Bak Telah Pil Pahit Karena Anaknya Tertahan Di Negeri Orang Dengan Status Lockdown Karena Virus Corona, Marini Zumarnis Ungkap Isi Hati Sebagai Ibu
Sajiansedap.com - Bagi anda generasi 90-an pasti sudah tak asing dengan Marini Zumarnis.
Aktris yang pernah perankan sosok ibu peri di sinetron 'Bidadari' ini tengah jadi sorotan.
Diketahui anak semata wayang Marini Zumarnis, Daffa Wardana kuliah di Melbourne, Australia.
Wabah virus corona membuat Marini Zumarnis resah dengan keadaan putra semata wayangnya di Negeri Kangguru itu.
Ia pun mencurahkan isi hatinya melalui unggahan Instagram pada Minggu (22/3/2020).
Dalam foto dirinya dan Daffa, Marini Zumarnis mengaku bingung harus berbuat apa ketika anak kuliah di luar negeri dan sedang wabah virus corona.
Begini ungkapan perasaan wanita berusia 43 tahun itu.
Marini Zurmanis Cemaskan Keadaan Anak
Virus corona tengah menjadi momok bagi sebagian penjuru dunia.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari ada saja pemberitaan bertambahnya pasien positif virus corona ini.
Wabah virus corona tak hanya melanda Indonesia melainkan Australia.
Maka tak heran Marini Zumarnis bingung harus melakukan apa ketika putra semata wayangnya kuliah di sana.
"Apalagi Daffa insya ALLAH beberapa bulan lagi Graduation. Ada beberapa mata kuliah yg bisa online, ada yg masih belum," cerita Marini Zumarnis.
Marini Zumarni tampaknya tambah bingung karena mendengar berita kawasan Victoria, Melbourne lockdown.
Ia pun hanya bisa berdoa agar keselamatan Daffa serta mahasiswa yang belajar di sana aman.
"YA ALLAH.... hanya engkaulah tempaku bergantung.... Jagalah Kesehatan jasmani dan rohani semua anak2 mahasiswa &mahasiswi dimanapun mereka menimba ilmu... di Seluruh Dunia ini...Senjataku Hanya Doa, Doa, dan Doa.." ucapnya.
Postingan Marini Zumarni ini mendapat respon positif dari warganet.
"InsyaAllah Daffa dan anak2 lainnya dilindungi Allah diberi kesehatan Aaminn," ucap @tantrirusmiati_aryanto.
"Insyaallah... semua doa2 kita di ijabah Allah swt... Amin yra," ujar @milligirls66.
"Semoga Daffa sehat yaaa ponakan akui sayangggg," komen @nofridazumarnis0211.
Artikel Berlanjut Setelah Video Di Bawah Ini :
Waktu Berjemur yang Tepat Cegah Corona
Berjemur dianjurkan dengan durasi minimal 30 menit dan maksimal 60 menit mulai dari pukul 08.00-11.00 WIB atau pukul 14.00-16.00 WIB.
Berjemur harus mengenai kulit langsung atau sebanyak mungkin terkena kulit.
Berjemur pun dapat dilakukan oleh perempuan berhijab.
Dijelaskan, berjemur bagi perempuan berhijab dapat dilakukan dengan menggulung lengan baju.
"Minimal lengan bawah bagi yang berhijab," tulis Doktor Vinci.
Berjemur katanya merupakan salah satu pemberian Tuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah virus corona.
Orang yang jarang terkena matahari dijelaskan lebih mudah sakit, mulai dari batuk, pilek apalagi virus corona.
Selain berjemur, dijelaskannya juga dianjurkan agar masyarakat mendapatkan tidur yang cukup.
"Durasi tidur yang baik berkisar antara 6-8 jam sehari," tambahnya.
Manfaat Berjemur
Doktor Vinci menjelaskan manfaat berjemur dalam menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus corona.
"Saya Doktor Vinci spesialis paru, mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu berjemur."
"Sekarang sudah wajib, kita wajib berjemur untuk melawan virus corona," jelas Doktor Vinci.
"Karena saat ini virus itu sudah menyebar ke mana-mana, terutama di kalangan tenaga kesehatan," tambahnya.
Sebab menurutnya, apabila kurang berjemur, Doktor Vinci menyebutkan daya tahan tubuh seseorang akan sangat lemah.
Terlebih jika seseorang kurang tidur.
"Apabila anda kurang berjemur, maka daya tahan tubuh anda akan sangat lemah sekali. Kenapa banyak tenaga kesehatan yang sakit?," tanya Doktor Vinci.
"Karena salah satunya kurang matahari dan yang kedua karena kurang tidur. Kalau sudah kurang matahari, juga jangan sampai kurang tidur," jelasnya.
Artikel Telah Ditayangkan Di Nakita.grid.id Dengan Judul, Putra Semata Wayangnya Tertahan di Negeri Orang yang Lockdown Imbas Corona, Marini Zumarnis: 'Senjataku Hanya Doa'
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | nakita |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR