“Bumbunya masih kami ulek, wadahnya juga masih pakai tanah liat. Untuk memanaskan kuahnya, masih menggunakan serbuk kayu,” papar Miranto.
Komposisi lontong balap di sini berisi lontong, tahu, dan lentho dengan siraman taoge berkuah gurih.
“Sejak dulu kami hanya mengandalkan kuah dengan bumbu rempah, tidak pakai kaldu udang apalagi campuran daging,” terang Miranto.
Taogenya pun istimewa karena hanya menggunakan taoge khusus berkualitas super yang warnanya putih bersih, bebas dari kulit hijaunya.
Dalam sehari, Miranto membutuhkan sekitar 50-60 kilogram taoge untuk lontong balap yang legendaris.
Seporsi lontong balap Rajawali dibanderol Rp 13 ribu.
Jika di tempat lain daun brambang (bawang merah goreng) dan seledri ditaburkan di atas taoge, namun di sini justru kedua bahan tadi dimasukkan ke dalam kuah yang dicampur taoge.
“Sejak dulu, ya, begitu penyajiannya. Jadi kalau ada yang enggak suka seledri dan minta dipisah, kami tidak bisa layani.,” terang Miranto.
Buka setiap hari sejak pukul 06.00 hingga 17.00, kedai lontong balap Miranto selalu tampak ramai.
Lontong Balap Rajawali
Jalan Krembangan Timur32A (depan SPBU Rajawali), Surabaya
Telp: 0813 3032 8300
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
KOMENTAR