SajianSedap.com - Ini dia menu andalan anak kos yang bisa bikin sakit-sakitan hingga mati muda.
Apakah Anda pernah atau sedang ngekos?
Biasanya, uang saku anak kos habis saat akhir bulan.
Lantaran hal itu, banyak anak kos yang mencari menu yang murah tapi tetap enak.
Salah satunya menu andalannya adalah mi instan.
Mi instan banyak dijual di supermarket atau warung-warung kecil.
Di warung-warung burjo dan angkringan pun mie instan dijual matang.
Selama ini mi instan identik dengan penyakit yang berhubungan dengan perut, salah satunya adalah usus buntu.
Banyak yang beranggapan makan mi instan terlalu sering bisa bikin infeksi usus buntu.
Namun ternyata bukan usus buntu, mi instan diam-diam bisa picu penyakit mematikan.
Simak ulasan selengkapnya, yuk!
Selama ini anggapan mi instan bikin infeksi usus buntu sudah jadi momok masyarakat.
Namun hal tersebut dibantah oleh dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
Melansir dari GridHealth.ID, menurutnya mi instan sebenarnya tidak ada hubungannya dengan usus buntu.
Jadi anggapan mi instan bikin infeksi usus buntu atau usus lengket adalah salah.
Dikatakan oleh dr. Ari, mi instan tidak dianjurkan dikonsumsi setiap hari karena kandungan gizinya tidak seimbang.
Hal ini bisa bikin Anda mengalami kekurangan gizi bahkan gizi buruk.
Namun, rupanya ada ancaman yang lebih menakutkan, yakni penyakit jantung.
Kok bisa?
Mie Instan Bisa Picu Penyakit Jantung
Masih melansir dari sumber yang sama, dr. Ari mengatakan kalau kandungan garam dalam bumbu mi instan cukup tinggi.
Sebagaimana diketahui, garam bisa memicu tekanan darah naik drastis.
Tekanan darah tinggi yan terus-menerus bisa menimbulkan kerak di pembuluh darah koroner.
Hal ini bisa mengakibatkan penyumbatan yang bakal mengakibatkan serangan jantung.
Sebagaimana diketahui, banyak sekali orang yang terkena serangan jantung dan langsung meninggal dunia.
Lalu apakah mi instan sama sekali tidak boleh dikonsumsi?
Sebenarnya Anda boleh saja mengonsumsi mi instan.
Namun harus dengan porsi yang tidak berlebihan.
Selain itu, Anda dianjurkan menambahkan makanan pendamping yang mengandung protein.
Seperti tahu, tempe, ayam, dan sayur-sayuran.
Anda juga harus mengurangi makanan-makanan yang tinggi minyak dan tinggi garam.
Seperti gorengan, keripik, dan cemilan-cemilan asin di pasaran.
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR