Atasi Kemarahan di Media Sosial Bersama ABC Sari Kacang Hijau!
SajianSedap.com - Media sosial sangat banyak memberikan manfaat bagi penggunanya.
Pada dasarnya, media sosial merupakan wadah untuk saling berbagi. Namun di sisi lain, hal tersebut juga memiliki efek negatif.
Salah satunya adalah unggahan kemarahan dan kebencian yang terus meningkat dan sulit dikendalikan.
Kamis (26/9) kemarin, ABC Sari Kacang Hijau launching program baru di Crown Plaza Jakarta.
ABC Sari Kacang Hijau meluncurkan sebuah inisiatif untuk mengurangi kemarahan di media sosial.
Baca Juga: For The Soul and For The Belly: Soto Ayam, Indonesia's Chicken 'Soup'
Acara ini diisi oleh Steve Debrabandere (Managing Director, KraftHeinz Indonesia dan Papua Nugini).
Anissa Permatadietha (Marketing Manager, Ready to Eat & Beverage, Kraft Heinz ABC
Indonesia).
Dr. Juwalita, SpGk (Nutrition Specialist), dan Sarah Ayu (Social Media Influencer).
ABC Sari Kacang Hijau secara konsisten ingin mengkomunikasikan misinya untuk mengurangi kemarahan, dengan mengendalikan rasa lapar.
Sebab, pada dasarnya orang akan mudah marah ketika mereka lapar, terutama mereka yang berada di rentang usia 18 – 30 tahun.
Merunut pada data dari Crimson Hexagon, di Indonesia, dari awal tahun 2019, setidaknya ada lebih dari 70.000 pesan negatif beredar di media sosial.
Setiap harinya angka tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.
Dengan tujuan untuk mengurangi kemarahan di media sosial, ABC Sari Kacang Hijau meluncurkan sebuah program kampanye Anti Maper (Marah Laper).
Pengaturan gula kunci untuk mengontrol emosi
Melalui kampanye ini, ABC Sari Kacang Hijau percaya bahwa dengan mengurangi rasa lapar, tingkat kemarahan akan menurun.
"Ini merupakan kampanye digital holistik. Melalui kampanye ini, ABC Sari Kacang Hijau menghimbau para pengguna media sosial untuk mengurangi unggahan kemarahan mereka,"
Baca Juga: Garap Film Rumah Kentang, Luna Maya Ceritakan Kisah Horor Ketempelan Saat Shooting: Badan Sakit!
"Sebab faktanya mereka bukanlah marah, namun hanya lapar,” jelas Anissa Permatadietha, Marketing Manager Ready to Eat & Beverage, Kraft Heinz ABC Indonesia
Ahli gizi dr. Juwalita Surapsari, SpGK juga menjelaskan hubungan antara rasa lapar dan emosi marah.
"Ketika orang mengabaikan rasa lapar, orang akan merasa lebih tidak senang dan mudah marah."
"Hal ini mengarah pada penyebaran emosi negatif, apalagi di media sosial yang saat ini hanya tinggal mengetukkan jari saja,”jelas Juwalita.
Lebih lanjut lagi ditambahkan bahwa kita semua dapat menghindari rasa Maper ini dengan
mengkonsumsi nutrisi yang tepat.
Pengaturan gula darah merupakan kunci untuk mengontrol emosi.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini.
Tips Jaga Kesehatan
Sarah Ayu, Social Media Influencer, menceritakan bahwa ia kerab menerima komentar-komentar negatif dari warganet.
Menghadapinya hal itu, Sarah selalu menjaga tubuh agar terjauh dari kondisi Maper (Marah Laper).
Sehingga ia bisa membalas komentar negatif dengan hal yang positif dan edukatif.
Sarah mengaku menjaga kesehatan tubuh dengan asupan makanan yang dikonsumsi.
"Aku sudah tidak makan nasi, aku ganti beras shirataki, gula aku ganti madu atau stevia"
"Terus aku juga kurangin karbo berat yang kayak pasta, tepung gitu"
Selain itu, disela-sela jam sibuknya ia mengungkapkan selalu mengonsumsi sari kacang hijau untuk mengurangi rasa lapar.
"Hampir setiap hari konsumsi kacang hijau. Sehari satu si, ngga bisa kebanyakan."
"Aku tipe orang yang misalnya minum kebanyakan gula juga berat badannya cepat naik, gak bisa gula sama karbo. Jadi aku minum satu dan ngenyangin banget."
Tak hanya dengan makanan, ia juga mengaku selalu meluangkan waktu untuk berolah raga demi kesehatannya.
"Aku olahraga muaythai, kalau misalnya jadwal minggu lagi gak padat aku bisa 3-4 kali. Kadang bisa juga sampai 5 kali"
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR