Istilah "balap" dalam bahasa Jawa berarti cepat atau cepat-capat.
Pemberian nama "lontong balap" ini kemudian terus melekat dan menjadi ciri khas dari makanan ini.
Meskipun asal-usulnya terkait dengan kecepatan penjualan pedagang dan kegiatan balap kuda, seiring berjalannya waktu, hubungan dengan balap kuda mungkin telah memudar, dan sekarang nama tersebut lebih merujuk pada proses penjualannya yang cepat.
Lontong Balap sendiri merupakan makanan yang lezat dan populer di Surabaya dan daerah sekitarnya.
Makanan ini terdiri dari lontong (nasi ketan yang dibungkus dalam daun pisang dan direbus), tahu goreng (tahu yang digoreng hingga renyah), lentho (semacam kerupuk dari udang atau ikan), suwiran ayam (potongan daging ayam suwir), dan kuah kacang yang gurih.
Semua komponen ini disajikan bersama dalam satu hidangan yang lezat dan kaya rasa.
Berikut beberapa gerai lontong balap yang bisa Sase lovers nikmati saat berkunjung ke Surabaya.
Salah satu penjual lontong balap yang sudah cukup melegenda yaitu Lontong Balap Pak Gendut yang berada di Jalan Dr Moestopo.
Usaha turun temurun milik (alm.) Pak Gendut ini kini diteruskan oleh sang putra, Aris Taufik Susanto, generasi ketiga dari bisnis keluarga ini.
Lontong Balap Pak Gendut banyak diminati berbagai kalangan karena keunikan lontong balapnya terletak pada kuahnya yang selalu dalam keadaan panas lantaran ditaruh di dalam kuali tanah liat yang diletakkan di atas anglo yang menyala dengan api kecil.
Panas arang yang tak membuat kuah terlalu mendidih ini membuat taoge sebagai topingnya jadi terasa gurih dan renyah.
KOMENTAR