"Ada beberapa alat berkualitas rendah yang gampang pecah. Saya tak tahu siapa yang membelinya ke rumah sakit. Seakan mereka ingin membunuh tim medis," keluhnya.
Pada Kamis, unit bedah saraf di Rumah Sakit Uni Wuhan menuturkan mereka butuh banyak perlengkapan medis. Termasuk goggle dan masker N95.
Unggahan di Weibo itu sudah mencakup donasi finansial, termasuk detil rekening bank, dan nomor telepon siapa yang harus dihubungi.
Salah satu nomor telepon yang dihubungi, mengaku hanya bernama Cheng, berkata bahwa yang mereka butuhkan adalah pakaian pelindung sekali pakai.
"Tanpa baju itu, dokter tidak bisa datang melakukan kontak dengan pasien untuk merawat mereka. Jadi, pekerjaan kami sangat terpengaruh tanpanya," bebernya.
Cheng melanjutkan, mereka sudah mendapatkan banyak donasi publik setelah permohonan mereka menjadi viral. Meski begitu, kualitasnya tidak sesuai yang diharapkan.
Dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi, dokter di Rumah Sakit Uni Wuhan masih bisa memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien.
"Bagaimana pun, tugas kami adalah melayani masyarakat," kata Cheng yang mengaku dia bekerja selama 15 sampai 16 jam dalam sehari.
Dokter lain mengungkapkan bagaimana dia sempat marah bagaimana dia melihat pimpinan rumah sakit mengenakan masker berkualitas baik.
"Saya begitu kecewa. Bos besar memakai masker bagus. Sementara kami yang berada di garda terdepan hanya mengenakan masker biasa. Apa yang bisa saya katakan?" tukasnya.
Baca Juga: Dari Lele Sampai Mujaer, Benarkah Konsumsi Ikan yang Makan Kotoran Bisa Berbahaya Untuk Tubuh?
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR