SajianSedap.com - Sutradara kenamaan sekalugus suami Zaskia Adya Mecca kini tengah terbaring di rumah sakit.
Hanung diketahui mengalami saraf kejepit yang membuatnya harus menjalani operasi.
Bahkan dikutip dari GridHealth, istri hanung yakni Zaskia mengatakan jiak ia harus mengelontorkan dana hingga seartus juga unutk oeprasi yang dijalani oleh Hanung Bramantyo.
Membahas mengenai saraf yang dialami oleh Hanung Bramantyo, rupanya gejala gangguan kesehatan ini tidak terjadi begitu saja.,
Bahkan gejalanya diawali seperti masuk angin.
Lalu apa saja gejala saraf kejepit ini? simak ulasannya.
Gejala Saraf Kejepit
Dikutip dari Gridhealth, sebelumnya menurut Zaskia, Hanung sampai bisa mengalami saraf kejepit berawal dari fitness.
Tapi fitness yang dilakukannya tanpa personal trainer, hingga singkat cerita dirinya merasakan sakit.
"Awalnya fitness tanpa personal trainer nggak saat itu tapi seiring waktu baru kerasa. Lihat orang main angkat-angkat aja kan."
"Terus mas Hanung mulai sakit syaraf kejepit 2 tahun lalu sempat hilang karena terapi terus kumat lagi. Dia melakukan operasi kecil kayak pelumas gitu disuntikin. Agak enakan tapi harus minum pain killer karena sakit," bebernya.
Selain itu, 2 bulan lalu Hanung diceritakan pernah mengikuti outbound.
Sepulang kegiatan kumat lagi. Kali ini sakitnya lebih parah, Hanung sampai tidak tidur hingga 3 hari.
Dia pun memutuskan minum obat painkiller, tapi rasa sakitnya tidak berkurang.
Walhasil Hanung menjadi manusia yang cranky, gampang emosi nggak ada energi sampai marah-marah.
"Banyak yang ngerasain saraf kejepit. Ada yang nyaranin ini itu udah kita jalanin terapi dan lain-lain dan bukan menjadi solusi. Mas Hanung akhirnya depresi. Dia sempat jenguk Mas Butet sakit syaraf kejepit nama ilmiahnya HNP (Nucleus Pulposus Hernia) dioperasi," imbuhnya.
Karena terus merasa sakit di bagian saraf, Hanung dan Zaskia mulai mencari pengobatan alternatif hingga akhirnya memilih untuk menjalani operasi yang telah dijalaninya pada Rabu (12/1/2022).
Seperti diketahui, tulang belakang manusia normalnya terdiri dari ruas-ruas yang mana di antara ruas-ruas tersebut terdapat bantalan yang disebut sebagai discus intervertebralis (DI).
Di dalam discus intervertebralis ini terdapat nucleus berbentuk seperti jeli yang berfungsi sebagai bola dan penahan guncangan, dibantu oleh dinding yang melingkari nucleus yang disebut annulus fibrosus (AF).
Sementara, di belakang discus intervertebralis terdapat saraf yang berjalan dari otak menuju ke anggota gerak atas dan bawah.
Komponen ini yang memungkinkan seseorang bisa menggerakkan kedua ekstremitas itu.
Apabila terjadi hernia nucleus pulposus (HNP), maka saraf tersebut akan terjepit.
Kondisi inilah yang kerap disebut sebagai kondisi saraf kejepit.
Merangkum Cleveland Clinic, penyebab saraf kejepit adalah multifaktor.
Tetapi, secara umum pemakaian yang berlebihan dan berulang bisa menyebakan kerusakan pada annulus fibrosus yang pada akhirnya membuat nucleus keluar dari tempatnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Kondisi tersebut antara lain dapat dipicu oleh faktor pekerjaan atau aktifitas sehari-hari, kondisi obesitas, termasuk penuaan, genetik, dan kebiasaan merokok.
Karena dinding nucleus atau annulus fibrosus pecah dan material nucleus keluar menjepit saraf di belakangnya, jepitan itu bisa menyebabkan peradangan terhadap saraf dan pada akhirnya timbul sakit yang sifatnya menjalar.
Melansir Mayo Clinic, kebanyakan saraf kejepit terjadi di punggung bawah, meskipun bisa juga terjadi di leher.
Berikut ini adalah tanda dan gejala saraf kejepit yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri lengan atau kaki
Jika HNP atau saraf kejepit terjadi di punggung bawah, seseorang biasanya akan merasakan nyeri paling hebat di bagian pantat, paha, dan betis.
Mereka mungkin juga mengalami nyeri di bagian kaki.
Sementara, jika HNP berada di leher, seseorang biasanya akan merasakan nyeri paling hebat di leher, bahu dan lengan.
Nyeri ini mungkin akan menjalar ke lengan atau kaki saat penderitanya batuk, bersin, atau berpindah ke posisi tertentu.
Nyeri sering digambarkan sebagai rasa tajam atau terbakar.
2. Mati rasa atau kesemutan
Orang yang memiliki saraf kejepit sering mengalami mati rasa atau kesemutan yang menyebar di bagian tubuh yang dilayani oleh saraf yang terkena.
3. Otot melemah
Otot yang dilayani oleh saraf yang terjepit cenderung akan melemah.
Hal ini dapat menyebabkan penderitanya mudah tersandung atau memengaruhi kemampuan mereka dalam mengangkat atau memegang barang.
Namun, perlu diketahui, bahwa tidak semua orang dengan saraf kejepit akan mengalami gejala tersebut.
Beberapa orang bahkan mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami saraf kejepit sebelum diperlihatkan hasil rontgen.
Setidaknya, segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami nyeri leher atau punggung yang menjalar hingga ke lengan atau tungkai.
Siapa saja juga disarankan segera menemui dokter apabila sering mengalami mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot.
Pada umumnya, kondisi saraf kejepit memang dapat membaik dalam waktu singkat.
Tapi pada kasus tertentu, tekanan pada saraf tetap saja bisa berlangsung lama (kronis) dan menyebabkan kerusakan saraf permanen, sehingga perlu diwaspadai.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah dua cara yang bisa dilakukan dokter untuk dapat meyakinkan diagnose pada pasien saraf kejepit.
Sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya yang mungkin dibutuhkan adalah menggunakan X-Ray anatomi tulang belakang dan MRI di jaringan lunak pada tulang belakang.
Jaringan ini meliputi diskus intervertebralis, ligamen, sumsum tulang belakang dan saraf spinal.
Jadi sebaiknya jika Anda mengalami gejala di atas, segera periksakan diri untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3 Gejala Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai
Source | : | Kompas,Gridhealth |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR