Sajiansedap.com - Upaya mendorong roda ekonomi dan menjaga kelestarian alam tak bisa dilakukan melalui praktik bisnis konvensional. Akselerasi pertumbuhan ekonomi pasca perlambatan akibat Covid-19 dan bencana alam di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah membutuhkan keterlibatan dan kolaborasi berbagai pihak.
Pemerintah Kabupaten Sigi sadar betul, guna mencapai semua target ini, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendirian. Maka, Festival Lestari 5 diselenggarakan sebagai upaya kolaborasi multipihak dalam rangka membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta mengatakan, “Festival ini ibarat sebuah perayaan bersama untuk mengenal lebih dalam potensi alam, budaya dan masyarakat Sulawesi dalam mencerminkan harapan bagi Kabupaten Sigi dan kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Tengah Tengah. Sekaligus ajang tukar belajar inovasi pembangunan dan bisnis berbasis alam di antara kabupaten anggota LTKL dan para jejaring mitra yang sejalan dengan prinsip pembangunan hijau," papar Irwan dalam konferensi pers bersama media massa di Jakarta, Kamis (8/6).
Irwan menambahkan, dengan memperkenalkan kekayaan potensi alam dan budaya ini, Festival Lestari dapat membuka peluang terciptanya investasi lestari yang mengedepankan aspek perlindungan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga, roda ekonomi dapat berputar sekaligus memastikan alam tetap terjaga.
Baca Juga: Resep Jalangkote Khas Makassar Ini Bikin Pengen Ngemil Terus!
AGENDA TAHUNAN FESTIVAL LESTARI
Festival Lestari adalah agenda tahunan yang digelar oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), kaukus pembangunan lestari di bawah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan ini dan mengusung tema ‘Tumbuh Lebih Baik’, agar dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan ini.
Festival dapat menjadi salah satu strategi efektif sekaligus nyawa yang dapat menghidupkan ekosistem pariwisata, ekonomi kreatif, dan industri kecil menengah di Kabupaten Sigi. Melalui festival ini, kolaborasi multipihak tercipta dan memperkenalkan kearifan lokal, budaya, potensi alam, hingga komoditas lokal yang dapat menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.
Irwan mengatakan, sejak 2020 Kabupaten Sigi sudah mulai bereksperimen melalui berbagai cara inovatif termasuk hilirisasi basis alam yang dikembangkan secara kolaboratif bersama mitra dan orang-orang muda daerah sebagai penggerak utama.
Tujuan pembangunan lestari ini bukan tanpa sebab, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Cagar Biosfer Lore Lindu, salah satu dari 19 cagar biosfer di Indonesia. Luas cagar ini mencapai 1,6 juta hektar. Peran dan fungsi cagar ini sangat strategis, sehingga membutuhkan model pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, Festival Lestari juga menghadirkan Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam untuk membuka peluang kerjasama, dan kolaborasi multipihak untuk mendukung implementasi pembangunan lestari di Indonesia.
“Kami melihat potensi inovasi basis alam sebagai jangkar bagi pendekatan pengelolaan kawasan yang lebih lestari bagi Sulawesi Tengah, Indonesia, bahkan dunia. Jika kita bergotong royong, model ini bisa dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Restoratif dalam konteks cagar biosfer yang membuktikan, di dalam kawasan ini lingkungan bisa dijaga secara konsisten dan masyarakatnya betul-betul sejahtera," imbuh Irwan.
Baca Juga: Resep Es Pisang Ijo, Minuman Segar Nan Legendaris yang Tampil Cantik Banget!
Penulis | : | Intan Yusan S |
Editor | : | Intan Yusan S |
KOMENTAR