SajianSedap.com - Cumi adalah salah satu seafood yang populer di Indonesia.
Tekstur kenyal dan rasanya yang gurih yang membuat makanan laut ini menjadi salah satu menu favorit para pencinta seafood.
Tak hanya itu, cumi juga dikemas dalam kandungan gizi yang baik untuk kesehatan.
Cumi-cumi mengandung vitamin A, zat besi, kalsium dan asam lemak omega 3.
Namun di balik manfaatnya, ternyata tak sembarang orang dapat mengonsumsi cumi.
Pasalnya jika orang berikut mengonsumsi cumi malah menyebabkan bahaya.
Orang dengan kondisi kesehatan seperti apa? Simak berikut ini.
Kondisi Orang Tidak Boleh Makan Cumi
1. Penderita Kolesterol
Cumi-cumi sering dikaitkan disebut makanan yang tinggi kolesterol.
Bagaimana faktanya?
Melansir Healthline, produk hewani adalah satu-satunya sumber makanan kolesterol.
Namun, cumi-cumi sebetulnya rendah lemak jenuh.
Tapi, proses pengolahan cumi-cumi justru membuat lemak jenuh jadi meningkat.
Terutama saat cumi-cumi diolah dengan cara digoreng.
Saat itulah, lemak total dan kandungan lemak jenuhnya kemungkinan naik.
Nah, orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi biasanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Menurut informasi nutrisi Departemen Pertanian AS, porsi 100 gram cumi-cumi mengandung sekitar 263 miligram kolesterol.
Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari.
Artinya, 100 gram cumi-cumi memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kolesterol harian kita sehingga kita perlu berhati-hati, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
2. Penderita Alergi Seafood
Anda pernah mengalami gatal-gatal, hidung tersumbat, atau bengkak bibir setelah makan makanan laut?
Bisa jadi Anda sedang mengalami gejala alergi seafood.
Alergi seafood merupakan respons abnormal oleh sistem kekebalan tubuh terhadap protein pada hewan laut tertentu.
Hewan laut yang dimaksud bisa berupa lobster, cumi-cumi, ikan kakap, kerang, udang, kepiting, maupun tiram.
Beberapa orang dengan alergi seafood bereaksi terhadap semua makanan dari laut.
Namun, ada juga orang yang hanya bereaksi terhadap jenis hewan laut tertentu.
Reaksi yang muncul ketika alergi bisa bermacam-macam, bisa gejala ringan dan bisa juga parah hingga mengancam keselamatan jiwa.
Jika Anda merasa memiliki alergi, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Anda bisa juga melakukan tes secara mandiri untuk memastikan keberadaaan alergi.
Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi yang merugikan di masa depan.
Melansir dari Mayo Clinic (16/12/2019), gejala alergi seafood khususnya kerang umumnya berkembang dalam beberapa menit hingga sejam setelah makan.
Mereka yang alergi mungkin akan merakan gejala ini:
- Gatal-gatal atau eksim (dermatitis atopik)
- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan
- Ngos-ngosan hingga hidung tersumbat atau sulit bernapas
- Nyeri perut, diare, mual atau muntah
- Pusing-pusing hingga pingsan
Alergi juga dapat menyebabkan reaksi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan anafilaksis.
Tanda dan gejala anafilaksis meliputi:
- Tenggorokan berubah bengkak atau muncul benjolan di tenggorokan sehingga membuat penderita sulit bernapas
- Syok dengan penurunan tekanan darah yang parah
- Pusing atau kehilangan kesadaran
Anda dianjurkan untuk segera mencari perawatan darurat jika mengalami tanda-tanda atau gejala anafilaksis ini.
Semua jenis alergi makanan pada dasarnya disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh.
Ciri-ciri Cumi yang Berbahaya
1. Cumi-cumi berlendir
Cumi-cumi segar memiliki tekstur yang kenyal.
Oleh karena itu jangan membeli yang berair, apalagi berlendir.
Cumi-cumi yang berlendir menandakan tidak segar.
2. Warna kusam
Ketika memilih cumi-cumi, pastikan memilih cumi-cumi yang masih segar.
Untuk cumi-cumi segar, pilihlah yang berwarna putih dengan bercak cokelat kemerahan.
Perlu anda ketahui, cumi-cumi yang sudah lama memiliki kulit berwarna merah muda, serta dagingnya berwarna kuning.
3. Kulit ari yang rusak
Jangan pilih cumi-cumi yang kulit arinya sudah terkelupas atau rusak, karena ini tanda cumi sudah tak segar.
Pilih cumi-cumi yang kulit terluarnya tidak robek dan hancur, masih utuh dan tidak mudah rusak ketika dicubit.
4. Bau menyengat
Hindari juga cumi yang baunya menyengat, terlalu amis atau bahkan bau busuk.
Cumi-cumi segar tidak mengeluarkan aroma amis.
Oleh karena itu, pilihlah cumi-cumi beraroma laut yang segar.
Artikel ini telah tayang di SajianSedap.com sebelumnya dengan judul Tolong Tahan Kalau Gak Mau Nyesel! Cumi Ternyata Berbahaya Banget Kalau Dimakan Orang dengan 2 Kondisi Ini, Efeknya Bisa Mematikan
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR