Diuji Coba Lewat Tikus
Mengutip dari Kompas.com, Sunney Xie, Direktur Advanced Innovation Center for Genomics Beijing, mengatakan kepada Kantor Berita AFP, obat yang dia ceritakan tersebut sudah berhasil dalam tahap pengujian terhadap hewan.
“Ketika kami menyuntikkan antibodi penawar ke tikus yang terinfeksi, setelah lima hari viral load berkurang dengan faktor 2.500,” kata Xie.
"Itu berarti obat ini potensial memiliki efek terapi," kata dia.
Obat tersebut dibuat dengan menggunakan netralisasi antibodi -- diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk mencegah sel-sel terinfeksi virus -- yang diisolasi oleh tim Xie dari darah 60 pasien yang pulih.
Hasil penelitian yang diterbitkan pada hari Minggu di jurnal ilmiah Cell.
Hasil tersebut menunjukkan, penggunaan antibodi itu memberikan potensi "penyembuhan" untuk penyakit, dan mempersingkat waktu pemulihan.
Xie mengatakan, timnya telah bekerja "siang dan malam" mencari antibodi tersebut.
"Keahlian kami adalah genomik sel tunggal daripada imunologi atau virologi."
"Ketika kami menyadari bahwa pendekatan genomik sel tunggal dapat secara efektif menemukan antibodi penawar, kami sangat senang," cetus dia.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR