk dari pabrik jamu legendaris Nyonya Meneer.

Pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1919 kini dinyatakan bangkrut.

Hal ini disampaikan oleh Pengadilan Negeri Semarang pada 3 Agustus 2017 lalu, bahwa PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit.

bangkriutBaca Juga : Sempat Bangkrut Karena Bayar Hutang Suami, Kerajaan Bisnis Ini yang Buat Asmirandah Kembali Bergelimang Harta

Pertanyaannya, apa sebenarnya penyebab besar dari kebangkrutan pabrik yang mampu bertahan hampir 100 tahun, tepatnya sekitar 98 tahun.

Logo perusahaan Nyonya Meneer

Dirangkum dari TribunWow.com terdapat dua penyebab besar yang membuat pabrik penuh kenangan masa kecil bagi generasi 90an ke bawah, harus gulung tikar.

1. Terjerat hutang miliaran rupiah

Perusahaan Nyonya Meneer ternyata memiliki hutang hingga Rp7,4 miliar.

Fakta lain yang terungkap perusahaan jamu legendaris ini tak mampu membayar kewajibannya sesuai perjanjian.

Anggota majelis hakim PN Niaga Semarang, Wismonoto, mengatakan, pihak penggugat mengajukan gugatan karena tidak puas atas proses pembayaran hutang sebagaimana diatur dalam perjanjian damai.

Dalam waktu yang ditentukan, perusahaan dinilai tidak menunaikan kewajibanya.

Atas dasar itu, kreditur meminta agar perusahaan dipailitkan.

“Dalam waktu sekian tahun, dalam rentang waktu itu dinilai tidak signifikan. Perjanjian (damai) itu dibatalkan dalam persidangan,” jelasnya kepada Kompas.com.

Setelah keputusan tersebut, PT Nyonya Meneer akan diserahkan kepada tim pengurus dan kurator untuk proses tahap selanjutnya.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini

 Seluruh aset prusahaan juga akan segera dilelang untuk melunasi utang pada para kurator.

"Kalau dinyatakan pailit, semua aset Nyonya Meneer harus dikelola oleh semacam kurator. Nanti kreditur mana yang diutangi, diambil alih oleh kurator lalu dilelang, hasil lelang berupa uang dibayarkan ke kreditur sesuai porsinya," imbuhnya.

Baca Juga : Venezuela Terancam Bangkrut, Karyawan Perusahaan Hanya Digaji dengan Telur Ayam!

Sementara itu pihak kuasa hukum dari PT Nyonya Mener belum menentukan sikap atas putusan tersebut.

2. Tidak mampunya bersaing dalam berbisnis di era digital

Seorang ekonom senior Indef, Didik J Rachbini menilai keterpurukan PT Nyonya Meneer terjadi karena tidak bisa bersaing di era digital.

Menurut Didik, ‎penjualan ritel pada saat ini memang mengalami penurunan dan berubah secara cepat.

Ragam produk dari Nyonya Meneer

Sehingga dapat mematikan industri-industri yang tidak bisa beradaptasi perkembangan.

‎"Pemerintah harus perbaiki ekonomi, ditingkatkan pertumbuhan industrinya, karena ini berubah dengan cepat, mungkin saja ratusan perusahaan bisa hilang nanti," tuturnya, dikutip dari Tribunnews.com.

Masalah manajemen hingga tak bisa mengikuti pasar

Pendapat lain muncul dari Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.

Bambang menilai, PT Nyonya Meneer tidak bisa mengikuti keinginan pasar makanya gulung tikar karena dalam dunia bisnis itu yang bisanya terjadi.

"Soal jamu, kita lihat ada merek lain yang saya sebut bisa melakukan adjustment dengan baik, keuntungan dan omzet pun meningkat," ujar Bambang, dikutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga : Agar Tahan Lama, Ikuti 3 Langkah Mudah Menyimpan Jamur Berikut Ini

Ia tidak ingin menjustifikasi adanya masalah manajemen Nyonya Meneer, namun hal ini bisa saja terjadi pada perusahaan lama.

Fenomena seperti ini juga terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat.

Hal ini terjadi karena tidak mampu berinovasi.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 3 Penyebab 'Besar' Bangkrutnya Pabrik Jamu Legendaris Nyonya Meneer.