SajianSedap.com - Pernah menemukan nasi sisa kemarin yang belum termakan?
Jangan dibuang dulu mulai sekarang.
Pasalnya nasi yang sudah didiamkan semalaman ternyata memiliki khasiat yang lebih baik dibanding nasi yang baru matang.
Bahkan, nasi sisa yang sudah didiamkan semalaman baik dikonsumsi oleh orang dengan pernyakit tertentu.
Tindakan tersebut bukan hanya bagian dari sifat berhemat, melainkan bisa menyelamatkan kesehatan tubuh.
Lalu apa manfaatnya sebenarnya?
Manfaat Konsumsi Nasi Kemarin yang Sudah Didiamkan Semalaman
Jika Anda memikirkan nasi sisa, pasti sudah berpikir nasi tersebut tidak layak dikonsumsi.
Namun, reaksi zat-zat kimia yang terjadi saat makanan itu disimpan semalaman ternyata punya banyak manfaat positif.
Misalnya, nasi sisa kemarin yang kandungan kalorinya 60 persen lebih sedikit dibandingkan dengan nasi yang baru matang.
Namun, jika kita ingin mengonsumsi nasi kemarin, kita tetap perlu memasaknya dengan benar.
Salah satu cara menanak nasi yang dianjurkan adalah menambahkan sedikit minyak kelapa setelah air mendidih sebelum beras dimasukkan dalam panci.
Setelah matang dan dingin, masukkan nasi ke dalam kulkas selama 12 jam.
Jika nasi yang baru matang langsung dimakan, pati akan diubah menjadi gula atau glukosa oleh tubuh.
Glukosa ini jika tidak langsung dibakar akan disimpan sebagai lemak.
Sementara itu, jika nasi didiamkan semalaman, pati akan diubah menjadi pati resistan yang tidak bisa dicerna tubuh.
Ini berarti kalori tidak akan bertambah.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Penambahan minyak kelapa juga akan membuat nasi kemarin tidak terlalu lengket dan memproduksi lebih banyak pati resistan dalam nasi.
Walau begitu, memanaskan kembali nasi ternyata tidak terlalu direkomendasikan.
"Bakteri Bacillus cereus yang ditemukan dalam nasi bisa bertahan selama proses pemasakan. Ketika nasi sudah dingin, spora akan memperbanyak diri dan memproduksi neurotoksin yang bisa membuat sakit," kata Martin Goldberg, ahli mikrobiologi.
Selain nasi, sup tulang juga mengandung banyak manfaat, terutama keindahan kulit.
Kolagen dalam tulang akan dipecah menjadi gelatin dan mudah dicerna tubuh sehingga bermanfaat bagi kulit.
Agar manfaatnya lebih optimal, disarankan untuk mendiamkan dulu sup tulang sebelum diasup.
Proses ini akan membuat mineral yang terkandung di dalam tulang, seperti kalsium, magnesium, dan sumsum, lebih mudah diserap tubuh.
Panaskan sup satu kali saja dan dalam suhu tidak terlalu panas, atau sekitar 60 derajat agar bakterinya mati.
Ini berarti, pisahkan sup dalam panci kecil setiap kali akan dipanaskan.
Makanan lain yang nilai nutrisinya lebih tinggi jika tidak dikonsumsi setelah matang adalah kentang.
Kentang yang didinginkan dulu setelah dimasak akan memiliki kandungan zat pati lebih banyak.
Zat pati tersebut diketahui memiliki manfaat, seperti serat pangan, yang membantu mencegah kanker kolon, meningkatkan rasa kenyang, bahkan mengurangi cadangan lemak. Demikian pula halnya dengan pasta.
Konsumsi makanan ini setelah dipanaskan ternyata membuat gula darah tidak terlalu tinggi. Ini berarti cukup aman bagi penderita diabetes.
"Pasta yang baru dimasak adalah karbohidrat yang akan dipecah menjadi gula di usus. Ini akan meningkatkan kadar gula darah, menyebabkan lonjakan kadar insulin. Fluktuasi seperti ini lama-kelamaan akan memicu diabetes melitus," kata Sam Christie, peneliti makanan.
Nah, mendinginkan lalu menghangatkan kembali pasta sebelum disantap menurut Christie akan membuatnya lebih resistan terhadap enzim normal di usus.
"Pati resistan ini memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula darah," katanya.
Jadi mulai hari ini, jangan buang dulu nasi 'sisa' kemarin ya.
Khususnya bagi orangtua yang mengidap diabetes, sebaiknya pilih konsumsi nasi ini jika ingin aman dari lonjakan gula darah.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Se-Indonesia Nyesel Baru Tahu Kalau Golongan Darah ini Dilarang Keras Makan Pisang, Pantas Bolak Balik Rumah Sakit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Makan Nasi Sisa Kemarin Ternyata Bermanfaat bagi Kesehatan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR