Menurut jurnal tersebut ia memuntahkan banyak cairan bening dan tiba-tiba menjadi tidak responsif.
Dokter mencoba menstabilkan kondisi dengan memberi cairan saline (garam dan air) serta oksigen. Sayangnya, ia tak pernah bangun dan otaknya dinyatakan mati, 19 jam setelah ia kolaps.
Menurut suaminya, wanita itu minum banyak air dan makan sangat sedikit saat hiking.
Jumlah air yang dikonsumsinya selama jalan lintas alam itu menyebabkan garam vital, mineral, dan elektrolit di tubuhnya menipis.
Dokter menyimpulkan ia terkena hiponatremia karena olahraga dengan kadar sodium dan elektrolit lain yang rendah atau terlalu encer dalam darahnya.
Jika elektrolit turun terlalu rendah terlalu cepat seperti kasus itu, maka bisa berakibat fatal, seperti koma dan kematian.
Meski kematian karena kelebihan cairan memang jarang terjadi, tetapi itu bukan hal yang mustahil.
Untuk itu, kita perlu mengatur jumlah air yang kita minum. Selain itu, mengenali tanda keracunan air juga perlu dilakukan. Antara lain:
1. Minum saat tidak haus
2. Urine berwarna bening
3. Sering buang air kecil
Baca Juga: Benarkah Rutin Minum Air Putih Bisa Cerahkan Wajah? Begini Penjelasan Ahli
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR