Ada pula yang mengatakan risiko CVD bervariasi tergantung pada nutrisi apa yang menggantikan lemak jenuh.
Jika kita memakan lemak trans—yang terkandung di donat, gorengan, minyak terhidrogenasi parsial dan shortening minyak sayur, risiko CVD meningkat dibandingkan makan lemak jenuh.
Tetapi jika kita makan lemak tak jenuh—kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, serta minyak yang cair pada suhu ruangan, terutama polyunsaturated fat seperti minyak sayur—maka risiko CVD berkurang dibandingkan makan lemak jenuh.
Risiko penyakit jantung akibat memakan lemak jenuh kira-kira sama dengan risiko akibat gula atau tepung rafinasi (beras putih, roti putih, dan sereal olahan).
Minyak kelapa atau minyak zaitun? Penggunaan minyak kelapa sebagai pengganti mentega, minyak zaitun dan minyak kanola, belum diteliti efeknya terhadap CVD.
Dampak minyak kelapa terhadap risiko penyakit jantung tetap tidak diketahui.
Yang kita tahu adalah minyak kelapa meningkatkan beberapa faktor risiko CVD karena meningkatkan kolesterol, ketimbang polyunsaturated fat (dalam minyak sayur, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan) yang menurunkan kolesterol.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
KOMENTAR