Selain itu, telur yang sudah direbus juga rentan terhadap bakteri. Hal itu terjadi karena selama proses memasak lapisan pelindung cangkang rusak dan pori-pori yang terbuka memudahkan bakteri untuk masuk.
Untuk memberikan daya tahan yang lebih lama, Anda bisa menyimpannya di dalam lemari es atau kulkas demi membantu memperlambat pertumbuhan bakteri. Sebab, bakteri yang berpotensi berbahaya tumbuh lebih lambat pada suhu 4 derajat Celsius.
Karena itu, telur rebus harus segera disimpan di kulkas dalam waktu dua jam setelah dimasak. Jika melebihi waktu tersebut dan berada di dalam suhu ruang, telur akan mengalami perubahan rasa.
Untuk menyimpannya di kulkas, disarankan telur masih bersama cangkangnya alias belum dikupas agar rasa dan kualitas telur tetap sama dan optimal. Cangkang telur bisa dikupas ketika akan dikonsumsi.
Jangan khawatir jika telur sulit dikupas karena hal itu menandakan bahwa telur rebus masih dalam kondisi segar. Lantas, bagaimana jika telur rebus sudah dikupas?
Telur rebus yang sudah dikupas masih bisa disimpan di dalam kulkas, tetapi harus di dalam wadah kedap udara dan dilapisi dengan tisu yang telah dibasahi agar bakteri tidak bisa masuk ke telur.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah meski memiliki daya tahan yang lama, telur rebus yang disimpan di dalam kulkas akan membuat tekstur putih telur berubah, yakni lebih kenyal. Untuk itu, disarankan tidak menyimpan telur telur di dalam kulkas lebih dari seminggu.
Sementara itu, melansir dari Healthline, sebaiknya telur rebus disimpan di dalam karton atau wadah kedap udara sebelum dimasukkan ke kulkas serta simpan di rak bagian dalam dan hindari meletakkannya area pintu.
Hal ini karena sering membuka dan menutup kulkas dapat menyebabkan suhu di tempat ini berfluktuasi dan menjadikan telur cepat busuk.
Selain itu, telur rebus yang disimpan di dalam kulkas juga dapat menimbulkan bau gas di lemari es. Hal ini karena hidrogen sulfida yang terbentuk saat telur direbus. Namun, jangan khawatir, karena ini tidak berbahaya dan baunya akan hilang dalam beberapa jam.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR