SajianSedap.com - Event sportainment "Tiba-tiba Tenis Vindes" menjadi sorotan publik berkat penampilan dan aksi para artis di lapangan maupun pendukung di luar lapangan.
Salah satu momen yang berhasil membuat netizen haru dan mewek adalah aksi Desta terhadap ketiga anaknya.
Desta yang bermain tunggal melawan Raffi Ahmad harus menerima kekalahan dua set berturut-turut dalam pertandingan yang digelar pada Sabtu malam (12/11/2022) di Tennis Indoor, Jakarta.
Kekalahan tersebut membuat anak-anaknya bersedih, bahkan membuat anak kedua Desta Miskha menangis.
Hal itu lantas membuat Desta pergi menenangkan anak-anaknya dengan menggendong dan memeluk mereka yang terlihat sangat sedih di pinggir lapangan karena kekalahannya.
Desta pun mengunggah momen haru bersama ketiga anaknya yakni Megumi, Miskha, dan Miguel di lapangan itu melalui akun instagramnya, Minggu (13/11/2022).
Dilansir dari postingan terbarunya, terlihat Desta mengunggah 2 slide foto dan 1 video bersama ketiga anaknya.
Pada potret pertama, Desta terlihat menggendong Miskha. Di slide kedua, terlihat potret Desta berjalan dengan ketiga anaknya sembari melambaikan tangan ke penonton.
Terakhir yang diunggah Desta adalah videonya bersama sang anak saat memeluk dan mengusap air mata Miskha.
Walaupun kalah, Desta terlihat terus menghibur ketiga anaknya agar tak sedih lagi.
Bukan hanya menghibur anaknya, secara terang-terangan, Desta mengakui kekalahannya melalui caption postingan tersebut.
"Iya ayah kalah nak..," tulis Desta.
Kalah dari Raffi Ahmad, Desta pun meminta agar tangisan anaknya menjadi motivasi bagi mereka menjadi lebih baik darinya.
"Jadikan air mata kalian sebagai motivasi untuk selalu berusaha jadi lebih baik dari ayah di masa yg akan datang yah..," pinta Desta.
"Be strong Megumi, Miskha, Miguel..," lanjutnya.
Postingan itu lantas mengundang haru para netizen. Meski Desta tak memenangkan pertandingan, ia disebut pemenang di hati anak-anaknya dan netizen.
Sebab bagaimana cara dia menenangkan sang anak setelah kekalahannya patut diapresiasi.
Momen haru ini tak hanya sekali membuat netizen takjub atas perhatian Desta kepada ketiga anaknya.
Desta juga cukup sering membagikan potret kebersamaan dirinya bersama sang anak dan istri melalui postingan di Instagram pribadinya.
Atas hal tersebut, netizen menyebut Desta sebagai sosok ayah penyayang keluarga. Bahkan baru ini pengemarnya membuatkan video berisi kebersamaan Desta bersama keluarganya, yang juga diunggah Desta di Instagram pribadinya.
“Ada yang buatin video ini.. Aku tuh cengeng kalo soal giniaan.. Ga kuaaaaat..,” tulis Desta pada unggahan di akun Instagram pribadinya, Senin (22/8/22).
Dalam unggahan tersebut, berisi video Desta bersama sang anak mulai dari kelahiran putri pertamanya Megumi Arrawda, lalu momen kelahiran anak kedua serta ketiganya, yaitu Miskha Arrawfa Najma dan Miguel Arrawsya Janied.
Ketiga anak Desta itu adalah buah hati dari pernikahannya dengan Natasha Rizky sejak 2013 lalu.
Desta mengaku berusaha menyempatkan waktu untuk bersama ketiga buah hatinya yang masih kecil meski pekerjaannya sangat padat.
Apa yang dilakukan Desta lantas membuat banyak netizen takjub dan sering memberinya pujian, termasuk caranya menenangkan sang anak baru-baru ini karena kekalahannya.
Selain Desta, netizen juga takjub dengan hal serupa juga pernah dilakukan Ruben Onsu ketika menenangkan sang anak, Thalia Putri Onsu yang menangis karena ada jawaban yang salah saat ujian. Sebagai ayah, Ruben berusaha menenangkan putrinya itu.
Kata Ruben, Thalia bercerita bahwa ia salah menjawab satu soal saat ujian di sekolah. Thalia bersedih lantaran selama ini ia sangat menjaga nilai selalu bagus.
Ruben mencoba memberikan pengertian kepada sang putri untuk menerima saat melakukan sebuah kesalahan. Ia pun berharap Thalia tak menangis dan bersedih lagi.
Tentu kita tahu bahwa parenting seperti mengajarkan anak menerima kegagalan adalah hal yang tidak mudah bukan?
Karena tak ada orang yang suka dengan kegagalan, baik besar maupun kecil.
Terlebih kita kini hidup dalam masyarakat di mana semua orang memuji kesuksesan. Saat menghadapi kegagalan, wajar jika merasa malu atau percaya bahwa pencapaian terlalu jauh.
Sehingga penting bagi orangtua untuk mengajarkan bersikap lebih longgar dan sportif terhadap kegagalan yang dialami.
Ada kalanya para orang tua juga perlu membantu dan memberi dorongan semangat agar anak tidak patah semangat untuk bangkit lagi.
Sebab kegagalan jangan selalu dinilai sebagai sesuatu yang buruk, terlebih pada anak. Kegagalan justru bisa jadi kesempatan untuk belajar dari pengalaman sehingga tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.
Para peneliti juga menyarankan agar orang tua mengajarkan buah hatinya tentang kegagalan sejak dini. Namun, buatlah anak lebih nyaman dengan kegagalan besar dan kecil.
Carol Dweck, seorang profesor psikologi di Stanford, membuat istilah "mindset berkembang" yang menawarkan gagasan bahwa orang tua dapat mengubah kemampuan melalui upaya dan strategi.
Ini merekomendasikan agar orang tua lebih baik tidak terlalu banyak memuji anak. Meski memang mungkin banyak orang tua yang merasa saran itu sangat berlawanan dengan intuisi.
"Ketika kita memuji anak-anak saat mereka memecahkan masalah atau mengerjakan ujian dengan baik, orang tua tanpa disadari mendorong mereka untuk percaya bahwa jika mereka berbuat buruk atau melakukan kesalahan, mereka tidak pintar," ujar Dweck seperti dilansir dari New York Times.
Sebab itulah, menjadi PR bagi orangtua untuk mengajarkan anak tentang sportivitas sejak kecil. Apalagi sebagai orang tua, tentu tidak bisa terus menyenangkan hati anak dan memberinya kemenangan.
Tepat seperti yang diungkapkan Vickie Falcone, penulis You Can't Make Me: How to Parent With More Connecting and Less Correcting, kalau ada saatnya anak harus mengalami kegagalan dan tahu bahwa rasa kecewa akibat kalah itu wajar dan sangat manusiawi.
Tapi tetap ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan agar tidak larut dalam kesedihan dan akhirnya melakukan sesuatu hal yang merugikan.
Beberapa cara di bawah ini bisa kita tiru dalam mengajarkan sikap sportivitas pada anak. Anda bisa ikuti tips di bawah ini seperti bagaimana cara Desta menenangkan sang anak yang bersedih dari kegagalannya.
1. Wajar Jika Kecewa
Kita perlu mengajarkan anak bahwa rasa kecewa akibat kekalahan yang diterimanya merupakan hal yang wajar. Namun, Si Kecil tidak boleh berlarut-larut dalam menghadapi hal ini.
Hilangkan rasa kecewa yang ada dengan melakukan aktivitas lain yang bisa membangkitkan semangat Si Kecil, misalnya dengan mengajaknya bermain di tempat favorit atau membelikan makanan favoritnya.
2. Bersikap Positif
Ajarkan anak untuk menganggap kekalahannya sebagai suatu pembelajaran atau pengalaman baru. Ambil sisi positifnya bahwa Si Kecil harus tetap berusaha lebih giat lagi dalam kompetisi selanjutnya.
Seperti yang diungkap oleh psychologist Dan Kindlon, Ph.D., author of Tough Times, seseorang akan belajar soal percaya diri setelah belajar dari kesalahan atau kekalahan, bukan dari pujian terus menerus tentang kehebatannya. Jadikan kekalahan tersebut sebagai cambuk untuk memotivasi diri sendiri menjadi semakin baik.
3. Bersikap Ikhlas
Ikhas merupakan satu sikap yang harus kita terapkan pada buah hati dalam kondisi apa pun, apalagi saat kalah dalam satu kompetisi. Karena semua hal tak akan terus berjalan sesuai harapannya.
Dengan ikhlas, anak akan mampu mengakui kemenangan pihak lawannya, sehingga tidak terjadi hal yang tidak-tidak atau bahwa menimbulkan rasa dengki.
4. Menang Bukan Segalanya
Ajarkan pada anak bahwa kemenangan atau hasil akhir bukanlah hal paling penting dalam sebuah kompetisi. Melainkan proses atau bagaimana cara kita mencapainya lah yang paling penting.
Dengan begitu Si Kecil bisa tahu apa yang kurang dan menghargai kerja keras dirinya dalam mencapai tahap tersebut.
5. Anggap Kekalahan sebagai Sebuah Ketidakberuntungan
Ajari Si Kecil bahwa kekalahan itu berarti Si Kecil kurang beruntung saja. Bukan karena kesalahan dirinya atau ia kurang persiapan. Persiapan yang dilakukan sudah cukup, sayangnya mungkin pihak lawan lebih beruntung hingga bisa memperoleh kemenangan.
Itu dia hal-hal penting yang harus diajarkan pada buah hati mengenai sportivitas. Ajarkan hal ini sejak dini, agar ketika dewasa ia mampu memahaminya dengan baik dan sudah tidak kaget saat terjadi.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR