SajianSedap.com - Sosok Adjie Massaid dikenal sebagai aktor legendaris di Indonesia.
Sayang, Ia meninggal dunia begitu cepat pada tahun 2011 lalu.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam lantaran Adjie diketahui masih sempat berolahraga sebelum meninggal secara mendadak.
Ia terkena serangan jantung setelah bermain sepak bola.
Pertanyaanya, mengapa banyak kasus serangan jantung terjadi setelah olahraga?
Benarkah makan sebelum olahraga jadi penyebabnya ?
Serangan Jantung Adjie Massaid
Masih segar dalam ingatan tentang kabar meninggalnya Adjie Massaid.
Pada tahun 2011, Adjie yang kala itu masih jadi anggota Komisi V DPR RI dikabarkan meninggal dunia di RS Fatmawati.
Ia dilarikan ke rumah sakit setelah merasa dadanya sesak setelah bermain sepakbola di kawasan Lebak Bulus.
Namun sayangnya tidak lama kemudian, Ia menghembuskan nafas terakhir karena diduga serangan jantung.
Padahal Ia dikenal sebagai orang yang gemar berolahraga dan punya gaya hidup yang sehat.
Hal ini sempat jadi perdebatan banyak orang.
Pasalnya, olahraga disebut sebagai aktivitas menyehatkan, namun bisa merenggut nyawa.
Dilansir Kompas.com, seorang dokter bernama Phaidon L Toruan yang sudah mengenal Adjie mengungkapkan bahwa olahraga bukanlah penyebab kematiannya.
Adjie juga disebutnya memiliki gaya hidup yang sehat karena Ia merupakan didikan klub sepakbola Belanda, Ajax.
Karena itulah Ia mengadaptasi pola makan pesepakbola Belanda.
Di antaranya adalah makan roti, gandum, buah-buahan, spaghetti, dan tidak makan gorengan.
Gaya hidup inilah yang mematahkan argumen yang menyebut kalau Adjie tidak menjalankan gaya hidup tidak sehat sehingga terkena serangan jantung.
Makan Sebelum Olahraga Jadi Sebabnya?
Ada yang bilang kalau makan sebelum olahraga jadi penyebab serangan jantung ini.
Bernakah hal itu?
Ternyata tidak sama sekali, lo.
Dilansir Livestrong.com, justru kalau kita tidak makan sebelum olahraga, hal itu yang menyebabkan masalah bagi tubuh.
Soalnya tubuh pasti memerlukan tenaga untuk olahraga.
Kalau tubuh tidak mendapat asupan makanan sebelum olahraga, dampak jangka pendeknya kita akan lebih cepat merasa lelah.
Rasa lelah tersebut timbul akibat tidak adanya asupan kabrohidrat di dalam tubuh, sehingga tubuh akan membakar otot atau jaringan organ untuk memberikan energi.
Lebih berbahaya lagi kalau kita berolahraga dalam kondisi lapar.
Lapar justru membuat berat badan sulit turun bahkan dapat menyebabkan penyakit kronis, salah satunya serangan jantung.
Hal ini juga berlaku bagi yang menjalani diet ketat.
Ada baiknya perbanyak porsi makan menjelang olahraga.
Toh, nantinya semua kalori dan karbohidrat akan terbakar saat olahraga dan kita tidak perlu merasa khawatir.
Jadi, pastikan Anda makan 2 - 3 jam sebelum berolahraga, ya.
Sudah Punya Riwayat Penyakit Jantung yang Tak Disadari
Semua orang tahu manfaat kesehatan dari berolahraga.
Namun, beberapa orang yang melakukan olahraga secara rutin – bahkan atlet sekalipun, ada yang meninggal mendadak saat atau setelah olahraga.
Kejadian itu sontak membuat orang bertanya-tanya, apa benar olahraga malah memicu kematian mendadak?
Apakah penyebabnya karena jantung berhenti atau serangan jantung?
Serangan henti jantung berbeda dengan serang jantung biasa, meskipun keduanya bisa menyebakan jantung gagal berfungsi sebagai mana mestinya dan menyebabkan kematian.
Serangan henti jantung atau istilah medisnya disebut dengan sudden cardiac arrest (SCA) adalah berhentinya detak jantung secara medadak yang disebabkan adanya gangguan aliran listrik di jantung, sehingga menghambat aktivitas pemompaan darah dan menghentikan sirkulasi darah dalam tubuh.
Umumnya seseorang yang terkena serangan henti jantung saat berolahraga dikarenakan telah memiliki riwayat penyakit jantung ini, hanya saja mereka tidak menyadari hal tersebut.
Sedangkan serangan jantung atau heart attack kebanyakan disebabkan oleh penyakit jantung yang berlangsung kronik dalam waktu lama.
Serangan ini terjadi karena adanya penyumbatan mendadak di dalam pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke otot jantung menjadi terhambat dan akhirnya merusak otot jantung.
Orang dengan riwayat serangan jantung sebelumnya akan memiliki risiko untuk mengalami henti jantung mendadak.
Penyebab Henti Jantung Saat Olahraga
Pada usia muda (di bawah 35 tahun), penyebab kematian mendadak saat olahraga umumnya akibat terjadinya SCA, bukan serangan jantung.
Ini disebabkan karena hipertropik kardiomiopati.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Kardiomiopati adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan terjadinya penebalan tidak normal di otot-otot jantung.
Sedangkan, penyebab kematian mendadak pada usia yang lebih tua berbeda – lebih dari 50 tahun, umumnya disebabkan karena mereka memiliki penyakit jantung koroner dan pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.
Serangan jantung mengakibatkan beberapa otot jantung mati dan sekaligus mengganggu aliran listrik jantung.
Maka tidak heran, bila di kemudian hari mereka menjadi rentan mengalami SCA.
Saat melakukan aktivitas olahraga, semua otot bergerak, termasuk otot jantung.
Ketika melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, seseorang yang memiliki faktor kardiomiopati, otot jantungnya akan semakin menebal saat olahraga.
Hal ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen dan aliran listrik menjadi terganggu.
Nah, biasanya banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut karena sebelumnya tidak merasakan keluhan.
Sehingga ketika seseorang melakukan olahraga terutama olahraga kompetitif dengan intensitas tinggi seperti sepak bola, futsal, tenis, ataupun lari maraton, jantung akan memompa dengan keras.
Dan terkadang, pada mereka yang kurang beruntung (sekitar 1% dari populasi), jantung berhenti mendadak dan mengakibatkan kematian.
Olahraga Bukan Pemicu Utamanya
Menurut Journal Of The American College Of Cardiology, sebanyak 52 serangan jantung terjadi di tempat olahraga biasa, 84 peristiwa di tempat olahraga alternatif, dan sebanyak 713 kasus serangan jantung lainnya terjadi di tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan olahraga.
Dalam Journal of American Medical Association, disebutkan bahwa risiko terkena penyakit jantung yang ditimbulkan akibat aktivitas fisik sangat rendah.
Yang lebih penting lagi, penelitian tersebut menemukan bahwa risiko kelangsungan hidup seseorang saat melakukan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin menurunkan risiko mengalami serangan jantung sekitar 45 persen dibandingkan dengan orang sehat yang jarang berolahraga.
Jadi, bukan olahraganya yang menyebabkan seseorang terkena serangan jantung.
Pasalnya, rutin beraktivitas terbukti dapat menurunkan risiko kematian mendadak saat berolahraga, entah karena serangan jantung biasa maupun henti jantung.
Hal ini dikarenakan tubuh sudah terbiasa untuk beradaptasi dengan peningkatan aktivitas tubuh.
Sesuai yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan jantung.
Terutama jika memang memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung dan kerap merasakan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan lemas.
Mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, ada baiknya untuk selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berolahraga.
Mulailah melakukan olahraga dengan aktivitas yang ringan-ringan dahulu.
Pasalnya hal tersebut akan membantu jantung menyesuaikan aktivitas secara perlahan.
Setelah selesai olahraga, jangan lupa untuk melakukan pendinginan secara perlahan-lahan dengan memperlambat kecepatan.
Jangan berhenti tiba-tiba. Langsung duduk, diam berdiri, ataupun berbaring setelah berolahraga bisa membuat kita merasa pusing atau bahkan jantung berdebar-debar.
Hal yang terpenting lainnya adalah memperhatikan faktor apa saja yang memicu seseorang terkena serangan jantung.
Seperti menghilangkan kebiasaan merokok, makanan yang tidak sehat, malas berolahraga, stres, kurang tidur, minum alkohol ataupun hal lainnya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR