“Dahulu, suhu panas berguna karena mempercepat proses pembersihan saat detergen dan mesin cuci kurang efisien,” terangnya dilansir dari Apartment Therapy seperti dikutip dari Kompas.com.
Untuk memahami lebih lanjut, ada interaksi antara air dan detergen yang perlu dipahami.
Air panas memiliki lebih banyak energi kinetik daripada air dingin.
Artinya, molekul di dalam air bergerak lebih cepat.
Saat molekul berinteraksi dengan surfaktan dalam detergen klasik, semakin besar energi yang dimiliki.
Artinya, air panas dapat mengagitasi surfaktan lebih cepat.
Surfaktan adalah molekul yang mencengkeram kotoran serta memindahkan dan menjauhkan kotoran dari pakaian.
Jadi, noda bisa lebih cepat menghilang.
Saat mencuci pakaian masih dilakukan secara manual alis menggunakan tangan, penambahan air mendidih membuat tugas berat dan memakan waktu ini menjadi lebih mudah serta enteng.
Ketika mesin cuci elektrik diperkenalkan pertama kali pada awal 1900-an, air panas diperlukan untuk mengaktifkan detergen yang belum sempurna.
Baca Juga: Trik Cuci Baju Hitam Supaya Tidak Pudar Warnanya, Ternyata Pakai Sabun Cuci Piring, Begini Caranya
KOMENTAR