Dia memberi gambaran, sering mengonsumsi masakan bersantan yang dengan nasi porsi banyak jelas bisa memicu peningkatan berat badan pada seseorang.
Hal itu dikarenakan, nasi mengandung karbohidrat dan gula.
“Misalnya lagi saat puasa ini makan cendol. Udah pakai santan, pakai gula merah juga. Jadi kandungan kalorinya pasti lebih banyak. Sementara, kalori berlebih pasti bikin gemuk,” jelas Rista.
Cara Menyimpan Santan yang Benar Agar Tahan Lama
Executive Sous Chef Shangri-La Hotel Jakarta, Rizky Wijatmoko menyampaikan beberapa tips dan trik untuk menyimpan santan dengan baik agar tidak mudah basi.
Pertama, untuk mendapatkan sangan kualitas bagus lebih baik pilih kelapa parut yang juga memiliki kualitas baik pula.
Kelapa parut yang kualiatasnya bagus adalah kelapa parut yang bersih dan benar-benar terpisah dengan kulitnya.
"Perbandingan santan dengan air bisa disesuaikan dengan keperluannya. Kalau mau mendapat santan yang kental perbandingannya adalah 1:1 dengan air, " kata Rizky kepada Kompas.com, Jumat (10/7/2020).
Cara memasak santan bisa dikukus terlebih dahulu, kemudian dinginkan dan simpan di dalam kulkas “Ini bisa dilakukan dengan cara kita masak dulu sampai suhu diatas 63 derajat Celcius selama 15 menit. Lalu kita cooling down sampai di suhu dibawah 5 derajat Celcius baru bisa kita simpan di kulkas,” papar Rizky.
Jika sudah taruh santan pada sebuah wadah dan tutup rapat, kemudain diberi stiker penanda waktu. Santan bisa disimpan di dalam freezer dan bertahan lebih dari 1 bulan.
Namun tidak sarankan menyimpan santan terlalu lama karena bisa mengurangi rasa santan. Santan yang langsung disimpan di dalam kulkas akan rawan rusak dan rasanya asam.
ah tayang di Kompas dengan judul 3 Cara Memasak Santan agar Tak Jadi Berbahaya untuk Kesehatan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR