SajianSedap.com - Kentang adalah salah satu bahan pangan yang menjadi pilihan untuk menjadi makanan pokok bagi sebagian orang.
Sebab kentang memiliki kadar karbohidrat yang tinggi sehingga menjadi makanan pokok karena mengenyangkan.
Berkat harganya yang terjangkau dan juga mudah dalam pengolahannya menjadikan kentang favorit banyak orang.
Umumnya kentang diolah menjadi sayur atau hanya direbus biasa untuk dimakan langsung.
Rasanya sangat lezat dan lembut.
Namun ternyata kentang tak boleh dikonsumsi sembarangan jika muncul ciri-ciri seperti ini karena bisa berbahaya untuk tubuh.
Ciri-ciri seperti apa ya? Yuk simak berikut ini.
Ciri-ciri Kentang yang Bahaya untuk Dikonsumsi
Ternyata, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas sangat berbahaya bagi tubuh.
Dikutip dari Healthline, kentang mengandung dua senyawa glycoalkaloid.
Dalam kadar rendah, glycoalkaloids bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya bersifat antibiotik, menurunkan kolesterol, serta menjaga kadar gula darah.
Namun, glycoalkaloids justru berbahaya bila dikonsumsi dalam kadar tinggi.
Kadar glycoalkaloids yang tinggi justru bersifat toksik bagi manusia.
Saat kentang bertunas, kandungan glycoalkaloidsnya mulai meningkat.
Oleh karena itu, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas dapat menyebabkan Anda menelan glycoalkaloids secara berlebihan.
Biasanya efek negatif mengonsumsi kentang yang sudah bertunas muncul dalam beberapa jam hingga satu hari kemudian.
Bila sedikit mengonsumsi kentang bertunas maka gejala yang bisa muncul adalah muntah, diare, dan sakit perut.
Ketika kentang bertunas dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka bisa menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan, bahkan kematian.
Penelitian lain memaparkan bahaya mengonsumsi kentang yang bertunas pada ibu hamil.
Ibu hamil yang mengonsumsi kentang bertunas bisa meningkatkan resiko bayi mengalami cacat lahir.
Oleh karena itu, ibu hamil sebisa mungkin menghindari kentang yang bertunas.
Lalu, bagaimana cara menghilangkan kandungan racun pada kentang bertunas?
Kadar glycoalkaloids terkonsentrasi pada bagian daun, bunga, mata, serta kecambah/tunas pada kentang.
Selain tunas, tanda kentang memiliki kadar glycoalkaloids tinggi adalah kerusakan fisik pada kentang, kentang berwarna hijau, dan rasa pahit.
Maka dari itu, cara mengurangi kadar glycoalkaloids adalah dengan membuang bagian tunas, mata, kulit hijau, serta bagian yang memar atau rusak pada kentang.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Mengupas dan menggoreng kentang dapat membantu menurunkan kadar glycoalkaloids pada kentang.
Meski demikian, ahli tetap menyarankan untuk tidak mengonsumsi kentang bertunas demi keselamatan.
Moms bisa mencegah kentang agar tidak bertunas dengan cara segera menggunakan kentang tanpa menyimpannya lama.
Apabila ingin menyimpan kentang dalam waktu lama, Moms perlu memastikan kentang benar-benar kering kemudian menyimpannya di tempat yang sejuk, kering, dan gelap tidak terpapar sinar matahari.
Sebaiknya hindari meletakkan kentang berdekatan dengan bawang bombay karena akan mempercepat kentang bertunas.
Cara Mencerahkan Lipatan Paha dengan Kentang
Jika Anda tertarik mencobanya, Anda bisa mengikuti langkah berikut.
Bahan :
- Kentang
- Pisau
Cara membuat:
- Iris tipis kentang.
- Gosokkan irian ke area yang berwarna gelap.
- Anda bisa menggosokkannya minimal 15 menit.
- Jika dirasa sudah cukup, cuci lipatan paha dengan air bersih.
Mudah sekali bukan?
Kentang berfungsi sebagai bahan alami yang mampu mengangkat sel kulit mati.
Untuk hasil yang maksimal, Anda bisa rutin menggunakannya 2 kali dalam seminggu.
Dijamin lipatan paha akan cerah!
Artikel ini telah tayang di Nakita dengan judul Waspada! Jangan Sampai Mengonsumsi Kentang yang Sudah Bertunas, Bersifat Racun dan Bisa Sebabkan Kematian
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR