SajianSedap.com - Siapa yang suka makan pepaya?
Pepaya sendiri jadi buah andalan kalau sedang ada masalah pencernaan.
Selain harganya yang murah, mendapatkan buah dengan kulit hijau ini bukan hal sulit.
Ditambah lagi pepaya juga mudah diolah menjadi beragam hidangan yang nikmat.
Hanya saja, ada beberapa orang yang ternyata dilarang mengonsumsi buah ini.
Karena bukan sehat, malah justru membahayakan nyawanya.
Maka dari itu, jangan lagi beli kalau ada orang dengan kondisi ini di rumah.
Diketahui bahwa pepaya mengandung vitamin C & A yang sangat baik, folat magnesium, tembaga, asam pantotenat serta serat yang bagus untuk pencernaan, seperti yang dilansir dari Livestrong.
Buah oren ini juga mengandung vitamin B, alfa dan beta-karoten, lutein dan zeaxanthin, vitamin E, kalsium, kalium, vitamin K, dan lycopene, antioksidan kuat yang paling sering dikaitkan dengan tomat.
Sehingga tidak heran jika pepaya dapat mencegah berbagai penyakit.
Sayangnya, bagi orang yang mempunyai alergi terhadap lateks tidak diperkenankan untuk mengonsumsi buah ini.
Baca Juga: Resep Jus Pepaya Tomat, Minuman Sehat yang Mampu Bikin Tenggorokan Segar Seketika!
Lateks merupakan getah susu yang diproduksi oleh beberapa tanaman, salah satunya yang terdapat pada pohon pepaya.
Tanaman biasanya melepaskan lateks setelah mereka 'terluka', dengan cara yang sama seperti manusia berdarah setelah cedera.
Tanaman menggunakan lateks sebagai pertahanan terhadap serangga.
Selain nutrisi di atas, pepaya juga mengandung enzim yang disebut chitanases.
Enzim ini dapat menyebabkan reaksi silang antara lateks dan makanan yang mengandungnya.
Singkatnya, sistem kekebalan tubuh merespons makanan, menghasilkan gejala alergi yang sama seperti yang akan terjadi dengan paparan lateks.
Reaksi silang tidak sama untuk semua orang.
Sementara beberapa orang bereaksi terhadap semua makanan yang diketahui menyebabkan reaksi silang, yang lain mungkin tidak.
Beberapa buah yang memungkinkan seseorang terkena alergi antara lain, stroberi, nanas, pir, nektarin, ceri, markisa, pepaya, melon, anggur, buah ara, prem, persik, kiwi, pisang, dan apel.
Ada beberapa jenis alergi terhadap lateks.
Ini adalah bentuk alergi serius dan langka yang menyebabkan reaksi langsung yang parah yang dapat mengancam jiwa.
Baca Juga: Ibu-ibu Bisa Buat Masker Anti Kerutan di Wajah dengan Minyak Kelapa dan Pepaya, Begini Cara Buatnya
Beberapa orang dengan hipersensitivitas lateks tipe 1 mungkin juga bereaksi dengan cara yang mirip dengan sengatan lebah.
Tidak hanya bersentuhan langsung dengan lateks, orang-orang yang sangat alergi terhadap lateks dapat bereaksi terhadap pakaian, sepatu, dan hal-hal lain yang mengandung lateks karet alam (karet gelang, sarung tangan karet, dll).
Orang dengan dermatitis kontak alergi memiliki reaksi kulit yang tertunda dan ruam setelah kontak dengan lateks.
Dermatitis kontak alergi disebabkan oleh aditif dan bahan kimia yang digunakan untuk memproses karet.
Ini adalah jenis reaksi yang paling umum dan juga yang paling ringan. Ini menyebabkan area kering, gatal, dan teriritasi pada kulit.
Biasanya reaksi setelah bersentuhan dengan lateks ini adalah lesi kulit yang terbakar dan bersisik.
Untuk mengobati reaksi alergi ini, dokter akan memberi antihistamin, adrenalin, dan steroid.
Cara paling efektif untuk mengobati alergi jenis ini adalah dengan menghindari produk yang mengandung lateks.
Baca Juga: Resep Tumis Daun Pepaya, Menu Akhir Bulan yang Rasanya Kelewat Sedap
KOMENTAR