SajianSedap.com - Pasca menikahi Atta Halilintar, kehidupan Aurel Hermansyah memang terlihat jauh lebih bahagia.
Ia bukan cuma hidup bergelimang harta, tapi juga bergelimang kasih sayang.
Apalagi setelah hadirnya sang putri pertama, Ameena Hanna Nur Atta, yang melengkapi kebahagaiaan Aurel dan Atta.
Pasalnya, lahirnya Ameena melengkapi kebahagiaan Aurel yang memang punya cita-cita menjadi seorang ibu.
Namun tak ada yang tahu kalau sebenarnya, Aurel pernah mengalami baby blues pasca kelahiran Ameena, lo.
Ya, pasti banyak orang yang tak menyangka kalau wanita seperti Aurel yang bahagia, kaya raya dan dipenuhi cinta orang sekitar saja bisa terkena baby blues.
Tapi fakta dari Aurel ini menyadarkan kita kalau baby blues bisa dialami siapa saja, bahkan orang yang terlihat bahagia sekalipun.
Aurel Hermansyah diketahui baru saja melahirkan anak pertama pada 22 Februari 2022.
Dalam satu kesempatan baru-baru ini, Aurel mengaku sempat kesepian bahkan hingga menangis lantaran sang suami, Atta Halilintar harus bekerja.
"Abis melahirkan sempat aku seminggu sampai di rumah, Bang Atta harus kerja dan ke kantor, itu aku nangis di kamar 'kok aku ditinggal'," cerita Aurel Hermansyah saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).
Pasca melahirkan, Aurel menyadari pentingnya sosok suami untuk mendampinginya.
Baca Juga: Waduh! Baju Nyusut Habis Dicuci, Begini Caranya Supaya Bisa Kembali ke Ukuran Normal
Meski disekitarnya banyak orang yang menemaninya namun Aurel ingin selalu berada dekat Youtuber ternama tersebut.
"Itu tanpa kita sadari pas pumping aku sedih 'kok sendiri' padahal ramai. Aku merasa bukan ini yang aku butuhin 'harus ada suami di samping aku," ujarnya.
Sementara itu, Atta mengakui bahwa kehadiran suami sangat berpengaruh saat sang istri melahirkan.
"Mungkin kita punya pengalaman baru nikah awal, gak ada malam pertama gitu, ada tamu lah, seminggu ada tami, tiba-tiba pas honeymoon kemana tiba-tiba jadi hamil dan ,sempat kekeguran," ungkap Atta Halilintar
"Sejak saat itu Aurel gak mood. Nah disitulah aku cona nrnangin dia, siapa tahu dapat yang lebih baik sejak saat itu aku tahu dia lagi senstifi2nya. Alhamduliilah sebulan dikasih lagi (anak) dan disitu dia (aurel) nempel-nempel terus," tuturnya.
Selain Aurel, sebenarnya banyak juga artis Indonesia yang mengalami baby blues, lo.
Raisa adalah salah satunya.
Raisa diketahui melahirkan seorang putri pada Selasa (12/2/2019) dini hari di salah satu rumah sakit di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, penyanyi Raisa Andriana mengaku mengalami baby blues selama beberapa minggu.
Penyanyi berparas ayu itu mengaku bisa menangis secara tiba-tiba, tanpa alasan jelas.
Untungnya masalah baby blues yang dialami Raisa ini tak berlangsung lama dan bisa segera diatasi.
Dilihat dari kasus Aurel dan Raisa, menangis secara tiba-tiba memang jadi ciri utama baby blues yang dialami oleh para ibu.
Melansir dari Healthline, berikut adalah ciri-ciri utama ibu yang mengalami baby blues:
1. Menangis dan sedih hanya karena hal-hal kecil
2. Mengalami perubahan suasana hati yang terlalu cepat, terutama perasaan kesal
3. Tidak merasa terkoneksi dengan bayi
4. Merindukan masa-masa masih bebas bersama teman-teman
5. Terlalu khawatir pada keselamatan dan kesehatan bayi
6. Mengalami insomnia dan merasa lelah berlebihan
7. Sulit berpikir jernih dan susah membuat keputusan
Tapi pertanyaannya, apa sih baby blues itu sendiri?
Baby blues merupakan kondisi perubahan psikologis secara mendadak pada ibu saat hamil dan pasca melahirkan.
Anda akan cenderung merasa sendu, bahagia, sedih, dan tiba-tiba berubah menangis, cemas, gelisah dan kesepian.
Kabar baiknya, kondisi ini hanya akan berlangsung sementara dan tidak berlarut-larut.
Tapi bukan berarti Anda bisa menganggapnya tidak serius.
Ketika kalian mulai merasakan gejala baby blues, Anda harus segera mendapatkan penanganan serius.
Soalnya, ada banyak kasus ibu sampai menyakiti bayi atau dirinya sendiri karena baby blues yang tidak berkesudahan, lo.
Kasus ibu menyakiti bayi pasca melahirkan pernah terjadi di Sulawesi Tenggar pada tahun 2020, lo.
Seorang bayi berusia 4 bulan tewas dibunuh MF (21) ibu kandungnya sendiri di rumahnya di Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, Selasa (25/2/2020) sore.
Haris sang suami, yang bekerja sebagai nelayan ini tidak menyangka, saat pulang dari memancing di laut, ia dikejutkan dengan kabar kematian anak bungsunya yang masih bayi.
Sementara anak pertamanya dirawat di RSUD Buton Tengah.
“Sebelum memancing, saya sempat gendong dan becanda dengan anak saya sampai dia tertawa terbahak-bahak, saya pulang sudah begini, saya rasakan sakit dan menangis,” kata Haris kepada sejumlah media di rumahnya, Rabu (26/2/2020).
Ia diberitahu bila anaknya yang kedua tewas karena dimasukkan ke dalam bak oleh istrinya sendiri, sedangkan anak pertamanya tergeletak di atas tempat tidur dengan penuh darah di bagian lehernya.
Menurut Haris, istrinya kerap marah sendiri dan kambuh seperti depresi pasca-melahirkan.
Ini pernah dialami MF usai melahirkan anak pertamanya.
Saat itu, MF juga mengalami depresi.
“Kalau sudah melahirkan, penyakit ini muncul. Usai melahirkan anak pertama seperti ini lagi, tapi saat itu ada keluarga,” ucap Haris.
MF pun diduga mengalami baby blues syndrome hingga tega membunuh anaknya yang masih berumur 4 bulan itu.
Miris sekali bukan?
Hal ini pun membuka mata kita kalau literasi soal baby blues dan cara penanganannya perlu diketahui sebelum ibu melahirkan.
Soalnya, mengutip artikel Kompas.com 22 September 2019, setelah melahirkan, sekitar 70-80 persen ibu baru mengalami perasaan tak enak dan perubahan suasana hati.
Meskipun baby blues biasanya dirasakan empat atau lima hari setelah melahirkan, ternyata suasana hati yang naik turun bisa dirasakan oleh seorang ibu lebih awal.
Baca Juga: Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Bayi Jadi Kecil saat Lahir? Ini Penjelasan Ahli
Selain itu, baby blues juga masih mengancam para ibu sampai 1000 hari pasca kelahiran, lo.
Karena itu, penting banget mengetahui trik mengatasi baby blues sebelum berubah menjadi depresi.
Nah, salah satu faktor utama untuk mencegah terjadinya baby blues adalah dukungan dari suami, lo.
Soalnya, menurut Monica Sulistiawati, M.Psi., Psikolog Klinis, psikolog di Personal Growth, faktor penyebab sindrom baby blues disebabkan oleh diri sendiri maupun lingkungan.
“Kalau dari diri sendiri, sindrom baby blues ini dikarenakan adanya perubahan hormonal dan fisik yang terjadi selama proses kehamilan, dan memuncak setelah melahirkan,” kata Monica saat diwawancarai Nakita pada Jumat (22/7/2022).
Menurut Monica, adanya perbedaan ekspektasi dan kenyataan yang dialami pasca melahirkan juga menjadi penyebab munculnya kekecewaan, stres, bahkan perasaan bersalah yang nantinya bisa memicu sindrom baby blues ini.
“Kemudian kalau dari lingkungan, sindrom baby blues kerap terjadi akibat mom shaming dan tuntutan berlebih dari pihak luar,” tambah Monica.
“Misalnya, tuntutan untuk melahirkan secara normal padahal kondisi ibu tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Atau, tuntutan untuk memberikan ASI secara langsung padahal ada kondisi medis tertentu yang menyebabkan ibu tidak bisa memberikan ASI langsung,” lanjutnya menyampaikan.
Oleh karena itulah, Monica menegaskan, relasi suami istri harus kokoh, sehat, dan mesra.
“Sehingga, suami dapat menjadi suami siaga dan ayah ASI pasca ibu melahirkan,” jelasnya.
“Selain itu, komunikasi suami istri juga terbuka dan hangat,” tambahnya.
Lalu, apa saja yang perlu Ibu lakukan untuk mengatasi baby blues yang dirasakan ini?
1. Mendapatkan bantuan
Melansir dari NHS, setidaknya baby blues berlangsung selama beberapa hari setelah Anda melahirkan.
Setiap ibu melahirkan mengalami rentang waktu baby blues yang berbeda-beda.
Gejalanya bisa saja mulai muncul pada hari kedua atau ketiga setelah melahirkan.
Durasinya berlangsung selama 10 hari, namun ada juga Anda yang mengalaminya hingga 14 hari berturut-turut.
Di masa ini, Anda memang membutuhkan bantuan dari orang-orang sekitar.
Apabila biasanya Anda melakukan kegiatan keseharian seperti mengurus rumah, tak ada salahnya jika Anda meminta bantuan dari orang lain.
Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu diberatkan dengan urusan rutinitas.
Anda bisa akan lebih fokus pada kesehatan dan pemulihan diri sendiri.
Misalnya, tak ada salahnya Anda meminta pasangan untuk mengatur persediaan makanan di rumah.
Minta saudara terdekat yang bersedia untuk dimintai tolong untuk membeli segala macam persediaan.
2. Istirahat yang cukup
Jangan sampai Anda yang baru saja melahirkan kurang mendapatkan istirahat yang cukup.
Salah satu mengapa Anda berhak mendapatkan bantuan untuk mengurus rumah adalah agar Anda bisa mendapatkan banyak waktu istirahat.
Rasa sedih bercampur lelah karena baby blues bisa jadi muncul karena Anda kurang tidur.
Dengan mendapatkan waktu istirahat yang cukup, tentu Anda akan memiliki energi lebih saat sedang terjaga.
Selain itu, kualitas tidur yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan anak membawa suasana hati yang lebih baik.
Tidur merupakan alternatif terbaik bagi Anda yang sedang mengalami baby blues.
3. Mendapatkan dukungan emosional
Saat inilah, dukungan emosional sangat dibutuhkan oleh Anda.
Dukungan emosional ini memang bisa didapat dari diri sendiri dengan memahami keadaan emosional yang saat ini sedang terjadi.
Namun, dukungan emosional dari orang lain juga amat sangat dibutuhkan.
Tak hanya mengganti peran Anda saat mengatur kebutuhan rumah, pasangan juga perlu untuk memberikan dukungan emosional untuk.
Selain itu, ungkapkan perasaan yang saat ini sedang dilalui pada orangtua atau saudara.
Tak ada salahnya juga Anda bergabung ke dalam komunitas yang saling berbagi pengalaman mengenai kehamilan.
Dalam komunitas tersebut, Anda akan mendapatkan dukungan dari Anda yang lain dengan pengalaman yang sama.
Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendirian menghadapi baby blues.
Apa, sih, risiko yang bisa muncul apabila Anda tidak menangani baby blues dengan baik?
Ada dua hal yang bisa muncul apabila baby blues yang Anda alami tidak ditangani dengan baik.
Pertama, mengenai bonding atau keterikatan pada anak.
Melansir dari American College of Obstetricians and Gynecologist, baby blues yang berlangsung lama bisa memengaruhi keterikatan Moms pada anak.
Padahal, keterikatan antara ibu dan anak ini akan sangat penting untuk pertumbuhannya.
Maka dari itu, penanganan segera diperlukan untuk mencegah terganggunya bonding ini.
Kedua, adalah mengenai asupan nutrisi anak selama 1000 hari pertama kehidupan anak.
Di masa ini, anak membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk pertumbuhannya kelak.
Dengan penanganan baby blues yang baik, pemberian nutrisi untuk anak mampu dilakukan secara maksimal.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR