Bikin Satu Dunia Bahagia, Ilmuwan Sebut Akibat Corona Udara di Dunia Lebih Bersih dan Minim Polusi! Simak Penjelasannya
SajianSedap.com - Wabah virus corona yang merebak ke berbagai negara membuat orang-orang harus berdiam diri di rumah.
Hal tersebut dilakukan agar virus tidak menyebar dengan cepat dan luas.
Maka dari itu, banyak sekolah dan perkantoran yang memilih untuk mengerjakannya di rumah.
Efeknya, jalan-jalan menjadi sepi dan kurang polusi yang dihasilkan dari kendaraan seperti mobil dan motor.
Selain itu, penerbangan pesawat pun berkurang akibat wabah Covid-19 ini.
Baca Juga: Gara-Gara Corona, Satu Keluarga di Sumatra Harus Terima Kenyataan Pahit Dikucilkan Warga, Ada Apa?
Hal tersebut tentu saja membawa perubahan yang baik untuk bumi yang kita pijak ini.
Dikutip dari Tribun Manado, hasil penelitian ilmuwan di New York menyebutkan karbondioksida yang biasa dihasilkan dari kendaraan berkurang hingga 50 persen
Hal ini terjadi setelah tingkat polusi di beberapa kota dunia menunjukkan penurunan cukup drastis.
Penyebabnya adalah merebaknya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh industri pun berkurang drastis.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi dan transportasi.
Perubahan Baik untuk Dunia
Data di New York membuktikan bahwa pengurangan jumlah perjalanan, terutama menggunakan pesawat, memberikan dampak yang sangat signifikan.
Penelitian yang dilakukan di Columbia University menyebutkan emisi karbondioksida yang terutama dihasilkan oleh kendaraan turun sekitar 50 persen dalam beberapa hari saja.
Para ilmuwan juga mencatat terdapat penurunan tingkat karbondioksida sebanyak 5-10 persen, serta penurunan jumlah metana dalam udara.
Polusi Udara Global Turun
Pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19 memang memberi pukulan keras terhadap ekonomi global.
Namun, ada dampak lain yang sangat positif bagi lingkungan.
Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap polusi udara secara global.
Saat China menyatakan lockdown karena penyebaran virus corona yang semakin liar, citra satelit menunjukkan tingkat polusi yang menurun drastis di langit Negeri Tirai Bambu itu.
Kali ini, seperti melansir Science Alert, Selasa (17/3/2020), para astronom menunjukkan penurunan emisi nitrogen dioksida di langit Eropa.
Menggunakan instrumen Tropomi pada satelit Copernicus Sentinel-5P, astronom mengambil gambar permukaan Bumi yang diambil dari 1 Januari hingga 11 Maret 2020.
Baca Juga: Bisakah Pakaian yang Kita Pakai Jadi Media Penyebar Virus Corona? ini Jawaban Para Ahli
Gambar tersebut menunjukkan penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang turun secara drastis.
"Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata," jelas Claus Zehner, manajer misi Badan Antariksa Eropa ( ESA) Copernicus Sentinel-5P.
Zehner mengatakan meski mungkin ada variasi dalam data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, namun dia meyakini pengurangan emisi terjadi bersamaan dengan lockdown di Italia.
"Hal ini menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri (berlangsung di Italia)," ungkap dia.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Penurunan Polusi Udara di China
Sebuah analisis yang dilakukan oleh situs iklim Carbon Brief menyebutkan bahwa terdapat penurunan penggunaan energi dan emisi di China sebanyak 25 persen.
China dan Italia bagian utara juga tercatat memiliki penurunan signifikan pada zat nitrogen dioksida, yang dihasilkan oleh perjalanan mobil dan industri.
Dua gas ini merupakan polutan kuat serta zat yang sangat berbahaya dalam hal pemanasan global.
Dengan tidak adanya perjalanan udara dan mayoritas penduduk yang kerja dari rumah, penelitian ini relevan untuk diterapkan pada kota-kota lainnya di seluruh dunia.
Baca Juga: Padahal Rugi Besar Akibat Corona, Ruben Onsu Berikan 10.000 Ayam Geprek untuk Tenaga Medis
“Hal ini tergantung pada lamanya pandemi berlangsung, dan berapa lama perekonomian ditiadakan.
Tapi sepertinya ini hal yang cukup signifikan terkait emisi global tahun ini,” tutur Prof Corinne Le Quere dari University of East Anglia, seperti dikutip dari BBC, Kamis (19/3/2020).
Jika hal ini terus berlangsung selama tiga atau empat bulan mendatang, para ilmuwan yakin dampaknya akan cukup besar.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Ilmuwan Menyebut Udara Dunia Lebih Bersih dan Minim Polusi saat Virus Corona, Ini Penjelasannya.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR