SajianSedap.com - Garam merupakan salah satu bahan dapur yang sangat dibutuhkan untuk memasak.
Bak lagu 'bagai sayur tanpa garam', bahan dapur satu ini memang begitu diperlukan hampir di setiap masakan, bahkan dalam olahan kue sekalipun.
Garap sendiri juga merupakan salah satu bahan alami yang memiliki manfaat untuk metabolisme tubuh.
Namun, banyak yang tak sadar, rupanya garam yang dikonsumsi ternyata tak boleh sembarangan.
Pemerintah telah mengatur bahwa garam untuk konsumsi rumah tangga harus mengandung yodium.
Akan tetapi masih saja ada pedagang nakal yang mencari untung dengan menjual garam tanpa yodium.
Nah Agar Anda tak tertipu lagi, coba cek garam yang Anda beli agar dampak buruknya tidak terkena seisi rumah.
Ciri-ciri Garam Beriodium Asli dan Palsu
Sudah diketahui bawah pemerintah mengatur bahwa garam yang dijual di pasaran haruslah haram beryodium.
Namun masalahnya, sangat banyak bertebaran garam di pasaran yang tidak mengandung iodium, biasanya produksi rumahan.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui cara membedakan garam beryodium dan yang tidak.
Menurut praktisi Garam Beriodium dari Nutrition International (NI), Rozy Afrizal Jafar, cara yang mudah untuk mendeteksi yodium menggunakan alat yang berisi amilum.
"Garam akan berubah menjadi ungu kalau memang mengandung yodium. Namun alat ini tidak bisa memantau 30 ppm atau tidak," ujar dia dalam media briefing Intervensi Gizi Spesifik dalam Upaya Pencegahan Stunting, di Setiabudi, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Wujudnya berupa bubuk putih, tawar, dan tidak berbau.
Zat ini dihasilkan tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa dalam jangka panjang.
Ada satu tumbuhan yang bisa Anda gunakan untuk membantu menguji ada tidaknya kandungan yodium pada garam, yakni singkong.
Lalu bagaimana cara mendeteksinya?
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
"Parut singkong, cairan (dari hasil parutan) diteteskan ke garam. Bila garam berubah jadi ungu berarti mengandung yodium," kata Rozy.
Nah jika garam tidak berubah warna, bisa dipastikan, garam yang Anda beli tidak mengandung yodium.
Selain itu, teliti memeriksa kemasan garam juga bisa kita lakukan agar tak salah membeli garam bodong atau tak mengandung yodium.
"Pada garam bodong, ditulis SNI dan ppm (30) tetapi tidak ditulis alamat pabrik. Kadang hanya tertulis Jawa Tengah saja, tetapi tidak ada alamatnya," katanya.
Manfaat Garam untuk Kesehatan
Dilansir dari Everyday Health, Garam tak sekadar bumbu untuk menambah cita rasa atau mengawetkan makanan.
Lebih dari itu, tubuh kita membutuhkan garam dalam jumlah yang cukup agar bisa bekerja dengan optimal.
Garam membantu kinerja tiroid yang mengontrol metabolisme seluruh tubuh, sehingga pastinya jika Anda kekurangan garam metabolisme tubuh akan terganggu.
Selain itu, garam juga menjaga tingkat hidrasi dan keseimbangan elektrolit agar setiap organ berfungsi dengan baik.
Garam juga menjaga kestabilan tekanan darah.
Kendati manfaat garam untuk kesehatan sangat penting, namun konsumsi garam harus cukup atau sesuai takaran batas aman.
Batas Aman Konsumsi Garam
Dikurip dari Kompas.com, garam juga kerap disebut natrium atau sodium.
Namun patokan perhitungan keduanya berbeda.
Sebanyak 1 gram atau 1.000 miligran natrium, setara dengan 2,5 gram garam.
Sejumlah organisasi kesehatan memiliki standar berbeda-beda terkait batas aman konsumsi garam per hari.
Kementerian Kesehatan menyarankan, batas aman konsumsi garam per hari bagi orang dewasa dengan kondisi fisik sehat adalah 1 sendok teh garam, setara 5 gram garam, atau 2.000 miligram natrium.
Pastikan konsumsi garam atau natrium setiap hari tidak melebihi batas aman.
Kelebihan atau kekurangan garam bisa sama-sama berdampak negatif bagi tubuh.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Cara Mengenali Garam Mengandung Beriodium Atau Tidak
Source | : | wartakota.com |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR