SajianSedap.com - Salah satu kebiasan dapur yang hampir pasti dilakukan di oleh sebagian besar orang adalah menumpuk piring di dapur.
Mengaku saja. Anda pasti juga melakukannya bukan?
Dengan niat agar lebih praktis sekali cuci, biasanya sebagian besar orang akan menumpuk piring kotor di dapur.
Bahkan jika terlalu sibuk, bisa 2 sampai 3 hari piring menumpuk di tempat cuci piring.
Terkesan sepele, tapi kebiasan ini ternyata sungguh berbahaya.
Bahkan bisa menyebabkan terjadinya gastrointestinal.
Apa itu gastrointestinal?
Dan apa bahaya menumpuk piring kotor sebelum dicuci?
Berikut ulasannya karena kesehatan keluarga taruhannya.
Bahaya Menumpuk Piring Kotor Sebelum Dicuci
Dilansir dari Kompas.com, membiarkan piring menumpuk rupanya adalah kebiasan fatal yang bisa membahayakan kesehatan seisi rumah.
Kebiasaan membiarkan piring menumpuk bisa berbahaya.
Pasalnya, bakteri bisa tetap hidup hingga empat hari di piring bekas itu dan bisa menyebar ke seluruh dapur.
Hal itu semakin buruk mengingat kerak dari sisa makanan susah dihilangkan saat piring dicuci.
Dikutip dari Bobo.id piring koror yang didiamkan semalaman atau berhari-hari, dapat menyebabkan bakteri hidup tumbuh lebih subur pada permukaan piring, gelas, serta wastafel dapur.
Bakteri juga mampu melipatgandakan dirinya hingga jutaan dalam sehari.
Sehingga bisa dibayangkan ada berapa banyak bakteri di tempat cuci piring yang bisa mengontaminasi peralatan dapur yang belum dicuci.
Bakteri dan kuman berbahaya bagi kesehatan yang biasa di temukan di dapur merupakan penyebab berbagai penyakit.
Bakteri dan kuman juga bisa menyebar dan besar kemungkinan juga mengontaminasi bahan makanan yang ada di dapur.
Jika sudah begini gangguan pencernaan hingga masalah serius lainnya bisa menimpa anggota keluarga.
Salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri yakni gangguan gastrointestinal.
Gastrointestinal sendiri adalah gangguan kesehatan yang mengakibatkan pendarahan apda saluran pencernaan.
Hal ini tentu saja bisa berbahaya bagi keluarga Anda.
Selain menumpuk piring kotor, ada juga beberapa kebiasaan buruk lain dalam mencuci piring ini harus segera dijauhi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Baca Juga: Iseng Cuci Muka Pakai Air Beras, Wanita Dibuat Syok dengan Kondisi Wajahnya, Bikin Ketagihan Banget!
1. Jangan merendam piring kotor
Merendam piring kotor di dalam wastafel yang memiliki banyak air diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri.
Apalagi, bakteri mampu melipatgandakan dirinya hingga jutaan dalam sehari dan membahayakan kesehatan.
Menggunakan terlalu banyak sabun
Kebanyakan orang berpikir bahwa mencuci piring dengan banyak sabun sangat baik untuk membuat piring bersih.
Sayangnya, sabun yang terlalu banyak justru akan meninggalkan residu pada cucian sehingga permukaan piring atau alat makan lainnya akan terlihat keruh.
2. Mengeringkan dengan lap kotor
Seringkali kita mengeringkan piring yang sudah dicuci dengan lap yang sama berulang kali.
Walaupun lap tersebut terlihat bersih, tak ada yang bisa menjamin bahwa kain lap benar-benar bersih dari kuman dan jamur.
Oleh karena itu, pastikan untuk mengganti kain lap secara rutin atau letakkan piring yang sudah dicuci di rak khusus sehingga kering dengan sendirinya.
3. Ganti spons secara rutin
Spons pencuci piring harus diganti secara rutin karena bisa menjadi sarang kuman, bakteri, dan jamur yang berbahaya.
Anda bisa mengganti spons pencuci piring misalnya satu atau dua kali dalam seminggu sesuai kebutuhan.
Catatan penting juga, bisa jadi beberapa gangguan kesehatan Anda juga bisa disebabkan karena kebiasan buruk ini lho.
Jadi meskipun Anda mengonsumsi berbagai vitamin ataupun suplemen, tapi masih terserang sakit, bisa jadi salah satu penyebabnya karena sering menumpuk piring di dapur.
Stop lakukan kebiasan ini mulai sekarang.
Lakukan kebiasan langsung mencuci sendiri agar kesehatan keluarga tetap terjaga.
Artikel telah ditayangkan di Grid.id dengan judul Kebiasaan Menumpuk Piring Kotor Bisa Membahayakan Nyawa Satu Keluarga, Begini Aturan Mencuci Piring yang Benar
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR