SajianSedap.com - Makan gorengan jadi camilan memang enaknya bukan main.
Bakan, banyak juga orang Indonesia yang suka makan gorengan jadi sarapan pagi ditemani segelas kopi, lo.
Hal ini sebenaranya boleh-boleh saja walau gorengan sebenarnya sangat minim gizi.
Baca Juga: Mohon Perhatian! Jangan Makan Nanas Lagi Jika Alami Kondisis Ini, Efek Mengerikan Bisa Terjadi
Bahkan, banyak orang tak tahu kalau gorengan sebenarnya tak boleh dicampur dengan 2 bahan ini.
Yang ada efeknya malah bikin gak sehat banget.
Hati-hati juga dengan ancaman mati muda, lo.
1. Sayuran
Ya, banyak orang menggoreng sayuran dengan pikiran supaya lebih sehat.
Faktanya justru sebaliknya, lo.
Sayuran sangat mudah menyerap minyak saat digoreng.
Selain itu, nutrisi dalam sayuran juga rusak dan hilang selama proses penggorengan dengan panas tinggi.
Dilansir dari Kompas.com, Keri Glassman, presiden A Nutritious Life dan konsultan tidak menentang pemrosesan sayuran dengan minyak, namun cara menggoreng menurut dia bukanlah cara yang tepat.
Baca Juga: Astaga! Selama Ini Dikira Sehat, Ternyata Air Kunyit Menyimpan 5 Bahaya Bagi Kesehatan, HATI-HATI
Menurut dia, meskipun menggunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, setelah dipanaskan, minyak akan berubah struktur kimianya, yang membuatnya menjadi tidak sehat.
Terlebih, saat digoreng sayuran akan menyerap lebih banyak minyak, dibandingkan dengan cara masak lainnya.
Menggoreng sayuran suhu panas dan minyak yang telah digunakan berkali-kali akan membuat kol mengalami proses oksidasi.
Kandungan yang radikal bebasnya akan meningkat karena oksidasi.
Menggoreng sayuran terlalu lama juga akan merangsang munculnya senyawa amina heterosiklik yang bersifat karsinogenik.
Senyawa inilah yang kemudian bisa menjadi pemicu kanker.
Jadi, gorengan seperti bakwan yang menggunakan sayur banyak sebenarnya cenderung lebih menyerapn minyak ketimbang tahu atau singkong goreng.
Bahkan, tempe goreng juga cenderung lebih kering ketimbang bakwan yang sangat menyerap minyak, lo.
Jadi, baiknya pilih-pilih dulu sebelum mengonsumsi gorengan.
2. Saus Sambal Tak Bermerek
Pernahkah Anda melihat orang yang makan gorengan dengan saus sambal?
Ya, saus sambal memang jadi favorit lantaran memberikan tambahan rasa asam, gurih dan sedikit pedas pada gorengan .
Namun sayang, banyak pedagang gorengan yang menggunakan saus sambal curah yang tak jelas bahan bakunya.
Saus sambal ini tentu saja jauh lebih murah harganya.
Sebenarnya, mengonsumsi saus sambal tentu boleh-boleh saja sebenarnya, asal kita yakin kalau saus yang kita telan adalah saus berkualitas baik.
Untuk itu, kenali dulu ciri-ciri saus sambal palsu yang pelan-pelan bisa membunuh Anda.
Yuk kita simak bersama-sama.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
1. Saus sambal palsu biasanya lebih kental ketimbang saus sambal yang asli.
Saking kentalnya, biasanya kita harus menghentakkan botol tiap kali akan menggunakannya.
Sifat kental ini terjadi akibat penambahan pepaya muda ke dalam saus sambal palsu.
2. Saus sambal yang asli biasa terbuat dari cabai dan tomat.
Itu mengapa, warna saus yang wajar harusnya merah ke orange.
Sedangkan, yang palsu biasanya berwarna merah dan sangat mencolok.
3. Untuk rasa, saus sambal palsu terasa lebih ringan.
Itu sebabnya, banyak orang harus menggunakan saus sambal palsu dalam jumlah untuk mendapatkan rasa pedas dan asam yang diinginkan.
4. Melihat kemasan adalah cara paling mudah mengenali apakah saus sambal yang akan Anda konsumsi aman atau tidak.
Jika sudah tertera nomor register dari Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM), maka saus tersebut sangat aman untuk kita konsumsi.
Namun sayangnya, banyak pedagang membeli saus sambal dalam bungkusan refill dan tinggal mengisinya berulang kali ke botol yang sama.
Jadinya, kita tidak bisa memastikan lagi apakah merek pada botol saus sambal sesuai dengan isinya.
Jika Anda penggemar saus sambal sejati, cara paling aman adalah membawa sendiri saus sambal dari rumah.
Memang agak repot, tapi tubuh akan lebih sehat dan pastinya terhindar dari aneka penyakit berbahaya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR