SajianSedap.com - Banyak orang salah kaprah.
Dikiranya kita harus selalu menggoreng dengan minyak yang sudah panas.
Katanya, kalau minyak kurang panas, yang ada makanan malah menyerap minyak.
Tapi ternyata gak selalu begitu, lo.
Buktinya saja ada banyak makanan yang baiknya digoreng dengan menggunakan minyak dingin.
Beneran ada?
Semuanya akan dibahas lengkap di artikel di bawah ini.
Jadi, kalau kita pernah gagal dalam membuat suatu masakan, bisa jadi itu karena kita kurang tepat waktu memasukkan bahan makanan ke dalam minyak.
Agar tidak salah lagi, yuk, kita cari tahu kapan kita harus menggunakan minyak dingin atau minyak panas.
Minyak dingin yang dimaksud di sini adalah minyak yang belum panas meski api sudah menyala.
Jadi, letakan wajan berisi minyak di kompor, nyalakan api, lalu segera masukkan bahan makanan.
Lo, memangnya makanan tidak akan menyerap minyak?
Jawabannya adalah tidak, kalau kita menggunakan minyak dingin pada makanan yang tepat.
Menggoreng dengan minyak dingin ini hanya diperuntukan untuk beberapa makanan yang permukaannya keras sehingga tidak banyak menyerap minyak.
Selain itu, memasukkan bahan makanan saat minyak dingin lebih sering dilakukan agar makanan tidak pecah karena langsung terkena minyak panas.
Makanan yang menggunakan minyak dingin lebih sering berupa camilan bertekstur keras.
Misalnya telur gabus, akar kelapa, atau onde-onde.
Selain itu, menggoreng kacang tanah juga memerlukan minyak yang masih dingin.
Kalau dimasukkan pada minyak panas, kacang akan segera menyokelat padahal belum matang dalamnya.
Nah, kalau penggunaan minyak panas ini lebih sering kita gunakan.
Kuncinya, minyak panas digunakan untuk masakan yang tidak akan dimasak terlalu lama.
Misalnya ikan goreng.
Ikan goreng harus menggunakan minyak panas agar memasaknya tidak butuh terlalu lama.
Jadinya, permukaannya krispi, namun bagian dalamnya tetap lembut.
Begitu juga dengan tahu cokelat atau kentang.
Keduanya harus digoreng menggunakan minyak panas karena biasanya hanya perlu digorengsampai berkulit, saja.
Selain itu, kadang orang juga suka menggoreng roti tawar.
Misalnya, membuat roti dengan aneka isian atau membuat risoles dengan roti tawar.
Nah, yang satu ini sudah pasti harus dimasukkan ke dalam minyak panas karena roti tawar sangat mudah menyerap minyak.
Cukup goreng sebentar saja dan segera angkat begitu roti tawar telah menyokelat.
Untuk makanan ringan, pastel adalah salah satu contoh makanan yang harus menggunakan minyak panas.
Tapi setelah minyak panas, api kemudian dimatikan dan baru digunakan untuk menggoreng pastel agar kulitnya berbintil-bintil.
Cara mengecek minyak panas yang paling mudah adalah dengan menggunakan alat dapur yang terbuat dari kayu, misalnya spatula atau sumpit.
Celupkan ke dalam minyak, kalau sudah membentuk gelembung, tandanya minyak sudah cukup panas.
Nah, sudah tahu kan, kapan harus menggunakan minyak dingin atau panas?
Jadi kini kita tidak akan salah lagi dalam memasak.
Jangan sampai lupa, ya!
Umumnya setelah meminum kopi, ampasnya akan dibuang begitu saja saat gelas dicuci.
Tapi tahu tidak bahwa ampas kopi yang selama ini dibuang ternyata bisa dimanfaatkan untuk menjernihkan minyak jelanta loh.
Seperti yang diketahui bahwa ketika minyak yang sudah dipakai beberapa kali akan terlihat kotor.
Baik karena sisa makanan yang baru saja digoreng atau warnanya yang mulai berubah.
Rupanya untuk mengatasi ini, minyak jelantah bisa kembali menjadi jernih dengan menggunakan ampas kopi loh.
Dan ternyata cara menjernihkan minyak jelantah menggunakan ampas kopi ini ditemukan oleh anak sekolahan loh.
Untuk membuat minyak jelantah kembali menjadi jernih, kita cukup siapkan minyak bekas dan ampas kopi saja.
Kalau sudah disapkan, jemurlah ampas kopi di bawah terik matahari selama 2 hari.
Kemudian untuk memastikan ampas kopi benar-benar kering, masukkanlah ke oven.
Ampas kopi kering tersebut akan berperan sebagai karbon aktif.
Kalau ampas kopi sudah benar-benar kering, masukkanlah ke dalam minyak jelantah kemudian panaskanlah.
Aduk terus selama 20 menit dan minyak jelantah perlahan akan menjadi lebih jernih.
Kemudian matikanlah kompor dan diamkan selama 30 menit hingga minyak dingin.
Setelahnya, saringlah minyak tersebut dan minyak jelantah sudah kembali menjadi jernih.
Perlu diketahui bahwa untuk 200 ml minyak jelantah, membutuhkan 5-6 sendok ampas kopi kering.
Cara ini ditemukan oleh siswi madrasa tsanawiyah Nahdlatul Ulaa Trete Gresik, Saviola Dinda Rizki Pratiwi dan Citra Nur Ma'rifah.
Baca Juga: Malu Dilihat Teman, Tumit Pecah-pecah Bisa Mulus Hanya dengan Gunakan Minyak Kelapa, Begini Caranya
Keduanya berawal dari melihat banyaknya ampas kopi yang dibuang begitu saja hngga membuat saluran air mampet.
Dinda menyampaikan idenya kepada Citra. Mereka sepakat berkonsultasi dengan salah satu guru di sekolahnya. Kebetulan, lomba karya ilmiah remaja tingkat nasional untuk SMP/MTs yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan IPA Universitas Negeri Surabaya akan digelar.
"Setelah kami lakukan eksperimen uji coba dengan dibantu Pak Faiq sebagai guru pembimbing, Alhamdulillah kami bisa membuktikan ampas serbuk kopi ini memang bisa untuk menjernihkan Kepala MTs NU Trate Gresik Nduk Muslikhah menilai, inovasi siswanya ini bisa membantu pedagang kecil seperti penjual gorengan.
"Karena kalau saya lihat itu kan mereka banyak menggoreng pakai jelantah hitam-hitam begitu. Saya yakin dengan ini, minyak goreng atau jelantah yang digunakan akan lebih jernih," kata Nduk.
Nduk sadar inovasi yang dibuat anak didiknya butuh penelitian lebih lanjut untuk menjadi sempurna.
Namun, Nduk mengapresiasi kreativitas siswanya yang bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Bisa jadi masukan buat para pemilik warung kopi juga, dalam memanfaatkan ampas serbuk kopi yang kerap dibuang begitu saja. Untuk membantu penjual gorengan supaya minyaknya lebih jernih," kata Nduk.
Karya dari siswi MTs NU Trate Gresik ini sempat dilombakan dalam agenda Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional untuk SMP/MTs yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan IPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Karya mereka dinobatkan sebagai juara pertama.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR