Ira memaparkan, orang Betawi saat itu merasa iri dengan Belanda yang memiliki minuman penghangat tubuh.
Akhirnya, orang-orang Betawi pun mencoba untuk menciptakan minuman khas dengan efek menghangatkan tetapi yang tidak memabukkan.
Pasalnya sebagian besar orang Betawi beragama Islam dan tentunya dilarang memimun minuman beralkohol.
"Karena kan kebanyakan orang Betawi itu muslim. Makanya dicari minuman yang efeknya menghangatkan, tapi tidak memabukkan," kata Ira.
Sejak itu, terciptalah bir pletok yang dibuat dari aneka rempah, seperti jahe, serai, kayu manis, dan kayu secang yang direbus dengan gula merah.
Warnanya merah dengan rasa rempah yang khas dan manis.
Ada dua versi kenapa nama bir pletok digunakan.
Versi pertama, konon saat pembuatan bir pletok ada proses mengocok bir dalam wadah.
Proses tersebut menghasilkan suara kocokan yang terdengar “pletok”.
"Tapi, ada juga yang bilang kalau dulu orang Belanda buka wine itu bunyinya ‘pletok’. Nah, diambil namanya dari situ."
"Ini bir halalnya orang Betawi. Enak diminum dingin, begitu pun kalau diminum hangat. Efeknya bikin hangat di tubuh,” tutup Ira.
Baca Juga: Sejak Kecil Selalu Dimakan, Nama Jajanan Khas Indonesia Ini Ternyata Singkatan! Ada yang Sudah Tahu?
Source | : | kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR