SajianSedap.com - Jadi garda terdepan, para tenaga medis kerap mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan.
Mulai dari kecaman hingga penolakan dari masyarakat.
Baca Juga: Gara-Gara Corona, Satu Keluarga di Sumatra Harus Terima Kenyataan Pahit Dikucilkan Warga, Ada Apa?
Bahkan hal kurang menyenangkan harus dialami para tenaga medis ini.
Sejumlah tenaga medis bahkan merasa dilecehkan.
Hal ini lantaran para pasien virus corona melakukan hal yang sungguh di luar dugaan.
Sejumlah perbuatan kurang menyenangkan menerpa tenaga medis
Saat ini, India melaporkan 2.567 kasus penularan, dengan korban meninggal mencapai 72 orang, demikian dilaporkan BBC Jumat (3/4/2020).
Satu video yang tengah viral menunjukkan massa melemparkan batu kepada dua dokter perempuan yang mengenakan pakaian pelindung di Indore.
Keduanya saat itu dilaporkan tengah melakukan pemeriksaan terhadap wanita yang diyakini terjangkit Covid-19 tatkal mendapat serangan.
Meski terluka karena diserang, salah satu tenaga medis, Zakiya Sayed, menegaskan dia tidak akan mundur dari kewajibannya merawat pasien.
Dia mencritakan, dia dan rekannya tengah melaksanakan rutinitas memeriksa Orang dalam Pengawasan (ODP) ketika mendapat serangan.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
"Saya belum pernah mengalami yang seperti ini. Sangat menakutkan. Kami berhasil menghindari mereka. Saya terluka namun tidak takut," tegas dia.
Dokter Sayed mengatakan, dirinya tidak mempunyai alasan untuk menaruh curiga bahwa masyarakat saat ini gelisah dengan keberadaan tim medis.
Karena itu, dia dan rekannya pergi untuk mengonfirmasi perempuan yang diketahui sempat berhubungan dengan penderita Covid-19 saat masyarakat menyerang mereka.
Penegak hukum bergerak cepat dengan menahan tujuh orang yang diduga bertanggung jawab atas serangan terhadap Sayed dan koleganya.
Baca Juga: Padahal Rugi Besar Akibat Corona, Ruben Onsu Berikan 10.000 Ayam Geprek untuk Tenaga Medis
Dr Anand Rai, anggota gugus tugas Covid-19 di India menyatakan, insiden tersebut terjadi di wilayah yang masyarakatnya kehilangan kepercayaan kepada pemerintah.
Rai menerangkan, Indore menjadi salah satu lokasi aksi protes menentnang UU Kewargengaraan baru yang dinilai mendiskriminasi Muslim.
Karena itu dalam pengamatannya, kemarahan penduduk akan pemerintah kemungkinan dilampiaskan terhadap Sayed dan rekannya yang tengah bertugas.
"Tetapi, apa pun alasannya, tak boleh dijadikan alasan untuk menyerang tim medis, apalagi di tengah darurat kesehatan nasional," sesalnya.
Kemudian di kota kawasan utara India, Ghaziabad, staf sebuah rumah sakit mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pasien.
Rumah sakit tersebut menjadi lokasi karantina 21 orang yang baru saja menghadiri sebuah acara keagamaan, dan diyakini jadi sumber ratusan kasus infeksi lain.
Acara yang digelar di Delhi dan dihadiri ribuan orang itu digagas Tablighi Jamaat.
Diduga, imam acara itu tertular saat menghadiri kegiatan di Indonesia.
Baca Juga: Akibat Corona, Chacha Frederica Harus Terima Kenyataan Pahit Melahirkan Tanpa di Dampingi Suami
Dokter yang bertugas mengungkapkan, para peserta karantina menggunakan bahasa kasar dan melakuan pelecehan terhadap staf perempuan.
"Mereka berjalan telanjang di bangsal, dan melecehkan perawat maupun kolega wanita kami. Mereka terus meminta rokok dan tembakau," kata sumber tersebut.
Kepolisian Ghaziabad mengonfirmasi kabar itu, dan menyatakan mereka tengah memrosesnya setelah salah satu pegawai melayangkan keluhan.
"Menindak mereka adalah opsi terakhir yang kami pilih, Kami masih berusaha memberikan mereka pengertian betapa parahnya kondisi saat ini," terang kepolisian,
Aksi tak simpatik serupa juga terjadi di Delhi, di mana dokter diludahi oleh peserta Tablighi Jamaat yang sedang dikarantina di fasilitas milik perusahaan kereta api.
Juru bicara perusahaan Northern Railways, Deepar Kumar, menjelaskan bahwa situasi saat ini sudah terkendali setelah mereka memberikan pengarahan.
"Orang-orang yang menjalani karantina kini bisa lebih bekerja sama dengan staf medis setelah kami memberikan pemahaman," papar Kumar.
Laporan bahwa tenaga kesehatan mendapat serangan juga terjadi di kota kawasan selatan, Hyderabad, dan wilayah barat, Surat.
Pada Rabu (1/4/2020), seorang pekerja medis yang tengah merawat penderita virus corona di Rumah Sakit Gandhi Hyderabad menerima serangan.
Baca Juga: Bisakah Pakaian yang Kita Pakai Jadi Media Penyebar Virus Corona? ini Jawaban Para Ahli
Tantangan dari pekerja medis itu tidak hanya terjadi di tempat tugas. Para tetangga di lingkungan tempat mereka tinggal mendiskriminasi mereka.
Salah satu dokter yang tak ingin disebutkan namanya berkata, dia sangat sedih karena tetangganya merasa dia dan keluarganya tidak boleh tinggal di rumah mereka.
"Kami ingin keluarga kami tetap selamat. Tetapi kami malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan karena melakukan tugas kami," keluhnya.
Dia menerangkan sebenarnya mereka sudah mengikuti protokol pencegahan yang ada.
Bahkan, mereka sampai stres karena tak boleh bertemu keluarga. Dokter itu mengaku mendapat diskriminasi seperti itu membuat hatinya terluka.
"Namun kami akan terus bertugas karena tak ada pilihan lain," kata dia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR