1. Wajar Jika Kecewa
Kita perlu mengajarkan anak bahwa rasa kecewa akibat kekalahan yang diterimanya merupakan hal yang wajar. Namun, Si Kecil tidak boleh berlarut-larut dalam menghadapi hal ini.
Hilangkan rasa kecewa yang ada dengan melakukan aktivitas lain yang bisa membangkitkan semangat Si Kecil, misalnya dengan mengajaknya bermain di tempat favorit atau membelikan makanan favoritnya.
2. Bersikap Positif
Ajarkan anak untuk menganggap kekalahannya sebagai suatu pembelajaran atau pengalaman baru. Ambil sisi positifnya bahwa Si Kecil harus tetap berusaha lebih giat lagi dalam kompetisi selanjutnya.
Seperti yang diungkap oleh psychologist Dan Kindlon, Ph.D., author of Tough Times, seseorang akan belajar soal percaya diri setelah belajar dari kesalahan atau kekalahan, bukan dari pujian terus menerus tentang kehebatannya. Jadikan kekalahan tersebut sebagai cambuk untuk memotivasi diri sendiri menjadi semakin baik.
3. Bersikap Ikhlas
Ikhas merupakan satu sikap yang harus kita terapkan pada buah hati dalam kondisi apa pun, apalagi saat kalah dalam satu kompetisi. Karena semua hal tak akan terus berjalan sesuai harapannya.
Dengan ikhlas, anak akan mampu mengakui kemenangan pihak lawannya, sehingga tidak terjadi hal yang tidak-tidak atau bahwa menimbulkan rasa dengki.
4. Menang Bukan Segalanya
Ajarkan pada anak bahwa kemenangan atau hasil akhir bukanlah hal paling penting dalam sebuah kompetisi. Melainkan proses atau bagaimana cara kita mencapainya lah yang paling penting.
Dengan begitu Si Kecil bisa tahu apa yang kurang dan menghargai kerja keras dirinya dalam mencapai tahap tersebut.
5. Anggap Kekalahan sebagai Sebuah Ketidakberuntungan
Ajari Si Kecil bahwa kekalahan itu berarti Si Kecil kurang beruntung saja. Bukan karena kesalahan dirinya atau ia kurang persiapan. Persiapan yang dilakukan sudah cukup, sayangnya mungkin pihak lawan lebih beruntung hingga bisa memperoleh kemenangan.
Itu dia hal-hal penting yang harus diajarkan pada buah hati mengenai sportivitas. Ajarkan hal ini sejak dini, agar ketika dewasa ia mampu memahaminya dengan baik dan sudah tidak kaget saat terjadi.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR