SajianSedap.com - Ikan memng dikenal jadi makanan yang menyehatkan.
Bahkan, makan ikan juga lebih sehat ketimbang daging dan ayam, lo.
Namun, kejadian buruk justru menimpa seorang pria setelah makan ikan bagian ini.
Soalnya, Ia tiba-tiba merasakan hal buruk terjadi dalam tubuhnya.
Setelah diperiksa, dokter memvonnis dirinya mengidap gagal ginjal dan kerusakan hati.
Waduh, kita pun harus belajar dari kejadian ini.
Alami Gagal Ginjal Setelah Makan Ikan
Dilansir dari Bastille Post, seorang pria asal Sinchuan, China justru alami nasib tragis setelah makan ikan.
Kisahnya berawal ketika pria ini mengalami sakit demam, maka ia disarankan oleh ibunya untuk makan kantung empedu ikan.
Menurut keyakinan setempat, empedu ikan bisa digunakan untuk detoksifikasi, karenanya ia memakan 3 kantung sekaligus.
Akibatnya, gejala muntah dan diare muncul satu jam kemudian, pria itu hanya mengambil obat muntah dan diare tetapi tidak mengira hal itu akan berimbas parah.
Tanpa diduga, kondisinya terus memburuk selama 3 hari, dan mengalami gejala seperti nyeri pinggang.
Setelah itu, ia pergi ke rumah sakit untuk melakukan perawatan medis, dokter mendiagnosisnya keracunan empedu ikan.
Hal itu membuatnya kerusakan fungsi hatinya dan gagal ginjal dalam kondisi kritis.
Namun beruntung pria ini berhasil diselamatkan, setelah 13 hari mendekam di rumah sakit.
Menurut dokter, kandung empedu ikan segar memiliki produk degradasi protein yang sangat beracun, atau disebut dengan "bile toxin".
Kandungan ini tidak mudah hilang saat dipanaskan, sering terdapat pada ikan mentah atau masak dan landak laut beracun.
Racun ini akan langsung mempengaruhi hati, ginjal dan perut setelah dikonsumsi.
Semakin besar tulang ikan maka mengandung lebih banyak racun, dan jika menelan sekitar 5 kg kandung empedu ikan dapat menyebabkan kematian.
Dokter telah menekankan bahwa tidak ada obat penawar khusus untuk keracunan kandung empedu ikan, jika dimakan secara tidak sengaja, perlu penanganan dini.
Ikan Ini Lebih Berbahaya dari Sianida
Satu keluarga di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal dunia setelah mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan, Selasa (10/3/2020).
Dokter dari RSUD Pandanaran Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris mengungkapkan bahwa ikan buntal memang bahaya untuk dikonsumsi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Pasalnya, menurut Fiarry, racun tetrodoxin yang terkandung dalam ikan buntal jauh lebih kuat dari Sianida.
Bahkan, tidak ada zat yang mampu menjadi penawar racun tersebut.
"Racun ini bersifat 1.200 kali lebih beracun dari Sianida dan tidak ada zat yang mampu menjadi penawar racun ini, sehingga dia berbahaya jika dimakan," ungkap Fiarry sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (11/3/2020) malam.
Fiarry mengatakan, organ dalam pada ikan buntal menjadi bagian yang paling banyak mengandung racun.
"Ikan buntal ini mengandung racun terutama di organ dalamnya, seperti liver, ovarium, mata, maupun kulit," terangnya.
Fiarry menuturkan, racun pada ikan buntal bekerja dengan cara memblokir kanal natrium pada tubuh.
Sehingga, otot-otot akan mengalami kelumpuhan yang menyebabkan orang tersebut tidak bisa bernapas.
Seseorang pun dapat meninggal dunia karena kehabisan napas akibat racun ini.
Sebelumnya, Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin menyebut bahwa satu keluarga yang tewas akibat keracunan ikan buntal ini terdiri dari empat orang.
Pihaknya mengaku sudah melakukan uji laboratorium terkait masakan ikan buntal yang dikonsumsi keluarga tersebut.
"Mereka meninggal lantaran keracunan," terangnya, Selasa.
Keluarga tersebut terdiri atas seorang ibu bernama Siti Habsah (80), yang tinggal bersama keluarga putrinya, Dewi Ambarwati (50).
Dewi tinggal di rumahnya bersama sang suami, Muhlis Hartono (65), serta anaknya yang masih balita.
Siti, Dewi, dan Muhlis meninggal dunia dalam kejadian ini.
"Dalam rumah itu ada empat orang. Yang satu masih balita, kini dirawat kerabat sana," ujar Arman.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR