SajianSedap.com - Kasus KDRT kini tengah menjadi sorotan berbagai pihak.
Apalagi setelah mencuatnta kasus KDRT yang dialami oleh Lesti Kejora.
Secara mengejutkan, rumah tangga Lesti Kejora yang baru seumur jagung, harus ternoda dengan aksi kekerasan yang dialkukan oleh suaminya sendiri Rizky Billar.
Bahkan Lesti juga melaporkan Rizky Billar ke pihak kepolisian.
Rizky Billar bahkan pada kahirnya dijadikan tersang.
Namun, Lesti akhirnya mencabut lapiran soal KDRT yang ia alami dari kepolisian.
Keduanya pun akhirnya saling memaafkan dan kembali bersatu.
Meski begitu, banyak orang yang justru kecewa dengan keputusan Lesti.
Pasalnya, kekerasa yang diterima oleh seorang wanita terutama istri dalam rumah tangga tidak main-main.
Bahkan baru-baru ini, heboh kasus pembunuhan oleh seorang suami kepada istri dan anaknya.
Dikutip dari Kompas.com, kasus KDRT yang terjadi di wilayah Jatijajar kota Depok ini mmebuat geger masyarakat.
Seorang pria bernaman Rizky Noviyandi Achmad (31) tega membantai anggota keluarganya di kediamannya, RT 003 RW 008 Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok pada Selasa (1/11/2022).
Akibatnya, seorang anak perempuan meninggal dan istrinya mengalami luka-luka yang cukup serius.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan berdasarkan keterangan saksi, pembunuhan itu diawali pertikaian.
Saat saksi yang tinggal di rumah itu menelusuri sumber suara, dia melihat pelaku tengah menyerang anak dan istrinya secara membabi buta menggunakan parang.
"Awalnya saksi yang ada di lantai dua rumah ini mendengar suara teriakan dari korban, kemudian saksi turun ke bawah menolong korban. Namun, karena pelaku saat itu sedang membabi buta, jadi saksi tidak berani turun," ujar Yogen.
Saksi baru menolong korban usai pelaku sudah tak berada di dalam rumah. Korban dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan pemeriksaan terbaru, Rizky mengaku kesal karena istrinya yang berinisial NI (31) menanyakan masalah utang di bank pada Selasa (1/11/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.
Rizky dan NI kemudian cekcok.
Pelaku dan istrinya memang sering cekcok karena pelaku sering pulang pagi.
Sang istri juga meminta cerai.
Setelah cekcok itu, pelaku keluar mencari makan dan melaksanakan shalat subuh di masjid.
Sepulang dari masjid, pelaku melihat istrinya sedang mengemas barang-barang untuk bergegas pergi ke rumah pamannya.
"Selesai shalat subuh (pelaku) kembali ke rumah dan melihat istrinya sedang berkemas dan anaknya sudah rapi menggunakan seragam sekolah," ujar Yogen.
Amarah pelaku kemudian memuncak. Dia mengambil senjata tajam lalu membacok istri dan anak sulungnya.
Anak sulungnya, KPC (11), mengalami luka bacokan di sekujur tubuh dan meninggal karena kehabisan darah, sedangkan istrinya kritis.
Prakits kasus ini membuat masyarak mulai sadar akan kasus KDRT yang kini semakin marak.
Sebagian besar kasus memang terjadi lantaran suami atau pria memiliki sifat yang tempramen.
Pasalnya kemarhan terkadang memicu tindakan brutal.
Bahkan tindakan ini terkadang tidak disadari oleh palku hingga akhirnya menyesal.
Nah menjawab dasar masalah ini, Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Novita Tandry mengungkapkan tanda-tanda seseorang dengan perilaku tersebut dikutip dati Tribunnews.
Secara umum, pelaku KDRT lebih didominasi oleh kaum pria, misalnya punya sifat egois yang tinggi sekali.
"Harusnya sudah bisa dikenali sejak awal. Mereka (pelaku) egoisnya tinggi sekali. '
Mereka selalu ingin diperhatikan, yang penting mereka harus diperhatikan, orang lain tidak digubris," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/9/2022).
Kemudian, tampilan luar terlihat sangat berbeda.
Ia sering menampilkan citra yang sangat baik di media sosial.
Kondisi ini berbeda jika bersama pasangan.
"Kadang pelaku kekerasan kita gak nyaka, justru di luar keluarga dikenal orang yamg keren justru kita akan mempertanyakan 'kok bisa dia jadi pelaku?' Sehari-hari sopan, baik, ramah, punya etika. Jadi dia menyembunyikan perilaku buruknya," terang dia.
Kemudian, manipulatif.
"Cirinya memanipulasi keadaan, dia yang salah tapi sebisa mungkin pasangan yang salah. Dan akhirnya pasangan bertanya-tanya kenapa jadi 'saya yang salah'," ujar Novita.
Sering mengancam saat sedang tidak sepaham dengan pasangan dan sangat mendominasi.
"Menganggap korban atau pasangan ini sebagai benda, properti tidak dianggap pasangan teman. Manipulatif sekali terlihat baik," terangnya.
Lebih jauh Novita mengungkapkan, saat menjadi korban KDRT langkah awal yang harus dilakukan adalah segera meminta pertolongan orang lain, misalnya pergi ke psikolog atau melaporkan pelaku ke pihak yang berwajib.
Baca Juga: Tanpa Dicicip, Ciri-ciri Durian yang Manis dan Enak, Bisa Lihat 2 Bagian Ini
Source | : | tribunnews,Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR