SajianSedap.com - Sebagai orang tua tentu kita ingin anak menjadi pribadi yang baik ya.
Baik kepada orang tua atau pun teman.
Maka itu sebisa mungkin kita memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak.
Namun, sayangnya kelakuan anak pelajar saat ini sering banget bikin geger ya.
Seperti baru-baru ini, publik dibikin geger dengan kelakuan pelajar yang saling adu jotos.
Dilansir dari Kompas.com, dua orang remaja laki-laki yang masih berstatus pelajar terlibat perkelahian di Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Aksi duel baku hantam tersebut terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Video berdurasi sekitar 15 detik itu memperlihatkan dua orang remaja saling pukul, tendang, dan piting.
Perkelahian ini juga disaksikan oleh sejumlah teman pelaku yang dengan sengaja tidak melerai.
Kapolsek Seririt, AKP I Made Swandra menyebutkan, perkelahian itu dipicu masalah ujian di sekolah.
Salah satu pelaku diduga tidak terima karena tidak diberi contekan.
Baca Juga: 5 Ide Resep Bekal Anak Serba Fettuccini, Kreasi Pasta Untuk Sarapan Dan Bekal Dengan Rasa Fantastis
Keduanya kemudian sepakat untuk bertemu dan berkelahi.
"Salah satu dari mereka mau minta jawaban ujian, dan sempat memukul. Sehingga tidak terima dan sepakat untuk berkelahi di TKP setelah pulang sekolah," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (22/11/2022).
Ia menyebutkan, perkelahian tersebut terjadi pada Senin (21/11/2022) di jalan setapak menuju pantai di Banjar Dinas Tegallenge, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.
Setelah video perkelahian itu viral, polisi memanggil kedua pelaku yang masih berumur 16 tahun untuk dimediasi bersama orangtuanya.
Karena masih di bawah umur, polisi hanya memberikan sanksi berupa peringatan tertulis.
"Kedua pelaku sudah mengakui kesalahannya dan saling meminta maaf serta berjanji untuk tidak melakukannya kembali. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam surat pernyataan," jelasnya.
Melihat kelakuan anak sekolah sekarang memang sukses bikin kepala geleng-geleng.
Sebab gimana bisa seorang pelajar melakukan hal yang tak pantas seperti itu.
Padahal sudah disekolahkan oleh orang tua untuk menjadi pribadi yang baik dan berilmu.
Namun, sayangnya malah terungkap juga jika ada kejadian yang lebih parah daripada kasus adu jotos di Buleleng.
Bahkan kasus tersebut sampai memakan korban jiwa.
Baca Juga: 5 Ide Resep Bekal Anak Serba Tim, Mulai Dari Nasi Tim Hingga Udang Ada Disini
Kembali dilansir dari Kompas.com, pada bulan Agustus kemarin ada anak SMP di Jambi yang berkelahi.
Ya, dua orang siswi SMP di Jambi berkelahi di sekolah. Nahas, salah satu di antaranya meninggal dunia.
Korban meninggal dunia bernisial NT (14) siswa kelas 9 dan pelaku adalah teman sekelasnya, SI (14). Kejadian terjadi di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi.
"Korban meninggal setelah terjadi perkelahian dan sempat dibawa ke puskesmas," kata Kapolres Batanghari, M Hasan, Jumat malam (19/8/2022).
Ia mengatakan polisi telah memeriksa 7 orang saksi yang merupakan teman-teman sekelas pelaku dan korban.
Dari keterangan yang didapat saksi, Hasan menerangkan, kedua siswi SMP ini awalnya ribut karena membicarakan perihal cowok.
Dari percakapan itu, kemudian korban mengungkapkan kekesalannya kepada pelaku karena disebut hamil sejak kelas 8. "Perkelahian terjadi di dalam kelas sekitar pukul 07.30 WIB, pada Jumat (19/8/2022)," kata Hasan.
Sebagai orang tua kita pasti bertanya-tanya gimana bisa seorang anak sekolah yang notabennya mendapat pendidikan melakukan hal tersebut.
Padahal selama ini di depan kita, anak kita berperilaku baik.
Nah, terungkap jika ternyata ada penyebab anak melakukan perilaku buruk loh.
Dilansir dari Tribunnews.com, sejak anak masih bayi rupanya anak memiliki sifat agresif loh.
Diketahui pada satu masa di awal usia balita, anak bisa punya kebiasaan suka memukul. Sifat agresif itu mencapai puncaknya saat balita berusia 2,5 tahun, kemudian mereda.
Menurut teori, balita berusia 4 tahun lebih bisa dikendalikan dibanding balita usia 2 tahun, dan anak berusia 6 tahun berperilaku lebih baik dibanding rata-rata anak usia 4 tahun.
Namun pada kenyataannya ada anak-anak yang berperilaku sulit diatur.
Menurut Michael Lorber, peneliti yang melakukan riset ini, ada sebagian anak yang tetap berperilaku agresif sampai ia berusia 6 tahun.
"Anak yang masih bersikap agresif di usia TK atau kelas I sekolah dasar berpotensi besar membawa sikap itu sampai besar," kata Lorber.
Padahal, literatur menyatakan anak yang agresif, seperti suka memukul atau melempar benda saat tantrum, cenderung bermasalah di sekolah, beresiko tinggi depresi, bahkan suka melakukan kekerasan pada pasangannya kelak.
Lalu bagaimana kalau anak kita sudah terlanjur jadi anak yang tempramental?
Pasti banyak orang tua yang merasa bingung juga menghadapi anak yang tempramental.
Tak jarang kita juga jadi ikutan emosi karena kelukuan sang anak ya.
Waduh kalau bisa jangan sampai hal tersebut terjadi sebab malah bisa membuat kondisi anak semakin parah.
Nah, jika Anda memiliki anak yang tempramental Anda bisa melakukan cara jitu ini.
Dilansir dari Kompas.com, Anda yang punya anak tempramen bisa melakukan pola asuh seperti ini.
Cari pengetahuan lebih banyak
Anda harus memahami dan menerima ketika anak Anda mulai tempramen. Selain itu, sebagai orang tua, Anda harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai perilaku dan menghadapi temperamen anak.
Dr. Goldstein mengatakan bahwa orangtua harus aktif mencari dan menambah informasi mengenai dunia anak. Sebab, setiap anak berbeda, maka cara menanganinya pun tidak sama.
Pola pikir Anda
Untuk mendidik anak menjadi lebih baik, sebagai orangtua pun harus memilki pola pikir yang juga baik.
Bijaksana
Orangtua harus menyadari, terkadang banyak hal yang tak dipaksakan untuk anaknya.
Jadi, berilah si kecil sedikit ruang untuk kreativitasnya dalam mencoba hal-hal baru. Namun, Anda tetap masih mengawasi. Terkadang prosesnya juga tidaklah sebentar, membutuhkan waktu yang lama. "Beberapa anak membutuhkan waktu lama untuk merasa nyaman dan percaya diri dalam membuat kesalahan dan belajar dari pengalaman negatif," tambah Dr.Goldstein.
Orangtua harus bekerjasama
Anda bersama pasangan harus bisa bekerja sama dalam hal mendidik anak. Sebab, sifat dan karakter seorang anak, pasti akan terlihat dari apa yang orangtua lakukan kepada mereka.
Baca Juga: 5 Ide Resep Bekal Anak Serba Orek Tahu Sedap Dan Praktis yang Bersahabat Di Kantong
Hubungan ayah dan ibu yang harmonis akan berpengaruh signifikan pada emosional dan temperamen anak.
Nah jika memang anak Anda tempramental jangan dibiarkan begitu saja.
Sebab kalau anak tempramental dibiarkan saja bisa berakibat fatal.
Ya, ternyata anak yang mudah marah bisa memberikan dampak buruk pada tubuh mereka loh.
Dilansir dari Mayo Clinic, ketika seseorang marah selepas merespons situasi negatif, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin.
Setelah itu, otot-otot tubuh bakal menegang, detak jantung meningkat, dan tekanan darah melonjak.
Dikutip dari MedicineNet, ada banyak cara mengekspresikan rasa marah, di antaranya:
- Diam, menarik diri, atau mengabaikan biang kemarahan
- Berteriak, mengumpat, menggertak, bicara kasar, atau mengancam
- Memukul orang lain, melempar benda, atau merusak benda di sekitarnya
- Menyakiti diri sendiri
Baca Juga: 5 Ide Resep Bekal Anak Serba Gulai Ayam Enak Ini Bakal Meninggalkan Kesan yang Istimewa
Respons marah setiap orang memang bisa berbeda-beda.
Namun, setiap kemarahan bisa jadi masalah apabila tidak dikelola dengan cara yang sehat.
Nah, jika anak Anda suka memukul ketika marah baiknya langsung konsultasikan ke ahli agar gak berujung seperti kejadian adu jotos antar pelajar yang terjadi di Buleleng ya.
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR