Menggemparkan! Pabrik Tahu Ini Ternyata Gunakan Air Sungai Sebagai Bahan Baku Selama 10 Tahun, Dalam Sebulan Harus Bayar Tagihan Rp 5 Juta
SajianSedap.com - Beberapa waktu lalu, pabrik olahan kedelai di jalan Bukit Pasir, Kelurahan Telihan, terlihat ramai.
Ada 6 pria di pabrik, sebagian mengenakan kaos oblong tanpa lengan sibuk menyedot air dari wadah rendaman kedelai.
Pabrik ini berdiri tak jauh dari sungai Bontang.
Pipa plastik menancap di permukaan sungai, air disedot ke wadah penampungan pabrik, lalu digunakan untuk produksi tahu dan tempe.
Pemilik usaha ini, Darmaji mengatakan dalam sehari ia bisa menggunakan air ribuan liter untuk memproduksi 350 kuintal tahu dan tempe.
Baca Juga: Mercure Hotel Jakarta Kota, Lives Up To Be Stylish In A Modest Yet Luxurious Way
Baca Juga: The Legendary Nasi Campur Warung Wardani is Now Available in Bintaro! Here's What It Looks Like!
Air yang ia peroleh dari sungai diendapkan dalam tiga tandon besar, lalu digunakan produksi.
“Sudah 10 tahun produksi tahu dan tempe di sini,” ujar Darmaji.
Alasan Menggunakan Air Sungai
Menurut Darmaji, rata-rata pabrik olahan tahu dan tempe memang didirikan di bantaran sungai.
Air sungai menjadi bahan baku untuk produksi tahu tempe.
Di samping itu, sungai juga berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah produksi.
Dilansir dari tribunkaltim.co, Darmaji memilih menggunakan air sungai sebab dianggap lebih layak ketimbang air PDAM.
Kata dia, kualitas air PDAM tak baik untuk produksi.
Aroma kaporit kuat tercium, menurutnya kualitas seperti itu tak bagus untuk produksinya.
“Harus diinapkan dulu mas, paling sehari lah baru digunakan. Tapi kami pakai air PDAM kalau lagi kemarau saja. Kalau seperti sekarang (musim penghujan) pakai air sungai,” ujar Darmaji, Minggu (30/6/2019).
Darmaji tak sendiri. Tak jauh dari lokasi pabrik Darmaji, pabrik Tempe Asli HB juga berdiri di bantaran sungai. Lokasinya lebih ke hulu dari pabrik Darmaji.
Pengelola Tempe Asli HB, Aji Hadi bersama Istrinya Rina Andriana juga menggunakan air sungai sebagai bahan baku.
Hanya saja, ia mencampur air sungai dengan air sumur bor yang ia peroleh dari depan rumahnya.
Baca Juga: Tips Membuat Tempe dan Tahu Penyet yang Super Enak Seperti Buatan Restoran, Gampang Banget Ternyata!
Aji dan Rina baru tiga tahun menempati lokasi ini, pun begitu ia sudah bisa memproduksi tempe mencapai 450 kuintal dalam sehari.
“Yah kita pasarkan produk ke langganan di pasar-pasar,”ujar Aji kepada tribun saat ditemui di rumahnya.
Tak berbeda, Aji memutuskan menggunakan air sungai karena mengeluhkan kualitas air PDAM.
Menurutnya, produksi tempe jika menggunakan air PDAM gagal.
Tempe menghitam hanya beberapa jam setelah diproduksi.
“Tahun lalu saya rugi Rp 17 juta mas karena pakai air PDAM,” ujarnya.
Baca Juga: Gampang Banget Basi, Begini Trik Rahasia Pedagang Simpan Tempe Supaya Bisa Tahan Sampai Seminggu!
Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu! ini Manfaat Jika Kita Rutin Makan Nasi dengan Tempe Setiap Hari, Gak Nyangka
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Bangun Penyimpanan Air Besar
Pabrik olahan kedelai di Bontang rata-rata menggunakan bahan baku air sungai.
Namun, berbeda dengan pabrik olahan milik Mudawam di RT 09, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara.
Mudawam mengaku membangun wadah penyimpanan air berukuran besar 12x6 meter.
Untuk memenuhi kolam miliknya, 4 alat meter air ia gunakan.
Dalam sebulan, Mudawam harus membayar Rp 5 juta tagihan air.
“Memang rata-rata pakai air sungai pak,” ujar Mudawam beberapa waktu lalu.
Mudawam mengaku biaya produksi tahu dan tempe miliknya cukup tinggi.
Berbeda dengan pabrik lain yang menggunakan air sungai sebagai bahan baku.
Untuk satu kaleng ia pasarkan sedikit lebih mahal ketimbang pengusaha lainya seharga Rp 85 ribu atau selisih Rp 10 ribu dari pengusaha lainnya.
Source | : | TribunKaltim.co |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR