Hasil fermentasi berupa asam organik, dapat mengembalikan kerja pankreas dalam menghasilkan insulin secara optimal.
Pemanfaatan nasi aking sebagai alternatif pangan bagi penderita DM dapat dilakukan dengan cara menepungkan nasi aking yang sudah dikeringkan sebelumnya.
Tepung nasi aking ini kemudian bisa diaplikasikan dalam berbagai produk pangan seperti kue atau camilan lain berupa cookies atau biskuit.
Selain dapat menjadi alternatif pangan bagi penderita DM, dengan mengolah nasi aking menjadi bahan pangan dapat menjadi upaya dalam pengurangan limbah pangan (food waste).
Menurut data Barilla Center for Food (2017) jumlah makanan yang terbuang sebesar sekitar 300 kg, termasuk didalamnya ada nasi.
Hal ini sangat disayangkan karena di satu sisi masih banyak orang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar setiap hari.
Nasi yang terbuang dengan sia-sia sama saja membuang sumber daya yang dihimpun dan didigunakan untuk memproduksi nasi dalam suatu sistem pangan.
Pernahkah kita membayangkan bahwa untuk meghasilkan satu piring nasi dibutuhkan berapa banyak tenaga petani, berapa banyak pupuk yang digunakan, berapa air yang digunakan untuk menjaga tanaman padi tetap tumbuh?
Bukan hanya itu saja, ada sumber energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin penggiling padi menjadi beras.
Oleh karena itu pemanfaatan nasi aking menjadi bahan pangan atau produk pangan dapat menyelamatkan manusia dan lingkungannya.
Source | : | Tribunjogja.com |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR