SajianSedap.com - Siapa yang suka dengan timun?
Timun jadi salah satu sayuran yang wajib jadi teman makan.
Mulai dari lalapan sampai jadi jus, timun memang jadi andalan di rumah.
Belum lagi sejuta manfaat yang dapat dihasilkan dari timun.
Meski banyak manfaat, jangan sampai timun dimakan oleh orang dengan kondisi ini.
Bukannya sehat, malah bisa bolak balik masuk rumah sakit.
Bahaya Makan Timun pada Orang dengan Kondisi Tertentu
Tahukah Anda, bahwa tidak setiap orang direkomendasikan untuk mengonsumsinya timun.
Ya, meski kerap dijadikan lalapan dan dikonsumsi setiap hari, timun bisa memberikan efek buruk pada orang dengan kondisi tertentu.
Baca Juga: Kaum Menteng, Lesser-Known Traditional Foods From Rural Indonesia Get Spotlight They Deserve
Ada beberapa kriteria orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi karena dikhawatirkan akan membahayakan.
Inilah beberapa kondisi orang tersebut.
1. Pengidap Hiperkalemia
Mentimun merupakan sumber kalium yang baik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita karena membantu dalam mengontrol tekanan darah.
Selain baik untuk jantung, timun juga bisa mencegah gangguan ginjal dan sangat bagus untuk sistem saraf.
Namun konsumsi mentimun tidak disarankan bagi penderita hiperkalemia atau kondisi kelebihan kalium pada tubuh seseorang.
Bila tetap dikonsumsi, kondisi ini bisa menjadi lebih fatal dengan gejala-gejala seperti kembung, kram perut, gas usus, dll.
Kemudian kondisi bisa memburuk dari waktu ke waktu dan mulai menghambat fungsi bahkan merusak sistem ginjal.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
2. Penderita masalah pernapasan
Jika seseorang menderita sinusitis atau penyakit pernapasan kronis lainnya maka sebaiknya harus menghindari makan mentimun.
Hal ini karena mentimun memiliki efek pendinginan yang dapat memperburuk kondisi masalah pernapasan bahkan bisa mengakibatkan komplikasi.
3. Kondisi Hipoglikemia atau gula darah rendah
Beberapa penelitian pada hewan menemukan, mentimun dapat membantu mengurangi kadar gula darah dan mencegah beberapa komplikasi diabetes.
Tentu bermanfaat bagi penderita kadar gula darah tinggi, namun sebaliknya bisa berbahaya bagi kondisi hipoglikemia atau kadar gula rendah.
4. Kondisi perut sensitif
Timun diketahui mengandung bahan yang disebut cucurbitacin.
Kandungan ini diketahui dapat memicu gangguan pencernaan pada orang-orang tertentu.
Kondisi ini akan lebih parah terutama jika seseorang memiliki sistem pencernaan yang sensitif.
5. Alergi
Seseorang yang mengalami dan memiliki riwayat alergi tidak disarankan mengonsumsi timun.
Hal ini sesuai dengan Studi yang dilakukan oleh American Academy of Allergy Asma and Imunology pada reaksi alergi mentimun pada manusia.
Dikatakan bahwa orang yang alergi terhadap serbuk sari ragweed, melon, teh chamomile, pisang, dan biji bunga matahari juga bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi sayuran berkulit hijau ini.
6. Dehidrasi
Biji mentimun adalah sumber cucurbitin, bahan yang dikenal memiliki sifat diuretik bawaan.
Meskipun sifat diuretiknya ringan, namun tetap tidak disarankan bagi seseorang yang tengah mengalami dehidrasi.
Ketika dicerna dalam jumlah besar, bahan diuretik ini bisa semakin mengeluarkan cairan berlebihan dari tubuh sehingga menghambat keseimbangan elektrolitik.
Dalam kondisi ekstrem, itu bisa membuat Anda sangat dehidrasi dan membahayakan jiwa.
Meski tidak bisa dikonsumi oleh orang dengan kondisi tertentu, timun masih bisa dimanfatakan untukl hal lain di rumah.
KOMENTAR