Sajiansedap.com - Anda pasti sudah tahu kalau PON XX diselenggarakan di Papua.
Nah, ternyata di Papua ada buah khas yang belum banyak orang tahu loh.
Namanya adalah buah matoa.
Buah matoa adalah keluarga dari buah leci dan lengkeng.
Walaupun sekeluarga, buah matoa punya ciri khas sendiri loh.
Kira-kira apakah ciri khas buah dari Papua ini?
Yuk simak bersama.
Ciri Khas Buah Matoa
Buah matoa punya rasa berbeda-beda, seperti rasa kelapa, rasa papeda, dan ada pula matoa super.
Uniknya, meski warna kulit tak terlalu menawan, namun soal rasa dan isinya cukup nikmat.
Buah matoa super biasanya diberi harga Rp 100 ribu hingga Rp120 ribu, sementara buah matoa dengan rasa kelapa dan papeda diberi harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.
Jenat, seorang pedagang buah matoa menjelaskan, matoa tumbuh di wilayah danau Sentani, Papua.
"Pohonnya ini mirip pohon kedongdong namun memiliki cabang pohon yang bercabang-cabang," ujarnya kepada Tribun Network, Selasa (28/9/2021), di Teluk Youtefa, Jayapura.
Baca Juga: Resep Cakalang Kuah Kuning Enak, Hidangan Khas Papua Dengan Aroma Rempah yang Sedap
Lanjutnya, panen raya buah matoa biasanya terjadi di akhir tahun.
Sementara itu, matoa disebut buah kaya akan nutrisi dan antioksidan yang tinggi.
Buah matoa kaya akan vitamin C, vitamin E, mineral dan tanin yang baik untuk kesehatan tubuh.
Tak heran buah matoa disebut bisa membantu mencegah penyakit kronis.
4 Fakta Unik Papeda
1. Filosofi papeda
Papeda mempunyai filosofi yang mendalam bagi masyarakat Papua, di mana ketika menyantap makanan khas ini, biasanya suatu keluarga akan menggunakan helai dan hote.
Helai merupakan alat makan tradisional yang terbuat dari kayu sebagai tempat sajiannya, sedangkan hote yakni piring kayu sebagai tempat menyantap papeda.
Tradisi menyantap papeda dari satu piring sama dalam satu keluarga oleh masyarakat Sentani disebut sebagai helai mbai hote mbai, kata mbai berarti satu.
Istilah tersebut memiliki arti makan dalam satu keluarga dapat menjadi cerita yang bisa disimpan untuk masa depan anak dan cucu.
Jadi bagi masyarakat Papua, acara makan keluarga itu sebagai ikatan kekeluargaan sebagai ruang diskusi antara orang tua dan anak.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
2. Proses membuat papeda
Pembuatan papeda dengan bahan tepung sagu yakni caranya tepung direndam dalam air selema kurang lebih 15 menit.
Setelah direndam, pati yang mengendap diambil saja kemudian dicampur dengan air yang nantinya akan dibuat sebagai papeda.
Selain itu, ada pula cara lain untuk membuat papeda yakni dengan air panas atau dingin, sagu, air jeruk, dan garam.
Langkah yang harus dilakukan pertama-tama rebus air, dan diamkan hingga mendidih.
Sambil menunggu, siapkan sagu di baskom dan diberi perasan jeruk, garam, serta air dingin secukupnya.
Aduk hingga rata dan saring, lalu siram air yang sudah mendidih ke dalam sagu, aduk rata, hingga papeda siap disantap.
3. Ambil papeda dengan digulung
Mengambil papeda itu ada caranya sendiri ya, Kawan Puan yaitu digulung dengan sumpit atau garpu.
Pastikan masing-masing tangan memegang sumpit atau garpu, lalu ambil papeda dengan digulung-gulung.
Tentunya mengambil papeda itu tidak semudah menyendok nasi ya, Kawan Puan, hal ini dikarenakan papeda memiliki tekstur yang kental seperti lem, sehingga untuk memindahkannya perlu digulung.
Tak hanya itu saja, Kawan Puan juga tak perlu mengunyah papeda karena bisa langsung ditelan.
Baca Juga: Yuk, Cicipi Kopi dari Sumatera sampai Papua di Festival Kopi Nusantara 2018
4. Disantap dengan ikan kuah kuning
Biasanya dalam menyantap papeda itu dilengkapi dengan makanan pendamping yakni ikan kuah kuning.
Selain ikan kuah kuning, adapun lauk pendamping lainnya seperti sayur ganemo, ikan goreng, dan kuah lalapan.
Wah, sepertinya sungguh lezat ya, Kawan Puan, apakah kamu tertarik untuk mencoba makanan khas Papua ini?
Baca Juga: Resep Nila Bakar Sambal Plecing, Menu Ala Restoran Pinggir Pantai yang Bisa Kita Buat Di Rumah
Artikel telah ditayangkan di tribun papua dengan judul, Keunikan Buah Matoa Khas Papua, Beda Warna Beda Rasa
Source | : | Tribun papua |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR