Mengiris Hati, Curhatan Terakhir Pasien Corona Sebelum Meninggal Ini Sampai Buat Perawat Nangis Bombay! Begini Ucapnya
SajianSedap.com - Virus corona yang mewabah diberbagai negara sudah menelan banyak korban.
Banyak keluarga dan orang tersayang yang ditinggalkan akibat wabah ini.
Tak hanya keluarga, para perawat yang merawat pasien virus corona ini pun merasa sedih.
Seperti seorang perawat anestesi di rumah sakit di New York, Amerika Serikat.
Ia membagikan kisahnya dalam menangani pasien Covid-19.
Perawat ini memang telah menyaksikan banyak kematian di depan matanya.
Namun, kata-kata terakhir pasien ini berbeda.
Ia merasa tercabik-cabik dan tersayat hatinya mendengar curhatan pilu terakhir si pasien sebelum detik-detik kematian menjemputnya.
Ucapan Sederhana Namun Menyakitkan
Perawat yang diketahui bernama Derrick Smith itu sudah mulai terbiasa menyaksikan akhir hidup para pasiennya yang menjadi korban virus corona.
Smit merupakan perawat anestesi terdaftar beersertifikat (CRNA).
Pekerjaannya adalah seputar memberikan anestesi dan sedasi sebelum orang operasi, serta menempatkan ventilator.
Dikutip dari Tribun Style, namun baru-baru ini, ia bekerja di unit gawat darurat (UGD) dan unit perawatan intensif (ICU), untuk membantu para pasien Covid-19 yang sulit bernapas dan membutuhkan bantuan ventilator.
Ia menceritakan kata-kata terakhir pasien yang hendak ia pasangi ventilator, yang tak akan pernah ia lupakan.
Hal ini Smith ceritakan melalui akun Facebooknya pada Jumat (3/4/2020) lalu.
"Kata-kata terakhir yang tidak akan pernah saya lupakan,
respon pasien yang membuat kaget saya dan tim, setelah kami menjelaskan bahwa dia perlu diintubasi dan ditempatkan di ventilator," tulis Smit.
Pasien yang akan dipasangi ventilator itu berkata pada Derrick, "Siapa yang akan membayarnya?"
Sementara itu, Smith menyadari meski dipasangi ventilator, pasien itu tetap kecil kemungkinannya untuk sembuh.
Smit kemudian memanggil istri pasien tersebut untuk berbicara di saat-saat terakhir sang suami.
Ia memberi keleluasaan bagi si pasien untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang terkasihnya.
Alih-alih menjawab pertanyaan pasien itu, Smith membiarkannya berbicara dengan pasangannya untuk yang terakhir kali.
Smit mengaku, situasi ini adalah hal terburuk yang telah ia saksikan selama 12 tahun bekerja di perawatan kritis dan anestesi.
Ia mengaku sangat sedih dan harus mendengar seorang pasien yang sekarat yang masih kuatir dengan biasa perawatannya.
"Negara ini benar-benar negara yang gagal, dan sangat memuakkan untuk menyaksikan secara langsung, lebih jelas dari sebelumnya." lanjutnya.
Hal tersebut dikarenakan Smit menyayangkan pemerintah Amerika Serikat yang gagal dan tak berdaya mengatasi pandemi virus corona.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Smith sangat kuatir dengan jaminan perawatan kesehatan untuk masyarakat yang terpapar virus mematikan ini.
Alhasil, postingannya tersebut pun menjadi sorotan banyak orang.
Cerita tentang curhatan terakhir pasiennya itu pun dibanjiri berbagai komentar.
"Keselamatan Anda adalah yang pertama, dan kemudian Anda bisa merawat pasien Anda. Hidup ini rapuh, tidak peduli dari mana Anda berasal. Berhati-hatilah dan yakin kita akan berhasil. Silangkan jari!" ujar warganet.
"Tidak semua orang sama, di sini di Kuba, atau di Venezuela, saya tidak tahu apakah negara-negara lain seperti China,
kesehatannya gratis dan berkualitas sangat baik, di samping cinta yang saya yakin Anda juga berikan di AS." ujar warganet yang lainnya.
Baca Juga: Bukannya Di Rumah, Puluhan Bapak-bapak Di Tangerang Malah Sibuk Sabung Ayam di Tengah Wabah Corona
"Terima kasih telah menjadi manusia yang luar biasa dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sistem kesehatan masyarakat yang bebas dan universal!
Semoga Anda mendapatkan yang terbaik dan banyak kekuatan untuk bekerja dalam kondisi seperti itu," komentar warganet lainnya.
Sampai saat ini, postingan tersebut mendapatkan 5,6rb suka, 1,5 komentar dan sudah dibagikan 7,5rb pengguna Facebook.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul CURHAT Terakhir Pasien Corona Sebelum Meninggal Membuat Perawat Tercabik-cabik Hatinya, Ini Ucapnya.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR