SajianSedap.com - Bagi pecinta TV di era tahun 90an pasti tak asing dengan sosok Gugun Gondrong.
Seperti namanya, pria serbabisa ini begitu dikenal akan ciri khasnya dengan rambut gondrong.
Namun nasib malang harus diderita Gugun Gondrong.
Gugun divonis mengidap penyakit langka.
Penyakit ini pun membuatnya tak bisa aktif seperti dulu lagi.
Disebut derita tumor otak
Tak disangka, fim Kamulah Satu-satunya (2007) menjadi film terakhir yang dibintangi Gugun sebelum tertimpa musibah.
Pada tanggal 13 September 2008, Gugun tiba-tiba pingsan dan harus menjelani pemeriksaan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
Dokter yang memeriksa menyatakan bahwa sahabat Ustad Jefri Al Buchori ini mengidap tumor otak di bagian kiri depan.
Tak hanya itu, dokter juga menyatakan bahwa Gugun mengalami pembendungan cairan otak yang menekan batang otaknya.
Sejak saat itu, Gugun tenggelam dari dunia hiburan karena harus melawan penyakit yang menyerang tubuhnya.
Pihak keluarga pun mengupayakan berbagai hal untuk kesembuhan Gugun, termasuk melakukan pengobatan ke Singapura.
Pengobatannya di negara tersebut berlangsung selama enam bulan sampai satu tahun.
Pasca melakukan operasi di Singapura, orang tua Gugun membawa kabar baik.
Mereka mengabarkan bahwa anaknya tak mengalami tumor otak seperti yang disebutkan sebelumnya.
Penyebab tumbangnya Gugun ternyata adalah bakteri bakteri staphylococcus aureus yang menyebabkan pengumpulan cairan nanah di otaknya.
Operasi yang dilakukan membuat Gugun mengalami kerusakan saraf motorik.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Akibatnya, artis yang tak lagi gondrong ini mengidap dimensia.
Dimensia adalah suatu kondisi di mana seseorang dapat kehilangan memori hanya dalam 5 jam setelah peristiwa.
Penderita dimensia seperti Gugun akan mengalami kemunduran daya ingat seperti orang tua yang sudah pikun.
Belajar dari Gugun, berikut kebiasaan yang bisa menyebabkan dimensia menurut Nakita.id.
1. Melewatkan sarapan
Penelitian menemukan, sekitar 31 juta warga Amerika melewatkan sarapan dengan beragam alasan seperti terlalu sibuk di pagi hari atau merasa tidak lapar.
Padahal selama beberapa jam pertama hari itu, otak menyerap nutrisi untuk melanjutkan "mengelola" proses fisiologis.
Jika melewatkan sarapan, suplai energi tentu akan berkurang dan dapat menyebabkan seseorang cenderung pelupa.
Penelitian menunjukkan, anak sekolah yang sarapan mendapatkan hasil ujian yang lebih baik karena fungsi kognitif meningkat.
2. Konsumsi gula
Kelebihan konsumsi gula dan gorengan, ditambah kekurangan asupan sayur dan buah dapat meningkatkan akumulasi zat berbahaya dalam tubuh.
Hal ini meningkatkan perkembangan tumor dan menghambat fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat mengganggu perkembangan neurologis.
3. Kurang istirahat
Idealnya, seseorang membutuhkan waktu 8 jam tidur dalam sehari agar tubuh dan otak dapat beristirahat.
Hal ini diperlukan agar metabolisme berlangsung dengan baik untuk menghasilkan energi dan renovasi sel otak.
Seperti diketahui, tidur larut malam memberi efek negatif pada tubuh seperti kenaikan berat badan hingga meningkatkan risiko diabetes.
Bahkan, studi yang dilakukan di University of California, Los Angeles menunjukkan seseorang yang memilih makan di larut malam menyebabkan malapetaka bagi otak.
Kebiasaan mengunyah pada tengah malam dapat mengganggu kemampuan dalam mempelajari hal baru dan mengingat sesuatu.
4. Makan berlebihan
Makan berlebihan selain efektif meningkatkan berat badan, juga akan menyebabkan akumulasi zat sisa dalam bentuk lemak dan pengerasan arteri serebral, sehingga berdampak pada kinerja otak.
5. Menutupi kepala saat tidur
Tanpa sadar, banyak orang mungkin pernah melakukan hal ini dan dinilai nyaman bagi sebagian orang.
Padahal, kebiasaan ini akan meningkatkan konsentrasi karbon dioksida dan mengurangi jumlah oksigen sehingga berbahaya bagi kinerja otak.
KOMENTAR